↗ Yellow

Laporan hari ini berakhir dengan tidak menyenangkan---untuk kedua belah pihak.

Mulut mungil yang semula terbuka untuk untaikan kata, bergerak diantara keraguannya untuk menyapa. Jika saja keduanya tidak sedang berada di hadapan sang Kapten, mungkin Sagisou sudah menyuarakan nama Fushimi Saruhiko berkali-kali---mengungkapkan pertanyaan apapun yang sedang mengganjal perhatian.

Tapi … itu tidak mungkin.

Saruhiko menyelesaikan laporannya---meski pada faktanya ia harus melakukan itu bersama Sagisou, Fushimi memilih melakukan semuanya sendiri---seolah-olah tugas yang dibebankan pada keduanya bukanlah sebuah fakta. Seolah di dalam ruangan itu Konohanamiya Sagisou tidak pernah ada.

Ia mengabaikan gadis itu walau nyata keduanya berdiri bersebelahan di dalam ruangan kaptennya. Kini diam bagai boneka tak terpakai, dan jangan lupakan pandangan bingung seolah anak hilang---sang Kapten mungkin diam-diam tengah menahan keinginan untuk menggoda mereka atas keadaan itu.

Lama detik berlalu, hingga kemudian sosok pemuda dengan wajah yang hampir selalu tertekuk berlalu pergi---memulai langkahnya lebih dahulu tinggalkan dua sosok lain. Lagi, ia bertingkah seolah di ruangan itu Sagisou tidak pernah ada.

'Apa dia marah?'

Kepala yang beralih dari satu arah kepada yang lain---diikuti dengan gumanan di balik napas yang mungkin mempertanyakan apa gerangan yang baru saja terjadi. Sagisou mungkin tidak tahu-menahu, tentang bagaimana Munakata Reishi di hadapannya sedang tersenyum simpul---ulasan lengkung penuh arti yang terlukis di wajahnya, tertutupi oleh kedua tangan bertaut dengan siku bertumpu pada permukaan meja.

"Lucu sekali, ya."

"Ah---maaf?" Dirinya usahakan untuk tidak hilang keseimbangan atas pertanyaan yang terlemparkan … kepadanya? Atau kepada siapa lagi---di ruangan itu hanya ada mereka! Belah bibir Sagisou terkatup rapat menanggapi hal yang tidak disangka. Ia harusnya telah meninggalkan ruangan ini bersamaan jejak kaki Fushimi menggema. Namun sekarang, tertinggal dengan atasannya seperti ini … lebih lagi Munakata seolah bermaksud mengajaknya pada pembahasan yang tak dimengerti. Sagisou ingin berteriak dalam hati.

"Mungkin aku harus merekomendasikan toko bunga yang menjual mawar kuning untuknya," pada jeda di balik kata tersampaikan, alihnya sepasang kristal melirik ke arah Sagisou membuat jantung penerima perhatian itu berdetak lebih cepat---gugup karena tidak tahu-menahu.

"Bagaimana menurutmu, Konohanamiya-kun?"

Memang apa yang harus diucapkannya? Kalimat seperti apa?

Gadis itu tertawa---memilih berikan kecanggungan lewat suara daripada mengisinya dengan sepi semata. "Ahaha … saya tidak tahu jika Fushimi-san menyukai bunga."

Jawaban yang benar-benar natural; mempersinggungkan kebingungannya akan beberapa hal. Sang atasan memahami ini. Memutuskan untuk mengangguk singkat setelah sebelumnya tertawa kecil---lagi, gadis di hadapannya berusaha untuk menahan pertanyaan terlontar atas apa yang sebenarnya terjadi.

Tapi kemudian, pertemuan mereka dengan segera telah berakhir.

.

.

COLORUARY | Yellow
Sang Kapten baru saja mengatakan sesuatu yang aneh---membingungkan, mungkin itu yang akan Konohanamiya Sagisou katakan.
"Apa maksudnya itu? Apa Fushimi-kun menyukai mawar kuning?"
"…apa kau bodoh?"
Terkadang setangkai bunga bisa lebih jujur dari mulutmu, bukan?

Fushimi Saruhiko x Konohanamiya Sagisou
K Series fanfiction © Cordisylum

.

.

Laju yang menyeret langkahnya seolah diisi dengan kesepian. Kala saat pijakan kakinya terus menggema diantara lorong sunyi, terkaan demi terkaan terurai di dalam kepala memikirkan apa yang baru saja terjadi.

Gesitnya rasa kesal Sagisou datang diikuti napas pelan yang terlepas dalam sepersekian detik.

Dengan jelas, beberapa waktu lalu Munakata baru saja menanyakan suatu hal kepadanya---terkait Fushimi Saruhiko. Bodohnya, gadis itu sama sekali tidak mampu menanggapi sesuai maksud hati---dirinya terlalu cepat untuk tersesat seorang diri dalam topik yang kurang dipahami. Seolah tidak benar-benar memahami objek pembicaraan mereka, mengesampingkan kebersamaan keduanya dalam beberapa tahun yang terlewati.

Ia tiba-tiba merasa dirinya menjadi idiot karena terlalu percaya diri dengan anggapan kedekatannya bersama teman semasa kecil.

"Tch. Mau sampai kapan kau membuatku menunggu?"

Pada lamanya detik merayapi langkah kaki, kungkungan diri atas segala hal yang mencuat dalam pikirannya pecah oleh satu suara tak asing. Searah nada yang baru saja didengar, kilat pada iris sebiru langitnya bertemu dengan Saruhiko di seberang sana---bersandar pada tembok, melipat tangan seraya menatapnya malas.

Baiklah, camkan ini baik-baik: Sagisou tidak pernah meminta Saruhiko untuk menunggu langkahnya keluar dari ruangan Reishi. Pun ia tahu untuk sekadar berinisiatif secara mandiri seperti ini bukanlah gaya sang pemuda---terkecuali, bila Saruhiko akan mendapatkan keuntungan pribadi lewat tindakannya.

Apakah artinya Sagisou tidak suka diperlakukan sedikit berbeda kali ini? Tidak juga. Ia akan menghargai niatan sang pemuda yang mau menunggu kaki leletnya---meski pada mulanya … oh, salahkan sosok itu sendiri karena meninggalkannya!

Dalam langkah pasti, beranjak mendekat dengan senyuman mengembang terlukis pada wajah tampilkan rona senang. Helai cokelat yang diikat tinggi oleh pita birunya berayun riang searah mengikuti pemiliknya mengekspresikan perasaan sama. "Maaf~, Munakata-san mengatakan sesuatu yang aneh tiba-tiba."

Secara tanpa disadari, mata Saruhiko yang sedikit menajam sesekali melirik tidak suka. Ia kemudian berusaha sembunyikan reaksi yang mungkin sedikit dapat disadari lawan jenisnya; bagaimana ia berubah lebih kesal ketika nama Munakata Reishi lewat dari belah bibir gadis di seberang sana. Membuang mukanya ke arah yang berbeda, sembari tuturkan sebuah tanya dari rasa heran terselip dalam pikirannya. "Aneh bagaimana?"

Sagisou memilih abai akan tanggapan nyata terpampang samar itu. Lanjutkan pembicaraan mereka begitu saja lewat penjelasan yang teruntai dari bibir. "Kapten bilang ingin merekomendasikanmu toko bunga dengan mawar kuning yang indah. Kau tahu sesuatu soal itu?" Diikuti dengan gerak badan sedikit menyamping coba tangkap jawaban berarti, menyambut dengan senyuman ramah tersirat penasaran gambarkan ekspresi diri.

Satu … dua … hitung sampai detik ketujuh dimana Saruhiko terdiam sejenak. Kemudian, jelas-jelas menangkap apa yang sebenarnya terjadi, ia mendecih---lagi.

"Tch, dia hanya ingin mengerjaiku."

"Eh?" Sama sekali tak menyangka. "Kenapa begitu? Fushimi-kun benci mawar kuning, ya?"

'Bukan itu masalahnya, bodoh.' Ia berusaha untuk tidak menyuarakan kalimat dalam benaknya seenak hati. Embuskan napas panjang diantara hening mendera waktu yang merayapi. 'Bukankah kau sudah terlalu dekat dengan orang itu beberapa hari ini?!'

Bukan! Bukan itu pula yang sebaiknya ia ungkapkan sebagai awal penjelasan dari masalah tak masuk akal ini!

Kecamuk hatinya melintasi satuan detik tanpa disadari oleh sang pemikat hati. Saruhiko kesal sendiri.

"…apa kau bodoh?" Yang terucapkan lewat lisannya justru sebuah hinaan singkat berakhir tanda tanya. Tampak tak jelas dengan keinginannya saat ini, berpikir untuk luruskan masalah tersebut lain kali saja. Lantas kaki mengambil laju berlalu. Untuk harapkan topik tersebut ikut tergerus bersama waktu.

"Tunggu, Fushimi-kun!"

Ia bisa menangkap suara sepatu bergema saat langkah mengejar pasti. Saruhiko dengan sengaja menurunkan kecepatan kakinya sendiri. Hingga kemudian, Sagisou dapat menyusulnya---memeluk salah satu lengannya dengan erat sebagai luapan atas bagaimana Saruhiko baru saja 'mengucilkannya'.

"Heei~? Beritau aku~?" Dengan wajah polos seperti itu, mengundang senyuman miring samar tampak melengkung di wajah sang pemuda. Tetapi tak ada kata terucap. Tak ada, kecuali….

"Aku tidak membenci mawar kuning."

Hanya itu.

'Tapi aku membenci bagaimana semudah itu warna kuning bunga dapat menyampaikan perasaan menyebalkan ini.'

Ia akan menyimpan lanjutan kalimatnya dalam hati.

.

.

Note:
[√] Mawar kuning dalam bahasa bunga (atau hanakotoba) bisa mewakili kecemburuan.
[√] Munakata tahu jika Fushimi kesal sebab ia dan Sagisou tampak terlihat selalu bersama selama beberapa hari terakhir.

.

.

COLORUARY | Yellow
Tanggal publikasi: 24 Desember 2020
Terakhir disunting: 29 Desember 2020

» See Next Chapter?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top