↗ Grey

Pada hari hujan, gadis kecil itu hanya mampu menatap pada jendela di dekatnya---terhias oleh rintik air langit, mengumandangkan pemandangan di luar sana yang tampaknya tidak akan damai dalam beberapa menit. Awan kelabu tampaknya sangat senang untuk bermain-main mengisi kanvas birunya langit---tempat dimana sang mentari sempat bertengger sejenak.

Oh, hari yang kelabu. Diisi oleh awan yang kelabu.

Hari yang buruk---seburuk keadaan hati dan pikirannya saat ini.

"Kau baik-baik saja?"

Iris sebiru lautan di balik kelopak mata yang sempat terpejam, memperlihatkan dirinya untuk sejenak bertemu pandang dengan milik sosok di seberang sana. Sang tuan menunduk kemudian; arahkan netra pada ubin tempatnya berpijak---sepertinya kini menjadi pantauan yang lebih menarik daripada dua orang pemuda di hadapannya. Tanpa sebuah kata tertuangkan dalam nada nyata, melainkan hanya kosong---kecualikan untuk berisiknya irama gerimis sebagai latar belakang.

"Hei, kau bilang ingin membicarakan sesuatu…?" Salah satu diantara mereka, sosok pemuda yang lebih pendek dengan hati-hati mengejar detik yang berlalu dalam sepinya kata---Yata Misaki; teman sekolah gadis kecil itu sejak sekitar satu tahun yang lalu.

"Kita tidak perlu terburu-buru. Hujan mungkin akan bertahan sedikit lebih lama." Tak ada tanda keluhan dalam kalimatnya---Fushimi Saruhiko; teman Yata, yang kemudian secara teknis perlahan menjadi teman sang gadis itu juga. Sedari tadi jemari bergerak menari di atas keyboard PDA yang dibiarkannya menyala---seraya menunggu waktu yang tepat untuk meninggalkan kelas dan pulang, ia masih disibukkan entah dengan kegiatan apa saja. "Akan menyebalkan untuk pulang sekarang."

Lebih seperti, Saruhiko tidak ingin pulang hari ini. Dan kedua teman bicaranya kala itu, tanpa reaksi berarti yang mana menyiratkan telah memahami. Tanpa sebuah perkataan lebih, Yata hanya memandang sosok di sang gadis dengan rasa ingin mengetahui.

Namun tanpa diduga-duga, sang gadis mungil hanya mampu menggigit bibir bawahnya sembari memutar sebuah permainan di kepalanya; pertaruhan untuk menyuarakan kata hatinya ataukah membiarkannya sampai digerus angin musim semi.

Ah, namun bukankah pilihannya akan selalu sama?

"Aku … mungkin tidak akan bisa bertemu kalian dalam waktu lama."

'---tidak, mungkin lebih tepatnya … aku tidak yakin akan bisa bertemu kalian lagi,' adalah penggalan dari kalimat yang tak sempat terselesaikan---secara sepihak diakhirinya. Terlandasi keinginan untuk tak memperkeruh air yang sedang diam.

Yang tak disangka-sangkanya adalah, bagaimana tatapan dua pemuda di hadapannya itu terlihat berbeda---reaksi yang lebih berat dari bayangannya. Seperti sebuah kedamaian yang berhasil dihancurkan, jika kau bisa melihatnya … akan dapati sisi retak pada dua pasang kristal yang menatap lurus kepadanya. Seperti sebuah pukulan telak.

"…kau sedang bercanda?"

Hari itu adalah awal dari sebuah perpisahan.

.

.

COLORUARY | Grey
Hari itu menjadi hari yang kelabu---mengisi kesedihan dan kebahagiaan kita; untuk berpisah dan bertemu.

Fushimi Saruhiko x Konohanamiya Sagisou
K Series fanfiction © Cordisylum

.

.

Keputusan itu telah berhasil mengambil perhatian penuh dalam pikirannya. Tentang bagaimana ia mengambil langkah yang ke depan---gadis itu menerawang pada jejak lampau yang telah membawanya pada detik ini; ia meyakini dirinya untuk ikut berpartisipasi dalam hal yang menjerat kehidupannya lebih lagi.

Sebuah kekuatan, muncul dalam dirinya dan bergelut mempertahankan eksistensi diantara beribu memori menyakiti. Waktu yang terus berdentang dalam pikirannya, memicu sebuah tanda tanya akan satu hal yang selalu ia andaikan. Sesuatu yang … apakah bahkan untuk saat ini akan dapat ia jangkau dengan lengan?

'Jika aku tetap mempertahankan diriku di tempat mereka pada waktu itu….'

Pertanyaan yang tak akan pernah terjawab. Sebagaimana ia tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, sebagaimana ia telah kehilangan jawaban yang tak kunjung sampai kepadanya.

'Lagipula saat itu, aku telah memutuskan untuk pergi, bukan?'

Lihatlah pada bagaimana awan kelabu menghiasi langitnya. Tampak cuaca yang tak menyayangkan waktu untuk membuatnya lebih menderita. Konohanamiya Sagisou mengambil pijakan terakhirnya untuk mendarat pada tujuan langkah. Sebuah ruangan yang luas menyamput arah tatapannya, dan didapati netra sewarna langit cerah temukan meja berurutan kursi-kursinya mengisi tempat.

Ah, sebuah kantor. Mulai detik ini pun, Sagisou akan menghabiskan harinya di sini.

"Bisakah kau tunggu di sini sebentar? Aku perlu mempertemukanmu dengan seseorang."

Tak ada sanggahan berarti untuk menolak. Hanya satu anggukan kepala, pernyataan singkat menyusul tanda persetujuan. Kemudian, sosok wanita dewasa---atau mari kita sebut sebagai seniornya---di hadapannya menanggapi itu. "Akan lebih menentramkan hati untuk tahu kau bisa belajar banyak hal dari rekan andalan kami."

Pada beberapa menit mengejar keduanya dalam pembicaraan singkat, langkah kaki samar sampai pada pendengarannya---dari arah belakang; kemungkinan pertanda siapapun itu, baru saja tiba dan bermaksud mendekati ruangan. Kepala Awashima Seri di hadapan Sagisou bergerak---mengantarkan helai pirang yang digelung pada bagian belakangnya itu sedikit berayun mengikutinya. Tampaknya meninggalkan Sagisou untuk sekadar anak baru Scepter 4 itu memperhatikan sekitar---karena kemudian langkah kaki tepat menuju ke arah pintu masuk, tinggalkannya.

'Aku penasaran bagaimana kabar mereka,' hanya sebuah pemikiran acak yang muncul dalam kepalanya. Memori sekilas mengisi diamnya gerak kala usahakan tetap tenang meski hanya sendiri. Sekali lagi, berikan sebuah pengalihan kala dapati tak satupun dapat mengisi sisa kekosongan hati---seniornya baru saja meninggalkannya sendirian di sini, apa lagi yang dapat Sagisou pikirkan selain kembali melamunkan masa yang telah berakhir?

Oh, salahkan mengapa Kota Shizume adalah tujuan terakhir orangtuanya setelah sekian lama angkat kaki dari sini. Masa-masa nostalgia terus berlanjut bahkan ketika gadis itu berharap untuk tak menyesali langkahnya lagi.

Lagi, ingatannya mengantarkan pada sebuah hari yang kelabu. Ia bisa mengingat gerombolan awan mendung mengisi hari perpisahannya kala itu---tidak ada bedanya dengan sekarang. Sejenak ketika langkah kakinya beranjak menepi pada sisi jendela, temukan pemandangan yang hampir sama saat jemari kurusnya sibakkan tirai untuk pandang temukan kanvas kelabunya angkasa di luar sana.

Sejejak rasa bersalah, menghantam wajah polos yang temukan bayang dua pemuda seukuran remaja dalam benak---sebuah penyesalan yang kian lingkupi hatinya.

'Jika aku tetap mempertahankan diriku di tempatnya pada waktu itu….'

"Konohanamiya-kun."

Gadis itu menoleh. Saat langkah kaki terdengar begitu dekat bersamaan dua pasang langkah menghadap kepadanya, di sana ia temukan salah satu pemiliknya adalah wajah yang anehnya tak asing untuk keseluruhan ingatannya.

Fushimi Saruhiko, tampak lebih tinggi dari terakhir kali gadis itu dapat mengingat, berdiri di sana lengkap dengan seragam dominan warna biru khas Scepter 4 lingkupi tubuhnya---dan kau akan temukan raut ekspresi yang tak ada bedanya dengan milik sang gadis; sebuah keterkejutan.

'---maka, apakah kita tidak akan pernah terpisah?'

"Fushimi-kun…?"

"Kau…."

'Dapatkah kita bertemu kembali---bahkan di tengah hari yang kelabu ini?'

.

.

COLORUARY | Grey
Tanggal publikasi: 11 November 2020
Terakhir disunting: 11 November 2020

» See Next Chapter?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top