BAB 2

"Garuda di benderaku, bintang di benderamu, tidak menghalangi tumbuhnya kisah kita."

***

Tan sosok pria yang cukup berterus terang dan tidak bisa menutupi perasaannya. Dia setiap hari menonton live streaming Vi. Bahkan saat Vi sedang tidak siaran langsung, Tan bisa menonton berulang kali video-video pendek Vi, rasanya tidak ada kata bosan bagi Tan memandang wajah imut itu. Malam hari saat Vi sedang live streaming, Tan mencoba mengundang untuk live bersama. Namun, selalu ditolak Vi.

Hiiiish, kenapa ditolak? batin Tan kesal sambil menyugar rambut pendeknya yang mengarah ke depan semua. Potongan rambut Tan unik dan lucu. Tan fokus melakukan pekerjaannya, live streaming, menghibur pengikutnya di Tik Tok.

Tengah malam, selesai live, Vi berbaring di tempat tidur. Saat ingin menutup mata, sekilas dia teringan Tan. Vi mengambil ponsel yang tergeletak di samping bantal, lalu menghubungi salah satu moderatornya bernama Tari.

"Asalamualaikum," sahut Tari yang saat ini menjadi pahlawan devisa negara di Taiwan.

"Waalaikumus salam. Maaf, Mbak Tari, aku ganggu malam-malam begini."

"Iya, enggak apa-apa. Ada apa, Dek?"

"Mmmm ... Mbak Tari ingat enggak sama Tan?"

"Lawan PK kamu yang dari Vietnam waktu itu?"

"Iya."

"Kenapa sama dia?"

"Dia beberapa kali ngundang aku live bareng, Mbak."

"Kenapa enggak coba diterima?"

Sebagai moderator atau asisten host, Tari orang yang dipercaya Vi untuk menjadi pengarah netizen saat live. Bisa dikatakan juga, tugas moderator itu sebagai orang yang bertindak penengah jika ada keributan antara netizen saat live. Pengendali ruang live host. Moderator juga punya hak memblokir netizen yang tidak menyenangkan saat host live ataupun mematikan kolom komentar.

"Iiiiih, gimana, ya, Mbak? Aku tuh bingung kalau mau ngomong sama dia."

"Bingung kenapa?"

"Mbak Tari tahu sendiri kan waktu kami live PK itu. Kami kebingungan berkomunikasi. Tan enggak bisa bahasa Inggris, sedangkan aku cuma tahu dikit-dikit."

"Ck, kamu kok bingung sih, Dek. Sekarang kan dipermudah, ada google translate."

"Iya sih. Cuma pengikutku banyak yang melarang aku live sama dia. Katanya enggak paham bahasanya."

"Nambah relasi dan memperluas teman apa salahnya sih, Dek? Sepintar-pintarnya kamu menjalin komunikasi sama lawan live-mu. Kalau live kamu asyik, penonton bisa menikmati, lama-lama juga enjoy. Apa salahnya dicoba dulu?"

Vi sejenak berpikir, lalu menyahut, "Iya sih."

"Besok kalau dia ngundang kamu lagi, diterima aja. Coba kenalan dulu lebih jauh. Watu PK itu kan masih sama-sama bingung, kurang nyaman juga ngobrolnya. Wajar, pertama masih kaget karena beda bahasa dan susah komunikasinya."

"Iya, Mbak Tari. Besok aku coba, ya? Tapi bantuin aku jaga typing-an netizen, ya? Biar enggak rusuh."

"Iya-iya, aman pokoknya."

"Makasih, Mbak Tari. Selamat istirahat, Mbak."

"Oke, Dek. Selamat istirahat juga kamu, ya?"

Panggilan mereka pun berakhir. Sebelum meletakkan ponselnya, Vi merasa penasaran dan ingin mengetahui Tan lebih jauh. Dia membuka aplikasi Tik Tok dan menonton video-video pendek Tan. Kedua sudut bibirnya sesekali tertarik saat menonton video lucu Tan bersama teman-temannya. Konten video yang Tan bikin menarik, mengandung pesan moral dan bermanfaat.

"Kreatif. Sepertinya kamu asyik orangnya. Video kamu lucu-lucu," ucap Vi, lalu meletakkan ponselnya dan memejamkan mata.

***

Tik Tok live, pengguna yang melakukan siaran langsung atau live bisa memperoleh koin dari gift yang dikirim penontonnya dan ditukar ke diamond, lalu bisa dicairkan ke uang. Namun, fitur ini hanya bisa digunakan oleh pengguna tertentu. Sebab itu, fitur ini terbatas atau belum tentu bisa digunakan semua pengguna Tik Tok. Kalau belum memiliki seribu subscribers, belum bisa Tik Tok live. Bagi pemula, tidak ada fitur Tik Tok live jika bukan influencer atau undangan khusus, belum bisa live langsung.

Di Tik Tok juga ada endorsement yang bisa dilakukan penggunanya. Namun, untuk melakukan endorsement sebuah produk, pengguna harus lebih kreatif dan tidak melakukan kebiasaan yang sama seperti di aplikasi lainnya karena di Tik Tok hanya dapat memposting video. Pengguna juga dapat berjualan selama melakukan live.

Seperti biasa, sekitar pukul 22.00 WIB, Vi mulai pekerjaannya. Malam ini dia akan menjual beberapa produk di shopping cart Tik Tok sambil menghibur pengikutnya dengan bernyanyi dan melakukan beberapa kali live bersama patner sesama pengguna Tik Tok live. Sepanjang live, ada sesuatu yang mengganjal perasaannya. Entah mengapa seperti ada yang Vi tunggu. Apakah itu Tan?

Sayangnya hingga live berakhir, tidak ada undangan live bersama dari Tan. Padahal informasi dari moderator Vi, saat dia live, Tan juga sedang melakukan live. Apakah Tan kecewa karena undangannya sering Vi tolak? Mengapa hati Vi risau? Ah, mungkin itu hanya perasaan Vi saja.

Jam menunjukan pukul 02.00 WIB, Vi berbaring di kasur busa lesehan, dia tidak suka mengunakan dipan (tempat tidur terbuat dari papan yang tidak berkelambu). Entahlah, mengapa hatinya terus gelisah. Tidur pun tidak tenang. Seperti ada perasaan bersalah kepada Tan dan ada kecemasan tanpa alasan. Sampai azan Subuh Vi belum juga dapat memejamkan mata. Akhirnya dia bangun dan salat Subuh supaya hatinya tenang. Selesai salat, Vi keluar kamar. Dia ke dapur, melihat Tumini, ibunya, sedang masak.

"Bu, masak apa?"

"Ini rebus sayur buat jualan."

"Aku bantuin apa?"

"Udah selesai."

Tumini memiliki warung kecil di samping rumah, menjual pecel dan kopi. Vi berencana merenovasi rumah kecil mereka. Karena tanah yang mereka punya sempit, Vi ingin meningkat rumahnya. Namun, itu nanti dulu saat dia sudah punya cukup uang. Kalau saat ini, Vi lebih mementingkan kebutuhan pokoknya dan keluarga. Dia masih muda, tetapi memiliki penghasilan yang lumayan baik untuk kebutuhan keluarganya.

Selain menjadi konten kreator Tik Tok, Vi juga aktif membagikan video di Youtube untuk menambah penghasilan. Tidak hanya itu, dia membantu Tumini mengelola dan mengurus usaha kayu peninggalan almarhum ayahnya. Ketika Vi sedang membantu Tumini di warung, ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Vi langsung melihatnya dan menerima telepon itu.

"Asalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Lagi apa, Dek?"

"Ini, Mas, bantuin Ibu siap-siap di warung. Mas baru pulang kerja, ya?"

"Iya. Kamu sudah sarapan belum?"

"Belum. Nanti saja, belum laper kok. Mas Firman bersih-bersih dulu aja, habis itu istirahat, ya?"

"Oke, Dek. Asalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Vi menghela napas panjang. Firman adalah patner live-nya di Tik Tok yang sekarang lumayan dekat dengan dia. Banyak penggemar Vi menjodohkan mereka dan berharap hubungan keduanya terjalin lebih serius, bukan sekadar patner untuk konten saja. Posisi Firman untuk saat ini berada di Korea Selatan. Dia adalah salah satu pahlawan devisa negara.

Pikirannya kembali melayang teringat Tan. Vi menggelengkan kepalanya berulang kali supaya bisa melupakan itu. Namun, entah mengapa malah ingatannya kepada Tan semakin kuat. Daripada pikirannya semakin menjadi-jadi, akhirnya Vi memilih mandi. Siapa tahu setelah mandi dia bisa tidur. Sebab siang nanti masih ada kerjaan yang harus dia selesaikan, malamnya dia akan live lagi.

Selamat masuk ke dunia VIDAT, bestie. Kita akan main rolling coaster di sini. Memutar kembali ingatan kita dalam perjalanan kisah Vi dan Dat.

Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah, sehat selalu buat kalian, ya?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top