21. Sandera

Cold Heart - Give Me Your Love

Story by zhaErza

Naruto by Masashi Kishimoto

.

.

.

BAB XXI

Sandera

.

.

.

Udara lembap menerpa kulit, membuat tengkuk seorang wanita merasa remang karena dingin. Di dalam sebuah ruangan bernyala pedar pelita, kelopak mata berkedip beberapa kali ketika kesadaran mulai menghampiri. Desah napas terdengar olehnya sendiri, tubuhnya yang lemas, membuat tak bisa melakukan apa pun. Ketika tangannya bergerak menyentuh sesuatu yang asing di bagian hidung, ia mendapati selang oksigen tengah membantunya untuk melancarkan pernapasan.

Pikirnya bertanya-tanya, ingatan beberapa waktu lalu pun berputar-putar di kepala. Menyadari kondisi yang tidak berada di tempat yang diharapkan, wanita yang telah berganti marga menjadi Hyuuga pun membelalakkan mata.

"Tidak mungkin," bisik bibir pucat itu menyadari keadaan yang masih dibawah pengaruh racun. Ia mungkin merasa lebih baik daripada sebelumnya karena bantuan selang oksigen yang berada di hidungnya, tetapi tetap saja hal ini membuat Sakura teramat resah.

Bagaimanapun, Sakura harus bisa keluar dari tempat ini. Namun, tubuhnya sulit digerakkan, jika ia memaksakan diri maka racunnya akan tersebar dengan cepat ke seluruh tubuh, dan hal itu akan membahayakan keberadaan janin yang dikandungnya.

Rasa takut membuatnya bergetar, keringat semakin banyak mengalir karena memikirkan yang akan terjadi jika dirinya tidak diberikan antidot sekarang juga.

Air matanya menetes, tepat setelah pintu ruangan itu terbuka. Sosok lelaki datang dan kembali menutup pintu, mendekati dirinya dan mencoba menyentuh bagian lehernya untuk memeriksa kondisi Sakura, tetapi ia langsung menyingkirkan tangan itu dan menatap sosok tersebut dengan penuh amarah.

"Sakura, tenganglah. Aku hanya ingin memeriksa kondisimu," ucapnya lugas, dengan suara dan fisik orang yang teramat ia kenal. Sosok itu, masih menyamar menjadi suaminya.

"Percuma saja, jika kau tidak memberi antidotnya sekarang juga."

Laki-laki itu duduk di pinggir ranjang yang ditempati Sakura, menatap tabung oksigen yang berada di samping tempat tidur di sisi kepala sang Merah Muda.

Menunggu beberapa saat, Sakura tidak mendapatkan jawaban atas pernyataannya. Laki-laki itu malah menatap bagian wajah dan perut yang masih rata, kemudian menyentuhnnya guna untuk mengaliri cakra di sana.

"Kau tahu, hal itu percuma saja," suara Sakura gemetar, ia bisa saja melakukan yang disekarang sedang dikerjakan oleh si sosok mistrius, tetapi percuma karena racun hanya bisa dinetralisir dengan antidot. Apalagi untuk jenis yang seperti ini, pembuatnya juga tidak sembarangan dan sangat berbahaya. "Jangan libatkan dirinya, kumohon." Air mata Sakura mengalir, ia tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Apakah memang karena hanya perkara ingin menjatuhkan Gaara hingga kelompok mengerikan ini muncul, atau ada sebab lain?

Karena dari yang terlihat, kelompok Arashi benar-benar seperti lebih bertujuan ingin membunuh Gaara secara kejam daripada menjatuhkannya. Dan semua itu pun seperti terjawab, ketika si sosok mistrius mengatakan keinginannya kemarin malam, bahwa kelompok Arashi menginginkan kematian Gaara.

"Apakah kelompok Arashi berisikan orang-orang yang pernah disiksa oleh Gaara?" tanya Sakura penasaran dan lebih kepada pertanyaan kepada diri sendiri mengingat suaranya yang nyaris seperti bisikan, tetapi karena dekatnya jarak antara mereka berdua, sosok tersebut pun mendengarnya.

Senyuman dihadiahi laki-laki itu.

"Aku sudah mengatakan, awalnya tidak menginginkan untuk melibatkanmu, tetapi kau yang datang ke desa ini, Sakura. Dan aku juga telah mendengar rumor kalau Kazekage Gaara tengah jatuh hati kepada iryounin terhebat di Konoha, tenanglah karena besok kita akan membuktikannya. Kau akan mendapatkan antidotmu jika Gaara telah meregang nyawa."

"Apa kau gila? Persepsi macam apa itu?" napas Sakura terengah-engah, ia menatap nyalang laki-laki yang masih memakai fisik suaminya.

Wanita itu memaksakan diri untuk bagun dan duduk, menggerakkan tangannya untuk menarik kerah baju si lelaki.

"Kau kira kau akan bisa membunuh Kazekage? Kenapa kau tidak menggunakan cara yang layak seperti mengajaknya berduel alih-alih seperti ini. Bayiku tidak bersalah, aku tidak peduli dengan diriku, tetapi kumohon jangan libatkan bayiku." Sakura menahan seguknya, punggungnya bergetar, ia merasa sudah diambang batas keputusasaan. Bagaimanapun, janin di kandungannya masih terlalu rentan, lebih baik tangan dan kakinya dipotong daripada diperlakukan seperti ini.

Telapak tangan tersebut menyentuh kepala Sakura, membelainya, mencoba memberi kekuatan walau ia tahu itu semua sama sekali tidak membantu. Melihat wanita itu yang mulai sesak napas karena terlalu memaksakan diri, sang Lelaki pun mengerutkan alis. Memeriksa detak jantungnya yang melambat dan menidurkan tubuh Sakura kembali di ranjang.

Tubuh wanita itu kejang, racun mulai bereaksi lebih cepat karena pengaruh kekebalan tubuh yang melemah sebab sedang mengandung. Apalagi, memang Sakura sempat demam ketika ia sampai di kamar wanita itu kemarin malam. Sebagai iryounin, laki-laki yang adalah kaptep kelompok Arashi pun mengalirinya dengan cakra, membantu jantung Sakura untuk kembali berdetak normal hingga tubuh itu terhenti dari kejang.

Mendesahkan napas, akhirnya sanderanya kembali tidak sadarkan diri. Kalau begini terus, Sakura bisa tewas bahkan sebelum kedatangan Gaara esok hari.

Mengambil botol infus, ia memasangkannya ke urat nadi di punggung tangan Sakura. Setelahnya setengah dari antidot yang ada di dalam botol ia suntikkan ke dalam infus agar langsung bereaksi dan menetralisis setengah dari racun yang menyebar di tubuh.

Lima belas menit kemudian, tubuh Sakura menghangat kembali, kulitnya tidak pucat dan pupil matanya tidak naik ke atas. Sakura perlahan mulai stabil, walau setengah dari racun masih ada di tubuh wanita itu. Kalau begini, racun tersebut malah tidak akan mengancam Sakura pada kematiannya. Ya, setidaknya wanita itu belum mengetahui fakta ini, walau ketika sadar pasti Sakura akan menyadarinya.

Sekarang, bola mata bak mutiara itu menatap perut Sakura. Berpikir, apakah dia terlalu baik untuk menjadi seorang pemberontak? Namun, Sakura memang tidak akan ia biarkan terbunuh. Lebih baik si Kazekage Berengsek itu. Raut wajahnya berubah ketika memikirkan pemimpin Suna, ia pastikan esok mayat sang Kage yang akan ditatapnya.

*

Berada di ruangan sang Kage, Neji menjelaskan mengenai kemiripan cakra lelaki mistrius tersebut dengan dirinya. Itu bukanlah hange no jutsu, tetapi jurus yang pernah digunakan zetsu putih untuk meniru mereka semua. Entah bagaiman bisa laki-laki yang dicurigai sebagai ketua kelompok Arashi itu menggunakannya. Pastinya dia melakukan penelitian, dan mengenai cakra Neji yang dicuri untuk diaplikasikan ke tubuh itu, kemungkinan mereka pernah bertarung sebelumnya.

Neji mencurigai pertarungan mereka sebelumnya di Gurun Neraka adalah sebagai tolok ukur untuk mencari informasi mengenai karakter, baik fisik dan tipe pertarungan. Kalau begini, kelompok Arashi benar-benar menjadi ancaman tidak hanya bagi Sunagakure, tetapi juga seluruh negara HI. Mereka bisa menciptakan banyak alat modifikasi seperti Orochimaru dan Kabuto yang mengembangkan edo tensei. Bedanya, edo tensei membutuhkan korban untuk membangkitkan para ninja terhebat, tetapi tidak dengan alat modifikasi yang diciptakan kelompok Arashi.

"Bisa jadi, mereka juga akan membuat klon Zetsu Putih, walau untuk saat ini mereka masih berfokus untuk menggulingkan kepemimpinan Kazekage." Sai berkomentar.

"Melihat tindak-tanduk mereka selama ini, sebenarnya Kelompok Arashi tidak sembarangan membunuh. Mereka memang hanya menghancurkan orang-orang yang ingin menghalangi tujuan mereka, maka dari itu aku berpikir bahwa mereka menggunakan edo tensei dan membuat klon Zetsu Putih itu tidak mungkin terjadi. Namun, berbeda jika mereka telah mengubah tujuan nantinya." Gaara menjelaskan apa yang diamatinya mengenai pemberontakan dan teror yang belakangan terjadi.

Kelompok Arashi memang untuk saat ini hanya menginginkannya tidak memimpin Suna lagi, dengan cara menyerahkan diri kepada kelompok itu dan mati di markas mereka. Hari ini, seperti keinginan dari sang Penculik dari Sakura, ia akan dibimbing dengan sesuatu untuk datang sendirian ke markas mereka, setelah itu entah apa yang akan terjadi, Gaara akan dipaksa mengakhiri hidupnya demi Sakura dan bayi yang dikandung wanita itu.

Semoga saja rencana Shikamaru untuk melakukan apa yang mereka inginkan memanglah membuahkan hasil, laki-laki paling jenius itu telah memprediksi apa yang akan terjadi, melihat dari situasi dan kondisi penyerangan dan teror yang telah kelompok pemberontak itu lakukan.

Keseluruhan ninja Konoha yang ada di Suna akan ikut andil dalam penyelamatan Sakura, mereka percaya bahwa Gaara pasti bisa melaksanakan rencana yang telah diterangkan oleh Shikamaru.

Ketika mengingat hal ini, Neji merasa begitu gelisah. Jantungnya sejak tadi tidak berhenti untuk tidak berdebum dengan kuat. Tangannya selalu dingin, keringatnya terus-terusan mengalir di dahi. Masih tidak tahu harus melakukan apa untuk menyelamatkan wanita merah muda dan bayinya itu, menyerahkan hal ini kepada Gaara adalah satu-satunya cara.

Mereka berdiri di pintu keluar desa, setelah membawa surat pengesahan bahwa Gaara telah resmi tidak menyandang gelar Kazekage lagi, juga akan bersedia mati demi Sakura. Gaara menatap para rookie sembilan yang akan berangkat setelah beberapa jam kepergian lelaki itu dan menunggu di tempat yang dijanjikan.

Neji sebagai ketua tim berdiri berhadapan dengan Gaara, telapak tangannya terulur dan disambut oleh sang Lelaki berambut merah. Mereka bersalaman, tanpa kata dan hanya dari kontak mata. Sesungguhnya Neji sudah tidak tahu harus mengatakan apa, dan Gaara telah mengerti dengan semua itu, kolam mutiara yang adalah pupil khas Hyuuga menjadi jendela hati bagi Neji yang terus-terusan gelisa, takut dan khawatir. Dua orang paling dia cintai tengah dipertaruhkan hidup dan matinya.

*

Menjadi pasir, Gaara menghilang dan menuju padang pasir yang adalah Gurun Neraka. Mendapati sesuatu yang muncul, itu adalah sebuah elang gurun, Gaara menatapnya dan kemudian mengikuti laju elang tersebut yang memang akan membimbingnya.

Arah timur, di jurang gunung batu, sebelah mata Gaara berubah menjadi pasir untuk melihat lebih jauh tentang tempat yang menjadi markas rahasia bagi kelompok pemberontakan. Terdapat segel mencurigakan yang kemungkinan berguna untuk melindungi tempat ini dari pengguna kekkei genkai byakugan, sehingga tempat ini tidak bisa ditemukan oleh para Hyuuga.

Masuk ke sisi gunung batu, menjorok ke bawah, terdapat sebuah celah kecil seukuran telunjuk yang sangat tidak mungkin bagi makhluk selain serangga untuk masuk ke dalam sana, tetapi kemudian elang gurun menggunakan sayapnya untuk menyentuh bagian itu hingga tiba-tiba sang Elang terhisab. Mengerti, Gaara kemudian melakukan hal yang sama, untuk beberapa saat, ia berada di ruangan hampa tanpa udara nan gelap, hitungan ke sepuluh, Gaara sampai di pintu masuk markas yang dijaga oleh delapan orang anggota dari kelompok Arashi.

Dahi Gaara berkerut, kalau seperti ini, bagi mereka memang tidak memungkinkan untuk menemukan kelompok Arashi. Mereka memakai kekkai dan juga jurus khusus untuk menciptakan teleport sebagai pintu masuk ke markas mereka.

Pantas saja, Arashi begitu pogah dengan cara mengundangnya secara langsung. Dari yang ia sadari pun, tidak mungkin celah di gunung batu itu bisa menerima sembarang orang untuk masuk atau mereka memang telah sepogah itu, hingga bola mata pasir Gaara yang berada di luar celah pun bisa masuk ke markas ini.

Sepertinya kelompok ini benar-benar telah menciptakan modifikasi jutsu hiraishin yang begitu luar biasa.

"Rei Gaara, silakan ikuti kami."

Di dalam markas terbuat dari lapisan batu, lorong panjang yang dilalui Gaara terang karena lampu. Dua orang pengawal mengambil kendi labunya yang berisi pasir, dan memeriksa tubuhnya untuk mengetahui apakah membawa senjata atau tidak. Ia tidak membawa senjata apa pun kecuali labu pasirnya dan sekarang kendinya itu diamankan di tangan musuh.

Beberapa belokan, Gaara masuk ke dalam raungan lagi dan sepasang penjaga kembali memeriksa dirinya.

Ia kemudian di bawa ke dalam ruangan, di sana duduk lah seseorang yang masih memakai fisik Hyuuga Neji, sang Ketua dari kelompok pemberontakan Arashi.

Laki-laki tersebut berdiri dan tersenyum menyambut kedatangan Gaara, sementara itu wajah dingin ditampilkan sang Lelaki berambut merah.

"Aku tidak menyangka kalau kau benar-benar datang," ucapnya, kemudian menerima gulungan surat yang berisikan permintaan Arashi, Gaara melemparkannya dan ditangkap oleh sang Ketua kelompok.

Tersenyum melihat isi surat yang adalah pengesahan bahwa sekarang Gaara bukan lagi seorang kage, dan juga perjanjian harus mati untuk ditukarkan oleh Hyuuga Sakura, membuat laki-laki itu merasa puas. Menggulung kembali surat tersebut, ia pun mengantungi di dalah kimononya, kemudian berdiri.

"Sebelumnya, perkenalkan namaku adalah Arashi, Gaara." Laki-laki itu berjalan, ke arah sebuah lemari, kemudian membukanya.

Menggerakkan tangan untuk mengambil botol berisi cairan ungu, kemudian jarum suntik, memasukkan cairan tersebut ke dalam tabung dan membawanya kepada Gaara. Itu adalah racun mematikan yang sama seperti milik Sakura, hanya saja dosisnya tiga kali lebih besar hingga membutuhkan waktu beberapa jam saja untuk melihat akhir hayat dari perjalanan hidup dari laki-laki muda bernama Rei Gaara.

Arashi berjalan mendekati Gaara, berdiri berhadapan dengan lelaki itu.

"Di mana Sakura?"

"Setelah racun ini masuk ke tubuhmu, aku akan membawamu kepadanya. Kemudian, setelah kau mati, aku akan menggembalikannya ke Suna."

"Kau harus memberikannya antidot terlebih dahulu, tepat setelah pertemuanku dengan Sakura nanti."

Laki-laki itu kemudian tersenyum, menyuntikkan racun ke lengan Gaara.

"Tidak sebelum kau mati, Gaara."

Dahi berhias tato itu mengerut dalam.

"Dia tengah mengandung, dan mereka tidak ada hubungannya denganku."

"Aku sudah menjelaskannya, Gaara. Kalau dirinya tidak datang ke Suna bersama Tim Neji, semua hal ini tidak akan terjadi."

Setelah menyuntikkan racun, lengan Gaara perlahan dihiasi bercak ungu kehitaman yang semakin lama semakin melebar. Dirinya lalu melihat laki-laki itu berjalan ke luar ruangan dan mengikuti, tahu akan menuju ke tempat Sakura dikurung.

Beberapa saat setelahnya, ia bisa menemukan sebuah ruangan yang dijaga tiga orang. Ketika pintu terbuka, tidak seperti perkiraan Gaara, sebab Sakura terlihat dirawat cukup baik untuk ukuran seorang sandera. Namun, tetap saja wanita itu tengah berada dalam kondisi tubuh diracun, sama seperti dirinya.

"Gaara-kun," bisik Sakara. Mata wanita itu terlihat membelalak, sebab menemukan tangan kiri Gaara yang sebelumnya disuntik racun telah berubah menjadi ungu kehitaman seperti telah tercelup cat. "Apa yang kaulakukan kepadanya, Arashi?"

Sang Lelaki dengan mata bulannya menatap Sakura, memeriksa nadi wanita itu dan melihat pola pernapasannya, kemudian duduk di sisi ranjang.

"Tenanglah, setelah dia mati, kau akan mendapatkan antidotmu."

Sakura yang memang telah mendudukkan diri, kini berusaha memukul sosok yang masih memakai wujud suaminya. Namun, tidak berdaya, tenaganya sama sekali tidaklah kuat dalam keadaan tengah diracun seperti ini. Apalagi sekarang sebelah tangannya yang diinfus tengah dipegang oleh telapak Arashi.

Napas Gaara terengah, keringat laki-laki itu mengalir begitu deras. Beberapa saat setelahnya, Gaara jatuh berlutut sambil memegangi jantunya.

"Gaara-kun!"

Tubuh Sakura gemetar, menyaksikan Gaara yang akan meregang nyawa dihadapannya dan karena dirinya. Tidak, ia tidak akan membiarkan hal itu.

"Kumoho, Gaara-kun, bertahanlah. Kenapa kau melakukan ini kepada kami? Sialan, berikan antidotnya, Arashi!"

Sekarang Arashi menahan tubuh Sakura dengan memeluknya kuat, laki-laki itu tertawa kecil ketika melihat Gaara yang begitu menderita.

"Dia pantas, dia pantas, Sakura. Kau akan mendapat antidotmu setelah dia mati. Si iblis itu akan segera ke neraka, menyusul orang-orang yang dulu sering dibunuhnya. Ayah dan ibuku, juga adik perempuanku pasti bahagia di surga."

.

.

.

Bersambung

.

.

.

Erza Note:

Marhaban ya Ramadhan.

Mohon maaf lahir batin, jika Erza ada salah kata baik disengaja atau tidak ya, teman-teman.

Karena hari ini spesial, maka Erza update ff Cold Heart.

DUhhh, gimana tuh keadaan Gaara? apakah dia akan rela mati demi Sakura dan janin tersebut atau sebaliknya?

FF ini bakal Erza tamatin di satu atau dua chap setelah ini. (Di versi buku beda lagi nanti hehe)

Untuk versi buku, cover sedang dibuat dan juga bakal ada spesial epilog dalam bentuk komik (Khusus untuk dibuku aja)

Nah, pasti udah pada gak sabar kan nunggu versi buku cold Heart? Erza juga gak sabar nihhh.

Doakan selesai lebaran sudah bisa dipesan hehe.

Untuk menggantikan tamatnya ff ini, Erza bakal publish FF Nejisaku dengan bumbu SasuSaku, NaruHina dan Itasaku nantinya.

Judulnya: Frozen Flower - Ketika Cinta Hanyalah Ilusi

Genre: Fantasy, Roman dan Action

Rating mature untuk 17 tahun ke atas.

Hayoo siapa yang suka FF tema kerajaan?

Ditunggu ya.

Salam sayang dari istri Itachi,

zhaErza.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top