Teman Baru
Setelah mendengar teriakkan Taehyung, dengan cepat aku berlari kearah belakang pohon, Taehyung terlihat tersungkur sambil menunjuk kearah depan.
“Ada apa Tae-.” Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, aku sudah berjingkat kaget melihat sesuatu di depan kami. Ia terlihat seperti kera tapi terlihat seperti manusia juga, dengan perlahan aku menarik kaus Taehyung untuk mundur secara perlahan.
Namun, memang dasar Kim Taehyung, dia malah bangkit dengan tergesa dan membuat mahluk di depan kami ikut berteriak nyaring khas suara kera.
Taehyung berlari lebih dulu untuk mengambil tas kami, namun teriakkan lainnya kembali menggema. Kali ini asalnya dari Taehyung, ada apa lagi yang ia lihat sebetulnya.
“Alexa cepat kemari” Taehyung dengan gemetar ia berusaha untuk kabur lagi setelah melihat enam mahluk yang terlihat sama anehnya dengan kera tadi, niatnya untuk kabur tidak berhasil karena celananya ditarik paksa oleh mahluk yang mirip dengan kucing.
“Alexa!! tolong aku!! celana ku!!”
Aku terkejut dan memilih menutup pandanganku alih-alih menolong Taehyung, celananya sudah melorot sampai bawah, dan bagaimanapun juga aku itu wanita.
Lalu, sebuah ekor tiba-tiba menjuntai di leherku. Aku panik dan hampir menyingkirkan benda di atas kepalaku. Sampai aku meliaht kera tadi sedang mengelus-elus kepalaku seakan menyuruhku untuk tidak panik.
“Chim, berhenti dan kembalikan celana anak itu.” Terdengar suara seseorang dari hadapanku, loh siapa yang berbicara? Chim itu siapa?
Karena merasa semakin banyak hal ganjil aku bergerak mundur secara perlahan, bersiap untuk kabur, “Hei, kamu mau meninggalkan sahabatmu?”
Aku terkejut bukan main, karena terdengar suara pria yang sedikit berat persis di samping telingaku. Kera tadi akhirnya melompat turun berkumpul dengan ke enam makhluk lainnya.
Taehyung sudah bangkit dan berdiri di sampingku, tangannya memegang erat lengan bajuku sedikit gemetaran, “Tae, seharunya kamu kan yang menjagaku, gimana sih.”
“Alexa, kali ini saja kamu yang hadapi ya, aku jagain kamunya nanti saja.”
Suasana menjadi hening lalu salah satu mahkluk bertubuh manusia namun wajahnya terlihat seperti bebek maju kehadapan kami, “Maafkan teman kami Tata, sudah sangat lama sejak terakhir kali kami melihat manusia.”
“Kenalkan, aku Namu, aku sering menjaga mereka.” Makhluk tersebut menjulurkan tangannya, aku masih bergeming dan tak percaya dengan apa yang kulihat, serius hutan ini memang aneh.
Dari belakang Taehyung menggerakkan lenganku untuk menjabat tangan makhluk bernama Namu tersebut.
Aku menggerutu, karena dengan seenak jidat Taehyung malah menggerakkan lenganku, dengan terpaksa aku menjabat tangan Namu.
“Ha-halo aku Alexa temanku ini namanya Taehyung,” ucapku canggung.
Lalu kami bersalaman dan Namu terlihat tersenyum, temannya yang lain juga ikut mendekat dan mengenalkan dirinya, yang mirip kera itu namanya Tata, lalu Chim yang menarik celananya Taehyung tadi. Lalu ada Hoba, Kookoo, Syub, dan Jinie.
Sepertinya mereka bukan orang jahat, aku menarik tubuh Taehyung untuk berdiri sejajar dan melepaskan genggaman tangannya. Mereka semua tersenyum pada kami, bahkan Kookoo terlihat menitikkan air matanya di balik tubuh Syub.
Dengan ceria Jinie menyuruh kami untuk duduk kembali, “Sebetulnya kalian itu mahluk apa?” tanyaku sedikit ragu.
Mereka terlihat saling menatap ragu terlihat bingung ingin menjawab atau tidak pertanyaan dariku. “Maaf kalau pertanyaanku menyinggung kalian.”
Namu mendesah dan menundukkan kepalanya, “Sebetulnya ceritanya sangat panjang, kami tidak seperti ini sebelumnya.”
Aku dan Taehyung dengan serius mendengarkan penjelasan dari Namu.
“Aku dan teman-temanku tinggal di
desa ini, kami sering bermain bersama dulu, mungkin sudah hampir tujuh puluh tahun semenjak kami berubah menjadi seperti ini.”
Kookoo yang tadi sudah tenang, mulai bergetar lagi tubuhnya. Chim di sampingnya memeluk tubuh Kookoo dengan erat.
“Saat itu usia Kookoo masih empat tahun, ia merajuk ingin ikut dengan kami bermain di hutan. Kalau saja aku tahu ini akan terjadi, aku akan memaksa Kookoo untuk tetap tinggal di rumah.” Jinie melanjutkan cerita dari Namu, ia juga terlihat tidak sanggup bercerita.
“Saat itu kami tersesat bersama, sampai akhirnya kami terjatuh kejurang dan berakhir dengan tubuh seperti ini.”
“Kami tidak ingat dengan pasti bagaimana kami berubah, tapi Hoba bilang ia sempat melihat kerumunan kelelawar dan akhirnya sekeliling menjadi gelap.”
Aku menengok ke samping dan melihat Taehyung yang sudah mengucurkan air matanya.
“Kami seumuran dengan kalian saat itu, kami terpisah dengan keluarga kami.”
“Entah mereka masih hidup atau sudah tidak ada, tapi kami berusaha untuk tetap tegar bersama, mungkin memang takdir kami anak-anak nakal terkurung di hutan ini.”
Taehyung merangkul tubuh Kookoo dan Chim, ia memeluknya erat sambil menangis semakin kencang.
“Kalian harus keluar dari hutan ini sebelum gelap, hutan ini bukan tempat yang aman bagi anak-anak seperti kalian,” ucap Syub yang sedari tadi terlihat diam.
Ia bangkit dan menyuruh kami untuk cepat pulang, “Aku akan menuntun kalian untuk pulang.”
“Tidak, tidak, bagaimana dengan kalian? kalian juga harus keluar dari tempat ini.”
“Tidak bisa Alexa, di sini memang tempat kami, tidak ada tempat untuk pulang bagi kami selain hutan ini,” ucap Hoba yang ikut bangkit.
“Tidak, aku tidak mau pulang jika tidak bersama kalian.” Taehyung menyeka air matanya, ia menarik tas selempangnya dan mengeluarkan buku cokelat kami, apa yang akan dia lakukan pikirku.
“Kami punya ini!” Taehyung berteriak paksa tak ingin pulang, aku paham bagaimana perasaan Taehyung, aku juga mengerti bagaimana beratnya rindu yang Namu dan teman-temannya rasakan.
Namu bangkit dan meraih buku tersebut, “Dari mana kalian menemukannya?”
“Eemm, aku tak sengaja menemukannya.”
Namu memeluk tubuh Taehyung dengan erat, “Terimakasih, terimakasih,” ucapnya.
Namu melepaskan pelukannya, ia menyeka kelopak matanya sedikit “Kami sudah mencari buku ini sejak lama. Buku, buku ini bisa mematahkan sihir di hutan cokelat ini.”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top