Cappuccino (End)

Aku, Harumi dan Mari berlatih di studio musik yang terdapat di sebuah cafe bernama Champ de Fleur. Sudah cukup lama kami berlatih hingga kami berdua kelelahan, kami memutuskan untuk duduk sambil meminum air putih yang sudah disediakan oleh Daimon.

"Huft, capek banget ya." kata Mari.

"Iya. Hari h tinggal 5 hari lagi." sahut Harumi.

"Tapi ... apa suara kita semua udah bagus ya? Kok aku ragu?" kataku.

Semuanya terdiam sambil merenung, tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Seorang lelaki berkacamata dan seorang berambut pirang panjang memasuki ruangan tersebut, kami langsung terkejut dan cepat-cepat membereskan tas kami.

"Eh? Kalian kenapa buru-buru begitu?" tanya lelaki pirang tersebut.

"Kami mau pulang, sepertinya kalian mau latihan kan?" tanyaku.

"Iya. Tapi apa kalian sedang latihan juga?" tanya lelaki yang satunya lagi.

"Benar tuan, kami sedang berlatih bernyanyi untuk acara di sekolah."

"Begitu ya. Kalau begitu perkenalkan aku Felix dan ini Tomoru."

"Aku Mari, yoroshiku onegaishimasu."

"Harumi desu."

"(Y/n). Yoroshiku." kataku sambil membungkukkan badan diikuti oleh kedua temanku yang lain.

"Yoroshiku, aku penasaran dengan suara kalian. Bisakah kalian bernyanyi untukku?" tanya Felix.

"Eng ..." kami bertiga hanya menunduk, tak ada satu dari kami yang berani bernyanyi.

"Kenapa?" tanyanya.

"Ano ... kami malu Felix san. Suara kami belum begitu bagus." kata Mari.

"Tidak apa-apa santai saja. Aku bisa mengajar kalian bernyanyi jika kalian mau."

"Hontou?" tanyaku.

"Itu benar. Felix san sangat jago menyanyi, apakah kalian mau dengar?"

"Mau."

"Baiklah." kata Felix yang langsung mengambil mic yang ada di dekatnya dan mulai bernyanyi. Suara Felix sangat bagus sehingga kami langsung terkagum dengan nyanyiannya.

"Wah sugoi." kataku.

"Arigatou. Nah sekarang coba kalian yang bernyanyi."

"Baik."

Kami bertiga mulai bernyanyi, namun saat di tengah-tengah lagu kami suara kami malah semakin pelan lantaran nafas kami tak kuat.

"Gomennasai." kataku.

"Daijoubu. Sepertinya kalian butuh latihan sedikit, apa boleh aku mengajarkan kalian cara bernyanyi?"

"Ya Felix san, kami sangat butuh seorang pelatih untuk ini." kata Harumi.

"Baiklah. Mulai besok datanglah kemari, aku akan mengajarkan kalian."

"Oke, arigatou gozaimasu Felix san."

"Doumo."

Harumi dan Mari segera menuju pintu, aku yang melihat Tomoru pun mengucapkan terima kasih kembali, "Arigato Tomoru san."

"A ... ng ... Doumo." katanya agak kikuk.

"Hm kenapa Tomoru?"

"Tidak ada kok Felix san."

Felix menatap ke arahku lalu menatap ke arah Tomoru lagi kemudian tersenyum dengan manis.

"Kalau begitu ya sudah."

"Ya, matta ne."

"Matta ne, itarashai."

                                 OOO

Malam harinya karena aku merasa tak memiliki kegiatan apapun lagi di rumah, kuputuskan saja untuk pergi ke cafe Daimon. Pintu rumah ku kunci dan segera berjalan kaki ke sana, Harumi mengirim pesan kepadaku melalui whatsapp

"(Y/n) chan, gomen ya malam ini aku nggak bisa ikut latihan. Aku sama Mari mau bantuin teman-teman yang lain buat dekor kelas besok."

Aku membalasnya, "Oke. Ganbatte ne."

Aku memasukan handphone ku ke saku jaket, cafe tersebut sudah mulai terlihat dan segera saja aku memasukinya.

"Daimon san."

"(Y/n) chan. Konbanwa."

"Cafenya sedang sepi?" tanyaku.

"Ya, aku baru buka lagi setelah istirahat tadi."

"Souka. Daimon san sedang tidak sibuk kan?"

"Memang ada apa?"

"Bisakah Daimon san memainkan drum untuk aku berlatih?"

"Tentu."

"Arigatou Daimon san."

"Doumo."

Akhirnya aku dan Daimon ke studio musik itu, Daimon segera memainkan drumnya setelah kuberitahu tentang lagu yang akan kunyanyikan. Saat aku sedang berlatih teman-teman Daimon san semuanya masuk ke studio itu.

"(Y/n) chan?" tanya Felix.

"Felix san, konbanwa." kataku sambil membungkukkan badanku.

"Kamu sepertinya suka sekali ke sini ya?" tanya Koharu.

"Iya, soalnya cafe ini bagus."

Mereka pun langsung bersiap dengan alat musiknya masing-masing dan memainkan melodi yang sangat indah. Felix san mulai bernyanyi, Tomoru dan Jun memainkan gitarnya, Koharu dengan bass nya dan Daimon dengan drumnya. Penampilan mereka sangat berbeda saat mereka berlatih, seperti orang lain saja. Mereka berlatih dengan semangat hingga Koharu tanpa sengaja menendang mic yang ada di sana.

"E ... Eeh." kataku sambil menahan agar mic itu tidak jatuh.

"Gomen (Y/n) chan."

"Haru semangat sekali ya."

"Begitulah Felix san."

"Aku suka penampilan kalian. Ah, bagaimana kalau kalian tampil di acara classmeeting ku?"

"Tampil di sekolahmu?" tanya Jun dengan sedikit gugup.

"Iya. Pasti semua orang akan suka."

"Bagaimana Felix san?" tanya Tomoru.

"Ide yang bagus, aku akan menyempatkan diriku dan yang lain untuk itu."

"Wah arigatou, arigatou gozaimasu."

"Doumo."

Aku segera menelepon Harumi, dengan sangat senang aku memberitahunya,

"Harumi, aku mau ajak Daimon san dan teman-temannya buat tampil di sekolah kita."

"Daimon san, yang di cafe itu?"

"Iya. Tolong mintain izin ke wali kelas ya."

"Oke, serahkan padaku."

"Arigatou."

"Doumo."

"Bagaimana?" tanya Daimon.

"Kalian tenang saja, aku sudah meminta izin ke wali kelasku."

"Aku tak sabar untuk bernyanyi di acara itu. Ayo semuanya kita tunjukkan yang terbaik."

"Ya." sahut semuanya.

                                   OOO

Beberapa hari kemudian setelah cukup lama aku dan teman-temanku berlatih, hari H pun datang. Semua orang di kelasku kini sedang sibuk menyiapkan berbagai barang, terutama untuk keperluan panggung. Aku sudah bersiap dengan kostumku.

"(Y/n) chan terlihat sangat cantik."

"Arigatou, Harumi dan Mari juga."

"Ah aku jadi gugup." kata Mari sambil menautkan jari-jarinya.

"Tidak usah gugup Mari. Kita semua sudah berlatih kan?" tanyaku.

"Iya, lagipula kita kan nyanyi bareng. Jadi nggak usah takut." kata Harumi.

"Benar."

"Ayo anak-anak bersiaplah. Acaranya segera dimulai." seru wali kelas kami dari panggung.

"Ayo." ajakku.

Aku dan anak-anak yang lain pun memasuki panggung yang sangat indah itu. Kami mulai bernyanyi dengan merdunya hingga membuat semua orang terpukau dengan penampilan kami.

"Selanjutnya, penampilan dari bintang tamu kita. Fantome Iris!"

Panggung yang sudah di desain dengan ornamen bunga mawar itu sangat cocok dengan anggota Fantome Iris yang berpenampilan seperti vampir.

"Mari kita mulai pestanya." kata Felix.

Musik pun mulai berbunyi, semua anggota Fantome Iris mulai memainkan melodi dan menampilkan musik mereka dengan indah. Harumi dan Mari sangat antusias menikmati musik mereka, hingga tanpa sadar Harumi bertanya kepadaku, "Band nya ada anggota ceweknya ya?"

Aku menggeleng, "Bukan. Dia laki-laki."

"Hah?!" kejut Harumi dan Mari.

"Aku nggak bohong kok."

Setelah penampilan itu, kegiatan selanjutnya adalah pameran dari masing-masing kelas. Karena aku terus menjaga stand dari tadi, Mari yang sedang nganggur pun menyuruhku untuk jajan.

"(Y/n) chan, ini ada kupon. Kamu jajan dulu sana biar aku yang ganti jaga."

"Oke."

Aku pergi ke stand makanan, namun cepat sekali barangnya habis. Kemudian aku melihat sebuah stand yang dijaga oleh Daimon, tampaknya dia sedang membagikan kopi.

"Hai' douzo, cappucino dingin." katanya.

Dengan cepat aku pun menghampirinya dan memberikan kuponku.

"Daimon san, aku mau satu."

"Douzo." katanya sambil menyerahkan gelas berisi cappucino itu padaku, saat aku ingin memberikan kupon tersebut dia malah menolaknya.

"Kenapa Daimon san?"

"Ambil saja, untukmu spesial (Y/n) chan."

"Daimon san, kau sangat baik."

"Ini berikan untuk teman-temanmu ya."

"Ya."

Kopi tersebut pun kuberikan kepada teman-temanku yang sedang berjaga. Kami semua pun meminumnya, kopi dingin memang cocok diminum setelah beraktivitas apalagi cuaca saat ini sedang panas-panasnya.

Usai dengan acara tersebut, aku pulang bersama anggota Fantome Iris. Sungguh sangat menyenangkan hari ini.

"Apa kau senang?" tanya Daimon.

"Iya. Lain kali aku ingin mengundang kalian lagi."

"Undang saja kami ke acaramu. Kami dengan senang hati akan bernyanyi untukmu." kata Felix.

"Felix san sangat suka menyanyi ya?"

"Tentu saja."

"Ah, penampilan kalian juga sangat keren. Aku jadi ingin berpakaian seperti itu."

"Kalau kamu mau aku bisa mendandanimu." kata Koharu antusias.

"Arigatou Koharu san, kamu juga jadi sangat cantik. Malah tadi temanku salah mengira kamu perempuan."

"Haha, walaupun begitu aku tetap saja laki-laki."

Jun dan Tomoru hanya ikut tertawa. Aku tak akan melupakan momen yang sangat indah ini, berkat Daimon aku bisa bertemu dengan yang lain dan berbagi hal yang menyenangkan. Hari ini pun ditutup dengan manisnya kopi cappuccino hangat.

Fin

-----------------------------------------------------------

Fuh akhirnya kelar juga ini book, bersyukur banget bisa buat cerita yang setelah sekian lama nggak digarap-garap ( ;∀;)

Dan untuk para readers yang sangat mendukung, saya ucapkan banyak-banyak terima kasih. Karena berkat kalian saya jadi semangat buat bikin cerita yang lain.

Oke segitu aja, matta ne....































For ma cherie, Daimon san and for my dearest readers. Please enjoy your day with your coffe, arigatou gozaimasu 💐☕

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top