EPILOGUE
Pada akhirnya petualangan ini berakhir seperti ini, seperti rasa cokelat yang berlalu, kami pergi melawan ratu kegelapan tak lebih dari sepekan, tapi entah kenapa kehidupan kami berlalu lebih dari dua bulan. Regu tim penyelamat hampir saja berhenti melakukan upaya pencarian ini, hingga letusan kembang api di langit malam mengejutkan mereka.
Dengan langkah yang gagap Ibu dibantu dengan beberapa tim penyelamat mengarah pada lokasi tersebut, dikejutkan dengan ditemukannya sembilan remaja yang terlihat begitu sehat seakan baru izin untuk bermain tadi pagi.
"Alexa!!" Suara Ibu menggema di tengah hutan, berlari merengkuh tubuhku, aku terisak begitu kuat melihat Ibu yang lebih kurus dari pada sebelumnya, pelukannya begitu hangat, begitu rapuh namun segala beban itu terbang bersama titik-titik cahaya di langit malam.
"Kalian pulang." Ketujuh teman baruku terlihat heran melihat seorang kakek tua dengan netranya yang mulai berkaca-kaca.
Ternyata Kakek itu adalah teman mereka, yang berhasil pulang pada ratusan malam yang lalu, kini mereka dapat kembali bersama.
Bersama dengan sebuah rahasia malam, kejadian ini meletup-letup seakan cokelat panas yang sedang dimasak, pada akhirnya ia akan membeku dan kembali seperti sedia kala.
Aku menggenggam erat lengan Taehyung, regu tim penyelamat menuntun jalan kami pulang, begitupun dengan para orang tua yang begitu kuat menjaga kami, menjadi lebih kuat dari masa yang telah berlalu.
Setelah rasa pahit ini datang, kami seakan terbiasa dan membuat hal ini menjadi sesuatu yang luar biasa, setelah melepas kenangan buruk di tengah hutan, kami berharap pada malam lainnya kami akan bersinar begitu terang, seperti langit malam yang dipenuhi cahaya kembang api.
.
.
.
Aku menatap langit malam, dengan ratusan drone berwarna ungu yang meliuk-liuk membuat kenangan indah bagi kami. Membentuk berbagai kata dan gambar, seperti paus biru dan army.
Kami tak henti meneriakkan fanchant, begitu lantang memenuhi aula konser yang begitu besar. Terlihat ketujuh pria melambaikan tangannya, sambil terisak menahan haru melihat lautan army dengan sinar ungu seperti bintang-bintang di galaksi.
Taehyung terlihat mengeluarkan sebuah banner dari balik jaketnya, ia menunjukkannya pada kamera, dan banner itu bertuliskan Amour Chocolate.
Sedetik kemudian, ingatanku diputar begitu cepat, menemukan potongan puzzle yang akhirnya kini terkumpul dengan lengkap, menyatukan tiap cerita yang selama ini selalu terlihat samar. Tanpa sadar aku menitikkan air mata, dan melihat kearah Taehyung dengan senyum bangga.
Pada malam ini, kami bersinar begitu terang.
.
.
.
.
"Taehyung, janji ya kita harus saling menghubungi dan bermain saat liburan."
Aku memeluk erat Taehyung, yang terus terisak saat diriku berpamitan setelah liburan yang lebih panjang tahun ini. Ia tak mengucapkan sepatah katapun, hanya mengangguk sambil terus mengusap air matanya.
"Terus tersenyum, kamu gak cocok nangis tau, dasar cengeng!!"
Aku melambaikan tangan, dan kembali melihat Taehyung dengan senyumnya yang lugu memamerkan giginya.
Pada janji itu, sayangnya tahun-tahun berlalu begitu cepat tanpa ingatan masa lalu yang pernah terbersit.
.
.
.
"Taehyung, kamu ingat!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top