↗ Brown
"Eeeeh…?! Kau benar-benar memakannya?!"
Nada melengking itu terdengar dari arah dapur markas mereka ketika tiga anggota dengan rank J berkumpul di sana. Seorang gadis, lebih tepatnya satu-satunya gadis di antara mereka, menatap isi kulkas yang kosong melompong tanpa hal berharga lagi---abaikan kenyataan itu sebab ia sudah tahu satu jawaban pasti; Iwa-san belum kembali dari acara belanja bahan makanan mereka pagi itu. Tapi dari semua permasalahan yang ada, satu-satunya yang membuat Shiraki Shion mengumbar ekspresi menyedihkannya adalah fakta dimana ia tak menemukan cokelat yang telah ia sisihkan---membungkusnya dengan cantik dan menyimpannya baik-baik di sana.
Ia yakin ia menyimpannya dengan baik, sampai kemudian Gojou Sukuna hadir dengan pengakuan telah memakan semua cokelat yang ada.
"Apa maksudmu aku tidak boleh memakannya?! Kau bilang padaku kalau kau sudah membagikan pada semuanya jadi bukankah itu cokelat sisa?!" Yang bersangkutan---sebagai tersangka atas kasus miris terungkap di depan mata---berkacak pinggang. Melihat bagaimana gerak-gerik perempuan yang lebih tua tak henti-hentinya melongokkan kepalanya ke segala titik pandang di dalam kotak pendingin itu. Sukuna sebenarnya tidak ingin peduli. Kapan lalu, ia benar-benar percaya diri untuk memakan segalanya sebab Shion mengatakan padanya bagaimana dirinya telah membagikan semua cokelat. Namun kini sekelebat rasa cemasnya mengintai dari balik punggungnya---menuai kecurigaan sebab bagaimana ia mengingat tanda pita hijau pada kotak pembungkus cokelat yang ia temukan hari itu.
"Benar! Sudah semuanya kubagi…," ada jeda setelah kata tersampaikan. Menghentikan pencariannya dan menutup lemari es di hadapannya itu dengan ekspresi kecewa---lantaran hasilnya nihil semenjak pengakuan Sukuna benar meyakinkannya. Ia menghadap sang bocah dengan ekspresi tak bisa dijelaskan; malu-malu, menjauhkan pandang sembari kedua jemari tangannya dimainkan. Kemudian, kalimat selanjutnya diutarakan dengan suara lebih pelan, "semuanya sudah … kecuali Nagare."
"Ah, sudah kuduga."
"Mudah dibaca, bukan, Sukuna-chan? Cokelat itu untuk Tuan Raja kita."
"Kalian berdua, diam!" Menatap penuh protes pada Mishakuji Yukari---yang sedari tadi hanya menonton keduanya sampai akhirnya buka suara---dan Gojou Sukuna dengan ekspresi merah padamnya. Entah karena malu ataukah amarahnya.
.
.
COLORUARY | Brown
Cokelat.
Satu kata itu saja sudah cukup jelas mendeskripsikan apa yang terjadi, bukan? Benar, ini tentang tanggal empat belas di bulan kedua tahun ini.
Yang tertulis di sini … hanyalah sekeping memori.
Hisui Nagare × Shiraki Shion (OC)
K series fanfiction by Cordisylum
.
.
"Haa? Cokelat…? Untuk Nagare?" Iwafune Tenkei, kala itu tengah disibukkan dengan menata makanan di meja pada saat jam telah menunjukkan waktu malam. Meja makan di dekatnya hanya dihuni oleh dirinya, Sukuna, Yukari dan Nagare di atas kursi rodanya---tidak lupa dengan Kotosaka bertengger di bahu.
Bahan pembicaraan mereka kali itu, Shiraki Shion, masih absen sehingga menimbulkan tanya---awal mula dari topik yang mereka berbincangkan sekarang.
"Ya, begitulah. Dia sampai repot-repot bilang mau menumpang memasak di rumah seorang teman," Yukari menyusul dengan informasi yang didapatnya beberapa saat lalu. Langsung dari bibir sang rekan gadisnya sendiri.
Sukuna yang semula menatapi makanan di meja dengan pandangan berbinar, ikut membaur dalam percakapan kemudian. Ekspresi tergantikan dengan kekesalan yang bersungut-sungut. "Sungguh! Apa, sih, masalahnya? Dia mengatakan seolah membuatnya di sini tidak aman karena kehadiranku?!"
"Tapi kenyataannya begitu, bukan?"
"Diam, Yukari!" Netranya, daripada beralih nyalang memandang Mishakuji Yukari, justru sampai pada sosok mungil dalam bahu Sang Raja. Menunjuk Kotosaka dan cemberut seolah tidak terima. "Kita tahu siapa yang paling rakus di sini!"
Pada detik berikutnya, racauan sang burung untuk menyangkal itu semua mengisi menit-menit mereka. Dan di antara itu semua, Iwa-san menatap dengan pandangan lelah di seberang sana.
"Tapi … bukankah itu terlalu merepotkan? Maksudku, bukankah Nagare sendiri bilang dirinya tidak apa-apa?"
Pandang mata beralih pada sang pria, yang disebutkan namanya ikut menimpali, "ya, aku bilang padanya bahwa tidak apa-apa untuk tak memberikanku cokelat."
"Itu tidak mungkin, Nagare."
Netra menyelisik dengan pandangan ingin tahunya, Nagare sedikit memiringkan kepala. "Kenapa begitu, Yukari?"
"Karena ini Shion yang sedang sedang kita bicarakan. Shion, dan cokelat untukmu," sosok jangkung yang cantik itu terkekeh.
"Hei … apa yang kalian bicarakan tentangku?"
Pintu terbuka lebar secara tiba-tiba, menampilkan sosok Shiraki Shion di sana memicingkan mata. Bibir ditariknya sedikit ke atas, tuangkan rasa kesalnya kala mendapati ia hampir terlambat untuk makan malam. Beberapa orang di sana menyambut kedatangannya---hampir membuatnya lupa sejenak dengan apa yang awalnya diperbincangkan.
"Oh? Apakah itu cokelat untuk Nagare?"
"Yah, seperti yang kau duga!"
Gadis itu melangkah mendekati yang bersangkutan---hampir seolah mengabaikan tiga orang lainnya; disambut rasa jengkel oleh salah seorang bocah di antara mereka. Shion, dengan mukanya yang sedikit merona, malu-malu menunjukkan sebuah kotak pembungkus berisi cokelat yang sepertinya baru saja ia matang. "Karena aku sudah susah-susah membuatnya, kau harus menghabiskannya, oke?"
"Ah … baiklah. Terima kasih." Meski sempat dilanda rasa heran akan tekad sang gadis di sampingnya sekarang, Nagare berakhir tersenyum senang menerimanya. Gestur lembut yang kemudian membuat lawan bicaranya kembali dilanda kembimbangan.
Oh, apakah ini sedikit memalukan untuknya?
"Ekhem---maksudku … ini waktunya makan siang, anak-anak! Tidakkah kalian lapar, Nagare dan Shion…?"
Ah, ya. Begitu memalukan sebab tiga pasang mata tengah menatap nyata ke arah mereka.
"P-pokoknya aku sudah menyerahkan cokelatku!"
"Iya, iya … kebimbangan di hatimu sudah mereda, bukan?"
"Diam, Yukari-san!"
Mishakuji Yukari mungkin ingin mengabaikan fakta dimana dirinya mendapati kalimat seperti itu untuk ketiga kalinya hari ini.
"Ah? Tunggu dulu…," Sukuna menginterupsi. Entah sejak kapan, ia telah berpindah posisi mendekat pada Nagare untuk melihat bungkusan cokelat itu. "Bukankah ini giri-choco seperti yang kau berikan pada kami?"
"…apa yang salah dengan itu, Sukuna?" Yukari mengernyit---sama sekali tidak paham. Yang tidak diketahui oleh semuanya, adalah bagaimana Shiraki Shion di seberang sana mungkin satu-satunya yang menangkap maksud dari seringai nakal pada wajah Sukuna kemudian.
"Yang kapan lalu kutemukan di kulkas sama sekali tak terlihat seperti giri-choco, lho."
"SUKUNA-CHAAAN!!"
.
.
COLORUARY | Brown
Tanggal dipublikasi: 7 November 2021
Terakhir disunting: 7 November 2021
» See next chapter?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top