↗ Red
Shion selalu berpikir, tentang apa arti dari keberadaannya di sisi sosok berambut hijau gelap itu. Sesuatu yang berharga untuk dijaga? Rekan---dalam hal ini, ia sama sekali tidak berguna. Lantas…?
Ia selalu bertanya-tanya---hanya dalam benaknya sendiri---kiranya apa yang bisa dilakukannya untuk JUNGLE. Shiraki Shion telah membuang seluruh perhatiannya atas dunia yang menyebalkan ini---dan karena itu memilih memusatkan kepentingan hidupnya pada poros berwujud empat manusia itu. Pria dengan helai hijau tua yang disapanya sebagai Raja adalah prioritas utama. Dan gadis itu tak pernah berpikiran untuk mengubah pandangannya.
Namun, selalu ia temukan berupa sebuah tanda tanya. Mengenai bagaimana ia menjadi bagian dari mereka---sang Raja dan para rekan terpercayanya. Shion tahu apa yang mencuri perhatian seorang Hisui Nagare dalam dirinya. Eksistensi seorang gadis yang telah bercampur tangan dalam penelitian ilegal oleh ayahnya sendiri---sesuatu yang … tidak akan pernah ingin ia banggakan. Tetapi jika itu Rajanya yang menginginkan, lantas ada baiknya ia berikan kesempatan.
Ya, gadis berperawakan mungil untuk sosok berumur dua puluh tiga tahun itu menyadari diri atas ketidakmampuannya dalam hal lain. Ia tidak sekuat seniornya, Mishakuji Yukari. Ataupun selincah Gojou Sukuna---karena ia tidak seperti mereka, jadi ia hanya berusaha melakukan segala hal semampu dirinya dan sebagaimana caranya. Tapi ia selalu menanyakan hal yang hampir sama; seberapa besar usaha yang dapat diberikannya dalam perubahan dunia oleh keinginan sang Raja? Apakah dirinya bahkan memiliki peran yang lebih penting dari seluruh J-Rank dari klannya?
Apakah ia bahkan memiliki sebuah tempat di antara mereka---tempat yang selalu didambakannya?
Hari ini, Shiraki Shion menyadari batas yang selalu membelenggu dirinya untuk berkembang---batas yang … mungkin ingin sekali dihancurkannya.
Ketika ia menjalankan misinya kali ini, yang selalu ada dalam pikirannya adalah bagaimana ia harapkan tindakannya akan berguna untuk rekan-rekannya. Ketika ia hampir menyelesaikan tugasnya, yang ada dalam pikirannya adalah keinginan untuk terus berdiri di samping pemilik helai hijau gelap itu. Ketika memikirkannya lagi, ia sadar semua itu hanyalah pengharapan yang terlalu indah---karena Shiraki Shion bahkan gagal menyelesaikan misi yang diberikan sang Raja. Terima kasih pada anggota klan biru yang berhasil memukul mundur dirinya.
Setelah menyalurkan pesan permintaan untuk pergi sebentar dan berjanji akan kembali nanti---yang mana bahkan Shion sendiri tak yakin kapan ia akan bisa menampakkan wajahnya lagi kepada Hisui Nagare---ia memutuskan untuk mematikan ponselnya demi menghentikan arus energi. Mendekam di balik rak-rak pada sebuah toko buku tua yang kerap dikunjunginya---berharap agar tangis tanpa suara atas kebodohannya sendiri dapat segera berhenti.
Oh, tentu saja ia tak mungkin membiarkan ekspresinya kala itu tertangkap mata sang Raja Hijau---itu memalukan.
"Pulanglah, Nak. Sebentar lagi jam tutup."
"Kau bisa datang lagi besok, jika kau mau."
'Pulang, eh?'
Tatapannya menyapa pada udara kosong di dekatnya---menerawang atas keheningan tercipta sebab tak ada jawaban tersuarakan darinya. Gadis itu bertanya-tanya pada bagaimana cepatnya waktu bergulir ketika ia kalut dalam perasaannya.
'Apakah teruntuk sosok gagal sepertiku ada tempat untuk kembali?'
Kali itu, ia bahkan tak yakin untuk memikirkan markas JUNGLE sebagai pilihannya lagi. Kesampingkan keinginan untuk pulang, keinginan untuk kembali, dan keinginan untuk bertemu kepala hijau gelap itu lagi.
'Apakah teruntuk sosok gagal sepertiku ada yang menanti kepulangannya?'
.
.
COLORUARY | Red
Mereka mengatakan … bagaimana warna merah begitu menyimpan arti penting bagi satu sama lainnya.
Shiraki Shion melihat … betapa hangat warna itu menyelimuti mereka.
Ia bertanya-tanya, apakah benar dirinya telah kehilangan kesempatan untuk temukan kehangatan, ketika jarak tercipta dari langkahnya yang memunggungi mereka?
Hisui Nagare x Shiraki Shion (OC)
K Series Fanfiction by Cordisylum
.
.
"Oh? Akhirnya kau kembali." Netra biru tertemu dengan cokelat kemerahan. Helai hijau tua menari kecil bersama alihnya perhatian sang tuan.
"Yo, Shion! Nagare mencarimu kemana-mana. Dari mana saja kau?" Meski diiringi pembawaannya yang santai, Iwafune Tenkei berikan pertanyaan berupa pemastian akan kekhawatiran.
"Shion-chan, kalau kau butuh bantuan akan sesuatu, lain kali katakan saja padaku." Kalimat itu terselip dari bibir yang menyunggingkan sebuah senyuman. Tawaran akan rasa tahu dari bagaimana Shiraki Shion baru saja gagal menyelesaikan misinya---mungkin.
"Aku ingin makan! Menunggu Shion untuk makan malam sangatlah lama!" Gojou Sukuna berteriak merana diantara semuanya.
Gadis itu terdiam di tempatnya berpijak---dimana adalah pintu masuk menuju kotak kecil yang mereka sebut markas. Bahkan ketika empat pasang mata manusia terarah padanya, ia bergeming. Hanya kemudian berikan sekilas tanda tanya saat kepakan sayap kakak tua hijau di dekat sana berhenti dan kaki-kaki kecil bertengger di bahunya---jarang sekali.
Seolah semuanya sedang berusaha menghiburnya---itu tidak mungkin, bukan?
"Kalian menungguku?"
"Apakah itu sebuah pertanyaan?"
Retorik? Benar.
Shiraki Shion tertawa kecil. Sembunyikan kelegaan yang menyusup dalam diam---lelah hatinya pudar seketika. Ungkapkan kalimat yang sesungguhnya sama sekali tidak cocok menurutnya---tapi, mungkin keadaan saat ini benar-benar telah merubah pendiriannya. "Benar. Aku pulang, Nagare."
Disambut dengan senyuman merekah, dan perasaan hangat yang menyatu di dada. "Selamat datang kembali, Shion."
+++
"Bagimu, HOMRA itu bagaimana?"
"Kau pernah bilang kalau warna merah mereka dipenuhi kehangatan."
"Apa kau menginginkannya?"
"Tidak. Hijau sudah sangat cukup untukku."
"Di sini … hangat. Seperti hangatnya sebuah keluarga."
.
.
COLORUARY | Red
Tanggal dipublikasi: 1 Oktober 2021
Terakhir disunting: 20 Oktober 2021
» See next chapter?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top