Comeback°6
Omegattt, couple gue bikin melelehhhh @prilly_sa @Alionard
semoga nggak ada yang panass!
#bikingagaljantung
#Keselekkuaci
#bts
#friendlifegoals
Sebuah postingan di Instagram yang di Tag ke akun Instagramnya dan dimention kepadanya membuat Prilly tersenyum kecut. Photo saat dia menyuapkan pie susu pada Ali. Ternyata ada yang sempat candid saat ia menyuapi Ali tadi. Tak lama photo mereka tersebut memenuhi eksplore. Sudah tak aneh baginya. Bahkan setelahnya akan terjadi perang antar penggemar. Maklum saja, seserasinya 'pasangan selebritis', pasti ada yang suka dan ada yang tak suka. Dan mungkin setiap penggemar artis tidak jauh-jauh beda-lah seperti mereka. Hanya saja ada yang terkesan berlebihan dan terkadang membuat risih.
Penggemar adalah tolak ukur keberhasilan seorang artis. Tanpa dukungan penggemar, sebetulnya apalah artinya artis? Tapi bukan berarti penggemar harus masuk kedalam daerah pribadi artis yang harusnya hanya dirinya sendiri yang tahu. Penggemar juga tak punya hak untuk menentukan idolanya seperti apa. Penggemar harusnya lebih fokus mendukung karyanya, bukan fokus mendukung bersama siapa mereka menuju KUA.
cocokkkkk
Semangat shooting kaliannn, jangan lupa bahagiaaa
aku lebih setuju kalau Prilly sama Amin, Amin lebih gentle
Jangan salah pilih Prilll
Ngarep banget ni cewek sana Ali, pake nyuapin segala lagi
Sepet lihat eksplore hari ini
pasukan halu berkibar
Ya Tuhan, komentar komentarnya bikin sakit mata tapi sedikit menggelitik.
"Type penggemar lo banyakan yang berisik!"
"Itu oknum, kak!"
"Oknum yang ribet!"
"Sebetulnya karna mereka ribet jadinya gue makin eksis, tapi emang lama-lama risih juga, mereka nggak bisa lihat gue agak deket sama cowok, pikirannya langsung ada apa-apa, trus ribut!"
"Ya udah nggak usah posting aneh-aneh, noh kayak Ali, jarang posting, posting promosi kerjaan aja!"
Prily memandang Ali yang sedang take sendirian ditepi pantai melakukan adegan berselancar. Ia sekarang sedang diberi pengarahan Om Fang dan instruktur selancar. Sementara Prily akan masuk ke adegan itu di take berikutnya.
Bicara tentang pasifnya Ali didunia persosmetan kecuali ada yang penting, promote projek misalnya, Prily mengakui ia dan Ali berbeda cara menggunakan sosmed. Lagian juga Ali tidak menerima endorse seperti Prily. Jadi semakin jaranglah ia muncul kecuali munculnya dipostingan teman-temannya.
"Sosmed guekan sosial diary kak, kayak buku harian berbentuk elektronik, semuakan sebenarnya soal kerjaan, gue nggak pernah disitu bilang gue pacaran atau punya hubungan sama siapapun!"
"Tapi postingan lo mancing, Pril!" Tara mengingatkan.
"Fans jaman now kak, nggak bisa mencerna apa yang gue posting, mereka tu nggak tahu apa-apa, tahunya disosmed doang, padahal waktu gue yang nggak tertangkap kamera tu lebih banyak daripada yang gue posting!" Prily membela diri.
"Kayak waktu lo bersama Ali yang nggak tertangkap kamera?"
"Ck! Lo jangan riweh sih kak, udah kayak fans jaman now ajaaa, baperannnn!"
Tara tergelak. Jadi manager artis yang satu ini memang susah-susah gampang. Anaknya sebenarnya nggak macem-macem, cuma memang dia sangat ekspresif nggak bisa ditahan-tahan. Menurutnya hak dia mau posting apapun dimedia sosial. Ia tak bisa berharap penggemar ataupun netizen bersangka baik jika ia posting. Apalagi posting dengan sesama artis yang berlawan jenis dan se-projek. Tapi ia sudah menyiapkan dirinya dengan segala resiko yang akan ia terima setelah posting.
"Kerennnn....." Tara memandang dari kejauhan saat Ali keluar dari bawah ombak dan berdiri menyeimbangkan tubuhnya diatas papan selancar.
"Wuwwwww....!"
"Yeayyyyyyy!"
Teriakan crew menyemangati dan memberikan uplause membuat Ali mengangkat kedua tangan yang menggenggam bangga atas keberhasilannya menaklukkan ombak.
Prily jadi teringat skenario yang baru dibacanya, dan akan ia lakukan setelah take Ali berselancar berakhir.
Menaklukkan ombak lebih mudah daripada menaklukkanmu...
Berarti aku lebih hebat dari ombak dong?
Ya karna kamu beda
Apa bedanya?
Ombak itu adanya dipantai, kalau kamu dihatikuu
Idihh, receh banget sih kamuuu...
Skenario dalam film yang shootingnya sedang mereka jalani saat ini membuat mereka dejavu ke masa lalu. Agak mirip dengan real life meskipun dengan latar belakang konflik yang berbeda. Namanya juga cerita adalah sebuah imajinasi dari penulisnya. Tentu apa isi otak dari penulis adalah murni khayalan dan mungkin saja pernah ada yang mengalami meskipun tak sepenuhnya sama.
Makanya setiap tayangan ditelevisi berupa sebuah drama biasanya dicantumkan diakhir cerita "cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama dan tempat terjadinya peristiwa, hanyalah kebetulan semata".
"Yakin lo nggak mau balikan sama die?" Tara mengerling lucu.
"Apa sih kak Tara ini, pertanyaannya?"
"Udah bunga keberapa yang dibuang?" Tara tergelak melihat Prily melotot.
Teringat bunga yang dikirimkan Ali terakhir kali saat mengajak balikan. Sakit hatinya dengan pesan yang dikirimkan mamanya Ali pada mamanya sebenarnya tak seberapa. Tapi sebabnya itu yang membuatnya tak terima. Kalau masih ada devil itu diantara mereka, maka hubungan antar keluarga pasti akan lebih parah lagi.
Maksud lo apa menghina Yesi?
menghina apa sih mbak?
Jangan berkelit
Berkelit gimana?
Lo bilang seakan yesi rendahan, jangan sombong lo, harta itu titipan Tuhan
Astagfirullah....bukan bilang dia rendahan, dia bilang, saya mau dilaporin sama mbak Mei kalau saya bilang Prily gak ngarep Ali lagi, saya bilang laporin aja memangnya dia siapa? Lagi juga yang nyuruh jangan ngarep itukan mbak mei duluan...
Tapi Mama Ali tidak percaya. Dia lebih percaya pada cerita Yesi kalau Prily dan ibunya merendahkan Ali yang tak sekaya keluarga Prily.
Gue nggak percaya ya sama lo, anak sama mamanya sama saja, ngarepin anak gue, nganggap orang lain nggak ada artinya mentang-mentang lo kaya, anak gue biar miskin banyak yang mau!!
Hmmm. Pandangan Prily meredup seketika kalau teringat ada duri diantara mereka.
"Pokoknya kalau masih ada dia diantara kita, kita nggak bisa, Li!"
"Kalau dia tak benar harusnya kamu jangan marah..."
Blangg!
Dan serangkaian bunga melayang jatuh kekaki mereka karna Ali tak percaya padanya. Bunga permintaan maaf dari Ali. Bunga yang dibuang seakan sekaligus bersama cintanya. Buat apa kembali kalau hanya akan saling menyakiti tanpa sadar. Padahal tadinya bunga dari Ali adalah moodboster baginya. Itulah sebabnya apa-apa pendampingnya bunga. Kado ulang tahun pendampingnya bunga, mengatakan cinta dengan bunga, permintaan maaf bunga...dan bunga kali itu tak dapat memperbaiki segalanya.
Dan apa yang dilakukan Prilly itu sampai juga ketelinga mama Ali. Siapa lagi kalau bukan dari Yesi, karna Yesi yang membelikan bunganya dan Yesi juga yang diceritakan Ali kalau bunga itu dibuang. Dan dia ditolak. Sepertinya Ali belum menyadari bagaimana tabiat Yesi.
"Pril, gue balik duluan ya ke Jakarta, lo besokkan bareng Yuli, gue masih mau nyusunin jadwal Cindy, lumayan ada tawaran jadi comeo disinetron ngehits, siapa tahu nanti bisa naik tingkat berperan tetap disana!" Tara berkata seperti teringat sesuatu, menyebut Cindy artis yang juga ia manageri.
"Oke Kak, lagi juga lo kesini sebenarnya mau refreshing aja kan bukan sepenuhnya buat dampingin gue!"
Tara memiringkan wajahnya. Prily benar. Ia cuma sekalian ikut-ikutan buat refreshing. Dan dia harus segera balik karna banyak sekali pekerjaan yang menunggu seperti apa kata asisten dan stafnya yang menerima tawaran dari rekan kerja untuk artisnya.
"Aliiii....jangan jauh-jauhh...!"
Perhatian Prily teralih lagi pada teriakan crew pada Ali yang terlihat mendayung ketengah bersama papan selancarnya.
"Disana ombaknya lebih tinggi, Om!" teriak Ali yang terdengar samar ditelinga Prily karna jaraknya yang tidak dekat dan suara Ali yang seperti terbawa angin.
"Kenapa tu?" Tara juga ikut terfokus pada Ali lagi.
Sementara perasaan Prily tidak enak seketika. Kalau saja ia bisa, ia yang akan melarang Ali.
'jangan jauh-jauh, berbahaya!'
"Kita tidak perlu ombak yang tinggi, kita hanya butuh menangkap gambar kamu berdiri dipapan selancar setelah keluar dari bawah ombak seperti tadi!" Teriakan Om Fang tak membuat Ali mengurungkan niatnya.
"Tenang saja Om, aku akan keluar dari gulungan ombak dengan berdiri cantik seperti tadi!"
Prily seketika berdiri. Nekat Ali. Kenapa harus nyari ombak jauh-jauh? Memang ia tak pemula-pemula sekali, karna ia sudah pernah belajar sebelumnya. Ia juga pernah surfing saat tidak shooting. Sepertinya Ali ketagihan surfing dan ingin mencoba ombak yang lebih menantang. Tapi ini sangat berbahaya.
Dari jauh terlihat Ali makin ketengah. Tangannya mengayuh dengan hidung selancar yang terangkat dibawahnya. Bersiap menunggu datangnya ombak. Terlihat ombak mendekat dan Ali bersiap menjemput ombak putih yang seakan mengejarnya lalu menelan tubuhnya.
Tak muncul juga membuat crew berlarian kebibir pantai....
"Aliii....!"
Rasanya jantung Prily berjatuhan sampai ke kaki yang menginjak pasir lembut dibawahnya.
"Bila suatu saat nanti aku udah jauh dari kamu, dan kamu menemukan yang lain yang kamu cintai, tatap matanya dan disitu ada aku...."
======================
XXI (mereka yang tak terlihat), Banjarmasin, 18 Oktober 2017
Aku ngerasa nggak punya semangat ngetik kalau ada yang justru kangen dan berharap mereka seprojek didunia nyata gara-gara membaca cerita ini.
Aku jadi merasa bersalah, rasanya ingin nggak ngelanjutin lagi. Takut nanti malah menabur kebencian karna pada baper. Padahal saya niatnya ngehalu cuma mau ngehibur.
Haduhh...gimana ini?
Lanjut atau aku ganti cerita lain?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top