5 | Taman Musik Centrum

"Kadang kita enggak perlu alasan untuk melakukan sesuatu. Lakukan apa yang memang ingin kamu lakukan, selama itu bisa membuat dirimu sendiri atau bahkan orang lain bahagia."

***

Malam ini, Rizam mengajak Geara pergi ke salah satu taman di daerah Bandung. Taman yang begitu unik dan selalu dikunjungi oleh banyak orang. Letaknya yang strategis dan berada tepat di pusat Kota Bandung membuat orang-orang tidak segan memilih tempat ini untuk menghabiskan waktu libur mereka bersama keluarga atau orang-orang terdekat. Taman dengan luas 4.200 meter persegi itu memiliki daya tarik dan keunikan yang khas. Hal itu bisa dibuktikan dengan banyaknya patung bertema musik yang memenuhi seisi taman.

Sesuai nama taman tersebut, Taman Musik Centrum. Ada banyak patung yang bertema musik seperti; patung orang sedang bermain gitar, saxofon, dan lainnya. Namun, satu-satunya patung yang menjadi ikon Taman Musik Centrum serta menarik perhatian adalah patung Giant Guitar atau patung gitar raksasa setinggi sembilan meter yang berada tepat di tengah taman. Selain itu, pepohonan yang rimbun disertai tatanan taman yang apik, mampu membuat setiap orang betah diam dan belama-lama di taman itu.

Hal itu juga dirasakan Geara dan Rizam yang kini sedang asyik menikmati pertunjukan konser musik yang memang sering diadakan di tempat tersebut. Alunan melodi yang indah dan permainan musik yang apik dari salah satu band yang cukup sering mengadakan konser di taman itu, mampu membuat para pengunjung hanyut dalam lagu yang mereka nyanyikan. Geara dan Rizam tampak menikmati pertunjukan tersebut, sesekali mereka ikut menyanyikan lirik-lirik dari lagu yang dibawakan para anggota band tersebut. 

"Oke! Perhatian teman-teman semua! Hari ini sebagai pemanis dan menambah keseruan konser. Kali ini kami akan mengadakan permainan kecil yang tentunya mengikutsertakan teman-teman semua. Pastinya game ini akan menambah keseruan konser kami malam ini!" seru sang vokalis setelah mereka selesai bernyanyi. Lelaki dengan rambut hitam yang sedikit gondrong itu tampak menyuruh satu temannya untuk membagikan sesuatu dari dalam kotak yang sudah mereka sediakan.

Seorang lelaki berambut keriting dan memakai sweater berwarna hitam itu tampak berjalan menuruni podium dan menghampiri para penonton satu persatu. Dia bersama satu teman lainnya, seorang perempuan berambut panjang dan memakai kupluk berwarna abu itu ikut membagikan sebuah kertas origami yang sudah dibentuk menyerupai love.

Masing-masing pengunjung sudah mendapat kertas origami itu, tentunya dengan bentuk yang sama---love---tetapi dengan warna yang berbeda. Termasuk Geara dan Rizam yang mendapat masing-masing satu kertas origami. Rizam mendapatkan origami berwarna biru, sedangkan Geara mendapat kertas origami berwarna merah.

"Nah, setelah teman-teman mendapat kertas origami yang sudah dibagikan rekan saya. Di kertas itu sudah kami tuliskan beberapa tantangan ataupun pertanyaan yang tentunya berbeda-beda setiap orangnya. Nanti kami akan memilih orang secara acak untuk maju ke depan dan memberikan kertas itu pada kami. Setelah itu kami akan menyuruh orang tersebut untuk melakukan tantangannya atau menjawab pertanyaan yang tertera di kertas origami miliknya. Bagaimana setuju?" tanya vokalis band tersebut yang langsung mendapat sorakkan antusias dari para pengunjung.

"Zam, kamu dapet apa?" tanya Geara pada Rizam yang tampak tenang dan santai. Berbanding terbalik dengan dirinya yang tampak gugup dan sedikit degdegan.

"Rahasialah. Jangan kepo, dong, Gea." Rizam tersenyum jahil dengan diiringi seringai tipis yang membuat Geara justru makin kesal dan ingin melempar wajah Rizam dengan sandalnya.

"Ish! Aku cuma nanya doang, Zam, ya ampun." Geara mendengkus kesal melihat Rizam yang sama sekali tidak ingin memberi tahunya.

"Oke! Sekarang coba angkat kertas kalian setinggi-tingginya dan saya akan memilih secara acak. Siap-siap, ya!" perintah vokalis band tersebut memberi instruksi pada pengunjung taman sekaligus penonton mereka.

Para pengunjung itu mengikuti instruksi sang vokalis. Tidak terkecuali Geara dan Rizam yang ikut mengangkat kertas itu setinggi-tingginya. "Oke! Kamu yang memakai sweater berwarna abu yang berdiri tapat di sebelah perempuan yang berambut hitam panjang dan memegang origami berwarna biru!"

Rizam yang merasa terpanggil dan sedikit terkejut refleks menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan. "Iya, kamu. Boleh ke depan dan bergabung bersama kami!" jelas sang vokalis. Kemudian, Rizam mengangguk dan dengan santainya ia berjalan menuju podium.

"Coba berikan kertas origami itu," pinta sang vokalis setelah Rizam sudah berada di dekatnya.

"Waw ... isinya ternyata tantangan, nih. Buat puisi atau ungkapan sederhana untuk orang istimewa dan selalu ingin kamu jaga lalu bacakan dengan sukarela," ucap sang vokalis membaca isi tantangan yang tertera di kertas origami milik Rizam.

"Gimana? Bisa? Kamu siap atau mau diganti tantangannya kalau---"

"Enggak, Bang. Saya bisa, kok," ucap Rizam yang langsung mendapat sorakkan dan tepuk tangan dari para anggota band bahkan para pengunjung yang menyaksikan keberaniannya.

Rizam terdiam untuk beberapa saat. Hingga akhirnya ia mengangguk memberi tanda pada para anggota band itu bahwa ia siap. Rizam menghela napasnya pelan hingga akhirnya ia mulai berbicara mengungkapkan apa yang terpikirkan olehnya.

Saat kulihat wajahmu kala itu
Wajahmu yang diam-diam menurunkan hujan
Wajahmu yang diam-diam mengukir guratan sendu dan kecewa
Wajahmu yang diam-diam menyiratkan takut dan tersiksa
Ada rasa iba dan tak rela
Mengapa nestapa harus datang membuatmu seakan dipaksa menelan duka?

Hidupmu mungkin layaknya hujan yang mengalir deras
Membuatmu selalu basah karena rintik-rintik luka yang selalu meninggalkan bekas
Tapi jangan bersedih,
Karena aku akan berusaha menjadi mentari
Memberimu bias cahaya untuk menciptakan pelangi
Lalu kita bisa tertawa sepanjang hari

Semua orang tercengang dan terpana mendengar ungkapan yang sederhana, tetapi menyentuh jiwa. Hal itu juga dirasakan gadis yang kini tengah berkaca-kaca nyaris mengeluarkan air mata.

***

Geara dan Rizam kini sudah berada di sebuah kafe yang tidak jauh dari Taman Musik Centrum tadi. Setelah persembahan Rizam yang menciptakan plot twist untuk Geara dan membuat hampir seluruh pengunjung terkesima, akhirnya mereka memutuskan untuk mengisi perut sebelum pulang.

"Zam, aku enggak nyangka kamu jago bikin kata-kata gitu. Kok, selama ini kamu enggak cerita, sih?" tanya Geara yang masih tidak percaya.

"Enggak semua hal harus diceritain, Gea. Keren enggak, tuh? Gua udah kayak cowok-cowok puitis dan romantis, ya. Hahaha." Rizam tertawa seakan geli dengan ucapannya sendiri.

"Dih! Kamu bener-bener, ya! Tapi emang keren, sih. Terus itu kamu bikin buat siapa?" tanya Gea penasaran meskipun dia sedikit geer dan berharap itu untuknya.

"Buat lo." Dengan santai dan entengnya Rizam mengucapkan itu. Kenapa Rizam selalu dengan mudahnya mengungkapkan sesuatu? Hal itu berbeda dengan Geara. Dia berpikir dulu tidak, sih? Gea merasa heran meskipun tidak bisa dipungkiri dia merasa sangat bahagia.

"Buat aku? Tapi kenapa?"

Rizam terdiam sejenak menatap Geara begitu dalam lalu berkata, "Kadang kita enggak perlu alasan untuk melakukan sesuatu. Lakukan apa yang memang ingin kamu lakukan, selama itu bisa membuat dirimu sendiri atau bahkan orang lain bahagia."

***

Sukabumi, 13 Juni 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top