❄ :: Lima - Selesaikanlah

Kala dua hati mendambakan jumpa.

Namun, keduanya sama-sama segan untuk sekadar saling menyapa.

✨⭐✨

Dari sekian banyaknya pelajar di SMA Rakuzan, Nakano Nisha adalah satu-satunya siswi yang penampilannya paling aneh saat musim dingin. Gadis itu memakai kupluk telinga kucing, baju seragamnya dilapisi tiga lapis jaket biru, syal tebal, sarung tangan, dan kaos kaki dua lapis.

Nisha sadar apa yang ia tampilkan pastilah menjadi buah bibir. Namun, ia benar-benar tak tahan dengan suhu satu digit di prefektur ini. Jadi ia menutup telinga, mencoba tak peduli dengan apa pun. Yang penting suhu tubuhnya hangat.

Nisha terduduk di bangkunya dengan lesu. Karena di kelas ada penghangat ruangan—tetapi masih kurang hangat untuknya, Nisha pun hanya melepas dua jaket, syal dan kupluknya.

Hari ini benar-benar berat baginya. Yang mana hari ini ia sedang red era, ditambah hubungannya dengan Akashi juga belum membaik. Nisha kehilangan semangat untuk sekadar mencatat materi di papan tulis. Alhasil, ia hanya menenggelamkan diri di meja.

Beruntungnya sang guru tidak terlalu memperhatikan, lalu postur tubuhnya kecil, dan orang-orang di depannya lebih besar. Jadi, tindakannya tidak terciduk untuk waktu yang lama.

Nisha tak benar-benar tidur. Sayup-sayup, ia masih mendengar pelajaran sejarah yang dijabarkan gurunya. Namun, fokusnya berada di tempat lain.

Dia merindukan Akashi—Bokushi. Kekasihnya.

Dia rindu mengirimi pemuda yang duduk di depannya ini sepucuk surat cinta saat suntuk belajar, dan pemuda itu pastilah membalas: "Fokuslah belajar, Nisha. Atau aku tak mau bicara denganmu lagi."

Dia merindukan setiap detik bersama Akashi. Tentang bagaimana cara pemuda itu berinteraksi kepadanya dan bertindak yang menenangkan dirinya. Ah, sial, Nisha ingin sekali kepalanya ditepuk-tepuk detik ini juga. Namun, ia tak kuasa meminta.

Sementara Akashi, pemuda itu tahu saat ini Nisha sedang tertidur dan abai dengan pelajaran. Dia ingin sekali menegurnya, tetapi rasa canggungnya pun tak kalah besar.

Bagaimana caranya memulai bicara dengan Nisha lagi setelah kesalah pahaman itu?

Bagaimana caranya memulai bicara dengan Seijuro lagi setelah semua yang terjadi?

Batin mereka mempertanyakan hal yang sama.

✨⭐✨

Tak terasa, jam pertama pelajaran telah usai. Saat ini, seluruh pelajar di Rakuzan diberikan jam kosong karena para guru mengadakan rapat dalam menyambut ulang tahun sekolah.

Para siswa/i dibiarkan bebas, asal tak berkeliaran keluar area sekolah. Hal ini pun dimanfaatkan para siswa/i untuk kegiatan yang berbeda. Ada yang ke kafetaria, menuju ke gym, berkumpul bersama di taman seraya menikmati limburan salju, ada juga panitia acara yang bekerja karena waktunya mepet. Bahkan ada hanya yang tertidur pulas di kelas.

Kelas 1-A saat ini tengah sepi. Hanya ada dua manusia berbeda gender yang berada di dalam sana, yakni Nakano Nisha dan Akashi Seijuro.

Tadinya Nisha hanya berniat memejamkan mata karena lelah melihat papan tulis. Namun, kali ini gadis itu benar-benar terlelap, tak sadarkan diri. Dengkuran lembutnya sampai terdengar ke telinga Akashi saking sepinya ruangan ini.

Akashi sedari tadi memandangi gadisnya yang terlelap pulas. Ingin sekali tangannya menyapa rambut hitam nan lembut yang telah lama tak dijamahnya. Namun, ia takut Nisha akan terusik.

Tapi bukankah Nisha tertidur seperti simulasi meninggal?

Perlahan, tangan Akashi mendarat di puncak kepala gadisnya. Lalu ditepuk-tepuk lembut seperti yang biasanya ia lakukan. Akashi sangat merindukan momen ini. Namun, ia tak menemukan timing yang pas untuk kembali berinteraksi seperti sedia kala.

Tiba-tiba Akashi teringat kalau salah satu panitia divisi dekorasi tadi pagi ada yang memanggilnya untuk dimintai pendapat. Akashi berdecak, tetapi mau tak mau ia harus pergi meninggalkan Nisha. Biar bagaimanapun, ia harus profesional, 'kan?

Sebelum beranjak, Akashi meninggalkan kecupan singkat di kepala sang kekasih seraya berbisik, "Maaf."

✨⭐✨

Hari ini adalah H-1 persiapan festival ulang tahun sekolah. Seluruh jajaran panitia tampak sibuk. Ada yang mondar-mandir membawa barang, ada yang sibuk mendekorasi, dan ada yang berdiskusi dengan sesama divisi. Nisha sendiri sibuk mengangkati sound system untuk keperluan panggung hiburan.

Walau bergender perempuan dan memiliki postur tubuh paling mungil di kelas 1-A, tetapi gadis itu mampu mengangkat barang berat karena sudah terlatih di gym. Beberapa orang ada yang berdecak kagum ketika dengan gagahnya Nakano Nisha membawa benda itu, dan tentu saja salah satunya merupakan kekasih sang gadis.

Akashi Seijuro saat ini berdiri di dekat meja-meja yang akan dijadikan stan makanan. Sedari tadi ia memantau kinerja para panitia. Namun, yang lebih sering diamatinya adalah si gadis mungil yang pakaiannya berlapis-lapis.

Bukannya Akashi tega dan tak gentle karena membiarkan kekasihnya mengangkat benda seberat itu. Namun, Akashi sangat percaya Nakano Nisha adalah gadis yang sangat kuat dan pantang menyerah. Dedikasinya terhadap pekerjaan yang dilakukan selalu lebih tinggi dari yang lain. Akashi sangat menyukai sisi Nisha yang satu ini.

"Ayolah, kenapa kau terlalu payah, sih?"

Akashi Seijuro sontak saja menoleh ke sumber suara yang sudah sangat familier. Terlihatlah gadis berambut pirang pendek serta manik biru lautnya yang teduh. Nikita Taylor, sepupu jauh Akashi yang sempat disalahpahami Nisha itu turut hadir di acara gladi bersih acara.

"Kenapa kau di sini, Nikita?" tanya Akashi heran. Setahunnya, yang tidak berkepentingan dilarang memasuki area sekolah sembarangan.

Gadis bule bermarga Taylor itu mendengkus. "Kau lupa? Aku 'kan mengajukan diri sebagai salah satu guess star-nya. Ya ampun, cepat selesaikanlah masalah kalian! Agaknya kau jadi kalut begini karena perang dingin ini."

Ya, Nikita benar. Akashi tentulah ingin segera permasalahan ini usai agar dirinya bisa tenang dan hubungannya beralih ke babak baru. Namun, bagaimana memulainya?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top