20. Kehilangan
Cold Heart
Story © zhaErza
Naruto © Masashi Kishimoto
.
.
.
Chapter 20
Kehilangan
.
.
.
Pukul dua dini hari, serangan yang mereka prediksi pun terjadi. Ledakan besar dengan bom asap sebagai pengacau penglihatan terpampang di udara tepat di benteng dari Desa Sunagakure. Semua yang berjaga dibuat panik, sebelum bisa mengambil senjata mereka khususnya pengguna elemen angin, tiba-tiba saja serangan kunai dan shuriken beracun menghujani tubuh mereka.
Banyak yang terluka, bahkan tewas ditempat, setelahnya angin besar bertiup karena kipas para shinobi Suna dihempaskan hingga membuat tabir asap langsung sirna.
Neji melompat ke burung tinta milik Sai dan melihat situasi dengan byakugan, sungguh mengejutkan ketika ia mendapati pusat desa pun telah diserang, diberbagai tempat semuanya merata dengan kehadiran para pemberontak yang entah datang dari mana. Dari sini sudah jelas bahwa memang ada orang dalam yang menjadi otak dari serangan ini, memberikan mereka semacam segel hiraishin yang mungkin saja telah dimodifikasi dan membuat mereka begitu leluasa bermunculan.
Pasir dari sang Kage melindungi rakyat yang harus segera dievakuasi, ia juga melihat Naruto dan Hinata yang datang dan membantu, begitu pula dengan ninja konoha lainnya. Sekarang Sai dan dirinya telebih dahulu memutuskan untuk mencari segel hiraishin untuk dihancurkan agar musuh tidak semakin banyak, meminta bantuan Hinata dan Naruto, mereka pun pergi mencari.
Ada lebih dari tiga puluh segel di setiap sudut desa, butuh waktu setengah jam bagi mereka untuk menemukan semuanya. Dengan bantuan bayangan Naruto, segalanya menjadi lebih cepat. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia berpamit, ingin harus bergerak cepat karena desa dalam keadaan teramat berbahaya.
Mungkin musuh bisa mereka bereskan, rakyat sipil bisa mereka amankan, tetapi tidak dengan rumah penduduk dan segala bagunan yang ada di desa. Apalagi ledakan berkali-kali terdengar, pasukan Arashi memang ingin menyebar teror agar rakyat menjadi membenci pemimpin mereka yang dianggap menjadi penyebab dari semua ini. Tidak hanya itu, ia juga ingin melihat keadaan Sakura, mungkin istrinya sudah dievakuasi, tetapi tidak ada salahnya memastikan.
Menggerakkan kaki lebih cepat lagi, Neji pun bertujuan untuk menjumpai istrinya terlebih dahulu, apalagi ia melihat wanita itu masih berada di ranjang dan tengah tertidur sendirian tanpa adanya penjaga atau shinobi Suna yang memperingati Desa sedang kacau balau.
Mungkin, ketika Sakura sadar dengan keberadaannya nanti, ia harus membuat wanita itu kembali tidak sadarkan diri. Sakura teramat keras kepala, mungkin saja wanita itu nanti ngotot ingin membantu di Desa.
Beberapa kilo dari gerbang desa, Sakura yang baru saja tertidur dan masih merasa lemas karena rasa mual yang kembali menghampiri, terbangun karena meraskan sengatan sakit di bagian lengannya. Membuka mata, ia melihat sosok Neji yang berdiri dan sedang melakukan sesuatu. Untuk lebih jelas, Sakura mengedipkan kelopaknya dan ia mendapati Neji tengah menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuhnya.
Rasa kaget jelas tetera di dada, tetapi karena lemas ia hanya bisa mengeluarkan suara saja.
"Neji, apa ... yang kaulakukan?" ia berbisik, merasa pandangannya mulai berkunang, bertanya-tanya apa yang dilakukan Neji hingga dirinya menjadi seperti ini.
Hyuuga satu itu tersenyum ketika menatap sorot rasa tanya dan bingung yang sangat ketara di wajah dan pupil emerald Sakura, kemudian setelah menyelesaikan kegiatannya, Neji menggerakkan jari telunjuk ke bibir yang tengah bersimpul, mengisyaratkan kepada Sakura untuk jangan berisik.
Melihat semua itu, Sakura semakin tidak memahami situasi ini.
"Neji, kau bukan ... iryounin."
Tubuh Sakura semakin lemah, dan Neji sama sekali tidak menejelaskan apa pun. Sakura merasa tangan lelaki itu menarik tengkuknya dan membawa tubuhnya ke dalam gendongan, mata emerlad terlihat sayu, ketika ia mendapati mereka telah melompat ke luar jendela.
"Neji, kau bukan ...." Sakura tidak lagi berbicara karena telah tak sadarkan diri.
Dalam gemerlap ledakan dan kekacauan yang berlangsung, laki-laki itu tersenyum dengan membawa sosok wanita yang begitu berharga.
.
.
.
Bayangan Naruto telah menyebar ke seluruh desa, ia menggunakan mode cakra kurama dan cakra alam untuk mempermudah gerakannya dalam memprediksi gerakan musuh. Menghantam mereka, tetapi percuma karena tubuh yang terluka dan seharusnya tidak berdaya itu kembali sembuh seketika. Kalau seperti ini, ia membutuhkan Neji atau Hinata agar bisa menemukan alat modifikasi tersebut. Dengan menghancurkannya seperti penjelasan Neji, maka kelompok Arashi tidak akan bisa menyembuhkan diri dan mengeluarkan tenaga seperti layaknya Sakura dan Tsunade.
Yang diinginkan ternyata terlihat, Neji bersama Sakura tengah menuju ke suatu tempat. Ia pun memanggil, kemudian alisnya berkerut tajam.
"Berhenti!"
Teriakan Naruto membahana dan membuat Hinata yang sedang bertarung menolehkan wajah.
"Aku bilang berhenti, sialan! Mau kau bawa ke mana Sakura-chan?"
Hinata langsung menghampiri, sosok Neji yang membawa Sakura pun terhenti ketika dihadang oleh Gaara, laki-laki berambut merah itu berusaha menyerang Neji, tetapi sang Lelaki melompat dan berpindah tempat.
"Ah, karena Kazekage telah berada di sini, sekalian saja." Suara Neji membuat Hinata semakin mengerutkan alis, menatap bingung sorot teramat marah dari suaminya.
"Kembalikan Sakura-chan," geramat terlalu ketara dalam suara Naruto.
"Naruto-kun, apa maksudmu? Dia adalah Neji-niisan." Hinata menggunakan byakugan untuk mendeteksi cakra sang Lelaki, dan dia memanglah kakak sepupunya Hyuuga Neji.
"Semuanya memang seakan sama seperti Neji, tetapi niat jahanya tidak bisa ditutupi." Naruto mengawasi laki-laki yang sedang menggendong Sakura yang tengah tidak sadarkan diri. "Bagaimana Sakura-chan, Hinata?"
"Ah, napas Sakura-chan terengah, detak jantungnya juga lemah, Sakura-chan sepertinya telah diracun."
"Sialan," bisik Naruto, memikirkan bahwa sekarang Sakura tengah mengandung membuatnya benar-benar teramat marah, Hinata pun menjadi sangat khawatir karena paham dengan apa yang dipikirkan suaminya.
Di hadapan mereka, laki-laki yang menyerupai Neji itu tesenyum kecil hingga kedua matanya tertutup karena mendengarkan penjelasan Hinata yang masih mengaktifkan byakugan.
"Kuberitahu saja, Sakura memang telah kusuntikkan racun terbaru yang kuciptakan." Mendengar hal itu, Naruto langsung berpindah tempat dan nyaris menghajar wajah sang Lelaki, tetapi dengan sigap sosok itu menghindar.
Mereka berdiri di atap gedung, Gaara masih melayang menggunakan pasirnya mengawasi agar laki-laki itu tidak melarikan diri.
"Dengar Naruto, jangan sampai kau menggunakan jutsumu untuk membunuhku, sebab yang tahu penawar dari racun mematikan ini hanyalah aku. Jadi, aku minta agar kalian tenanglah terlebih dahulu. Dan Kazekage, silakan berpindah ke sisi Hinata dan Naruto." Laki-laki itu dengan lugas menyebutkan masing-masing dari nama mereka, mengetahui informasi ini ketika Naruto dan Hinata saling berkomunikasi tadi.
Melihat ketiga orang yang menurut dan situasi telah memihaknya, sang Anggota dari kelompok Arashi yang tengah menyamar menjadi Neji, bahkan semuanya sama sampai suara dan cakra, pun menghela napas.
Sebelum membawa Sakura ke markas rahasia mereka, ia haruslah mengatakan hal ini secara langsung kepada Kazekage Gaara.
Angin malam dini hari berembus, sudah nyaris pukul tiga, lima orang tengah berdiri di atap gedung dan tengah terlibat pembicaraan dengan orang mistrius yang mungkin saja adalah pemimpin dari kelompok Arashi atau bisa jadi otak dari kelompok pemberontakan ini.
"Tenanglah, Sakura tidak akan mati dalam beberapa hari. Namun, aku pastikan tidak akan mungkin menyelamatkannya jika aku sampai terbunuh. Yang bisa menciptakan antidot dengan cepat hanyalah aku, Sakura dan Senju Tsunade. Dan kalian tahu sendiri bahkan Senju Tsunade entah berada di mana. Racun ini akan melemahkan si wanita cantik ini dari setiap jamnya."
"Katakan apa yang kau mau?"
Langsung saja Gaara menanyakan hal itu, baginya sangat merugikan Sakura jika harus mendengar penjelasan panjang lebar laki-laki berfiksi Hyuuga Neji itu.
"Ah, baiklah. Kalau begitu, akan kujelaskan semuanya secara cepat. Aku ingin Kazekage Gaara datang ke markas Arashi seorang diri, dengan telah membawa surat pengesahan bahwa Anda mengundurkan diri sebagai Kazekage dan bersedia mati demi wanita ini. Bayangkan saja, bagaimana perasaan Konoha ketika Hyuuga Sakura terbunuh saat menjalankan misi di Suna? Pasti banyak yang menyayangkan hal ini? Daripada dirinya yang tengah mengandung, dua orang yang akan tiada, kenapa tidak Anda saja, Kazekage Gaara? Jika hanya seorang Kage, maka bisa dicari yang lebih berkompeten lagi, benar bukan?"
Hinata dan Naruto teperangah, tidak hanya karena keinginan yang begitu kurang ajar, tetapi juga karena si lelaki mengetahui fakta bahwa Sakura tengah mengandung.
"Kau tahu dia mengandung dan kau meracunnya!" Naruto berteriak tidak terima, tidak bisa dimaafkan, kalau saja Nenek Tsunade berada di sini, ia pasti sudah menghajar dan menyiksa orang sialan ini sampai mati karena berani menyakiti sahabatnya.
"Aku adalah iryounin, Naruto. Tentu aku menyadarinya."
Menggunakan byakugan, Hinata mencoba mencari sosok kakaknya, dan lelaki itu memang tengah menuju ke tempat ini. Sementara itu, Gaara masih terdiam apalagi melihat Sakura menggumamkan sesuatu, menyuruh sang Kage untuk tidak terpengaruh ucapan dari kelompok Arashi ini.
"Diamlah, Sakura. Dan Kazekage, pastikan kau melakukan apa yang kukatakan. Orang-orangku yang akan mengawasimu, mengerti."
Dari arah belakang, Neji datang dan nyaris menyerang laki-laki yang meniru dirinya. Sebelumnya ia cukup terkejut dengan kenyataan ini, ingin memeriksa keadaan Sakura dengan kekkei genkainya, ia menemukan sesuatu yang begitu tidak diinginkan. Seseorang yang memiliki fisik dan aktivitas cakra yang sama seperti dirinya berada di kamar Sakura, menyuntikkan sesuatu dan membawa istrinya itu pergi.
Dan sekarang, ia membatalkan serangannya karena mendengar teriakan Hinata.
Alisnya berkerut tajam, menatap sosok berwajah sama dengannya kini menolehkan wajah, byakugan Neji menjadi satu-satunya perbedaan antara mereka berdua.
"Sungguh bijaksana karena kau tidak membunuhku, Neji." Laki-laki itu tersenyum kecil, begitu memuakkan. "Sekarang, sebaiknya kau bergabung bersama mereka. Semakin cepat maka semakin baik bagi Sakura, bukan?"
"Apa yang kaulakukan kepada Sakura?" Neji menggigit lidahnya saking menahan amarah karena melihat keadaan memprihatinkan wanita itu, kondisi Sakura benar-benar mengacaukan emosinya. Begitu ia ingin menghajar sosok itu agar tidak menyentuh tubuh istrinya.
"Sakura hanya sedang tertidur dan menderita. Dia akan baik-baik saja, jika kalian semua mengikuti apa yang telah aku katakan tadi. Ingat, hanya aku yang bisa membuat antidotnya. Racunnya akan semakin menyebar dan di hari ketiga ketika aku tidak mendapatkan apa yang kuingin, Sakura akan tewas bersama janin yang dikandungnya, Neji."
Terus memikirkan kenapa laki-laki ini melibatkan Sakura, apa karena Sakura adalah satu-satunya ninja medis yang bisa membuat antidot dengan cepat dan bahkan telah melampaui Tsunade? Namun, kenapa harus Sakura? Dari semua yang terjadi di Sunagakure.
"Sakura, jika kalian ingin tahu, tujuan awalku bukanlah wanita ini. Namun, dengan kedatangannya semuanya menjadi kacau, segala yang direncanakan dengan matang tidak bisa dijalankan. Maka dari itu, aku membuat rencana baru yang lebih menguntungkan, dengan membawa seorang sandra yang paling berharga. Jika kalian ingin tahu, aku begitu mengidolakan wanita ini, Neji." Bola mata bulan yang dimiliki sosok itu menatap Sakura yang tengah terlihat susah payah meraup oksigen, kelopak mata gadis itu tertutup, tetapi bibirnya menggumamkan nama sang Suami.
Napas Neji terengah, keringatnya mengalir dari dahi ke pelipis. Kepalan tangan tercipta ketika mendengar penjelasan laki-laki yang entah siapa ini, dari sekian banyak yang harus ia lakukan, kenapa yang terjadi hanyalah dirinya tengah terdiam menatap kepergian Sakura bersama sosok mistrius tersebut. Tidak bisa melakukan apa-apa, merasa begitu kehilangan dua orang yang dicintainya sekaligus. Hanya byakugan yang mengawasi, menatap seringai laki-laki yang menyerupai wajahnya tersebut dan keadaan istrinya yang begitu memprihatinkan.
Setelah mendapatkan Sakura, kekacauan yang terjadi berangsur terhenti. Sudah dipastikan tujuan kelompok Arashi memanglah untuk menculik wanita berambut merah muda itu. Tidak bisa mereka sangka jika hal ini yang akan terjadi, terlalu jauh spekulasi mereka mengenai kelompok pemberontak yang akan melibatkan Sakura untuk menyingkirkan Gaara.
Dan sekarang, sang Kazekage hanya terdiam di meja kerjanya, wajahnya gelap begitu pula dengan Neji, Naruto, Ino dan Hinata yang berada di ruangan sang Kage. Meraka tengah merasakan hal yang sama, kehilangan sosok yang begitu disayangi, bahkan Neji benar-benar tidak tahu harus bagaimana karena emosinya masih benar-benar kacau.
"Kita harus menyelamatkan Sakura-chan." Naruto bergumam, murung menatap kedua tangannya karena tidak bisa mencegah hal ini terjadi, di sampingnya Hinata mengelus bahu lelaki itu, sama kalut dan khawatirnya seperti mereka semua.
Gaara menelan salivanya, matanya terpejam dan ia menyandarkan kepala di kursi kebesarannnya, menarik napas dan mencoba berpikir jernih.
"Aku benar-benar meminta maaf atas kejadian ini," ucapan Gaara membuat semua yang berada di ruangan menegakkan kepala.
Neji memejamkan mata, kemudian menatap sang Kage.
"Di dalam misi apa pun bisa terjadi, Kazekage-sama. Ini bukanlah kesalahan Anda. Misi kami adalah untuk menyelidiki dan membantu membereskan kelompok Arashi, jika adanya shinobi yang gugur demi keberhasilan misi, itu adalah penghargaan bagi kami."
Bola mata nan biru itu membeliak tajam, langsung saja kedua tangan Naruto menarik kerah baju Neji dan menanyai apa maksud dari ucapan lelaki itu.
"Apa kau akan mengorbankan Sakura dan bayimu demi misi? Aku akan membunuhmu jika sampai itu terjadi, Hyuuga Neji!" Hinata yang panik melihat kemarahan Naruto pun menarik tangan suaminya, mencoba menenangkan laki-laki itu.
"Naruto-kun, Naji-niisan tidak berkata sedemikian. Tenanglah dulu."
Wajah datar Neji, membuat laki-laki itu tidak bisa mengendalikan rasa kesalnya.
"Henitkan, Naruto. Kita harus memikirkan semua ini dengan kepala dingin."
Dari arah pintu, datang Sai bersama Shikamaru, Chouji, Kiba dan Shino. Mereka adalah tim bantuan yang baru saja menyelesaikan misi di Desa Karavan beberapa waktu lalu, datang ke Suna atas permintaan Neji, menurut lelaki Hyuuga itu lebih baik hal ini dipikirkan oleh Shikamaru daripada mereka semua yang sedang kalut dan memiliki hubungan dekat dengan Sakura.
Neji menghela napasnya, ia menatap Naruto yang masih berparas serius sambil menatap Shikamaru.
"Naruto, sebagai seorang shinobi, kita tetap harus mengedepankan misi. Untuk itu, sebagai ketua tim, aku tidak akan membiarkan Kazekage-sama datang ke markas musuh dengan mengantar kematiannya." Laki-laki berambut kuning itu mengerutkan alisnya, begitu pula dengan Ino yang diam-diam sudah menahan emosi sedari tadi. Namun, sebelum dirinya bertindak, Naruto sudah maju dan mewakilkan kemarahannya kepada Neji. "Namun, sebagai seorang suami, aku juga tidak akan membiarkan Sakura ...." mata laki-laki itu terpejam, tidak sanggup mengatakan apa yang terpikirkan olehnya. Tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Untuk beberapa saat, ruangan Kage menjadi sunyi.
"Untuk itu, aku akan memastikan, baik Kazekage maupun Sakura akan terselamatkan." Kepala berambut cokelat panjang itu menoleh, menatap Shikamaru. "Aku telah menjelaskan apa yang terjadi kepada Shikamaru, dan dia telah menyusun rencana saat dipejalanan ke Suna tadi. Dalam keadaan seperti ini, aku benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih. Aku meminta maaf atas segala ketidak bergunaanku untuk saat ini sebagai ketua tim, maka dari itu aku meminta tim Shikamaru untuk membantu yang kebetulah telah menyelesaikan misi mereka."
Laki-laki berambut nanas itu berjalan dan berdiri di samping Neji, menatap sang Kazekage yang terlihat sama frustrasi dengan orang-orang yang berada di ruangan ini.
"Dengar, rencanaku adalah kita akan melakukan apa yang kelompok Arashi inginkan," ucapnya dan kemudian membuat orang-orang yang berada di sana mengerutkan alis karena menunggu penjelasan selanjutnya.
.
.
.
Bersambung
.
.
.
Ululuululu ada yang menyangka bahwa akan up cepat di hari libur ini?
Cieeee yang ketipu bahwa sosok yang gendong Sakura adalah Neji hihihi.
.
.
.
Oh, masalah novel, akan Erza mulai buat saat ff ini sudah tamat ya. Jadi bagi yang ngumpul uang masih ada waktu heheheeh. Erza juga lagi nyari komikus, kalau kalian ada yang kenal, silakan hubungi Erza ya di PM Wattpad.
Yu, silakan komentar dan vote.
Salam sayang dari istri Itachi,
zhaErza.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top