Friends
Friends | Gojo Satoru , Suguru Geto
∾⋆∘⋅⋅∘⋆∾
▄ █ ▄ █ ▄ ▄ █ ▄ █ ▄ █
1:01 ───●─────────── 3:04
ɴᴏᴡ ᴘʟᴀʏɪɴɢ: [Friends - BTS]
↻ ʀᴇᴘʟᴀʏ ⇉ sᴋɪᴘ ♡ ʟɪᴋᴇ
Warn! : Alternative Universe, Highschool, fluff, romance, a lil a bit cringe, maybe OOC.
---
Sinar sore matahari menembus jendela kelas membuat seorang gadis yang tertidur di meja dekat jendela bermandian sinar berwarna jingga. Angin meniupkan tirai tirai yang membuat kain itu bernari nari.
Suasana yang tenang dan juga sejuk, dikarenakan sore ini tidak seorange biasanya karena langit terlihat mendung seperti akan turun hujan. Sang gadis, [name] merentangkan dirinya setelah tidur selama 2 jam pelajaran berlangsung hingga kegiatan sekolah berakhir.
Ia terlalu malas menyimak ocehan dari guru sejarahnya yang terus terusan menceritakan kejadian lampau, dan memilih tidur. Beruntung saja kursinya di paling belakang, jadi ia tertutup dengan temannya yang besar didepannya.
Ketika sedang asing memandang keluar jendela, pintu geser kelas mengeluarkan bunyi. [name] mengalihkan pandangannya, laki laki dengan postur badan cukup tinggi untuk ukuran laki laki, rambut putih yang berantakan dan tak lupa kacamata hitam bulat menutupi alis dan matanya.
"oh Satoru, ada apa?" ucap [name] menyapa sang lelaki.
"kau tidak pulang?" bukannya menjawab, Gojo malah berbalik tanya. [name] menatap Gojo sebentar kemudian kembali membuang tatapannya ke jendela.
"...tidak mau," terdapat jeda yang cukup lama untuk [name] menjawab.
Gojo berjalan menuju arah [name] dan mendudukan diri di kursi depan meja [name]. Memutar arah kursi untuk menatap [name].
"kenapa?" tanyanya.
"kau tahu itu, Satoru."
"hah, susah sekali untukmu sekedar jujur perasaanmu sekarang," ucapnya mengusap surai putihnya dengan kasar, "kalau gitu kerumahku," lanjutnya.
[name] langsung memandang laki laki bersurai putih itu dengan tatapan menghujat, "maksudmu?! Aku tidak mau ya. Begini begini aku masih sayang diriku sendiri!" ucapnya sambil memeluk tubuhnya sendiri.
Gojo mengulurkan tangannya dan menjitak dahi [name] dengan sedikit kencang, membiarkan perempuan bersurao hitam panjang itu mengaduh, "pikiranmu terlalu jauh bodoh," ucapnya, "eh tapi tak masalah jika kau mau sih," ucapnya menyeringai pelan.
"bisa tidak sih pikiranmu itu lurus sedikit saja?" ucap [name] jengkel, "lagi pula kenapa kau mengajakku kerumahmu?"
"masak dirumahku," ucap Gojo, "kau tahu malas memasak. Dari kemarin hanya makan mie instan saja, jadi kau masakkan aku makanan," lanjutnya.
"oke aku pulang kerumahku saja."
"bercanda!"
---
Disinilah [name] sekarang, rumah bernuansa tradisional dan jangan lupakan kolam ikan kecil disamping rumah dan suasana sepi ini.
"pada akhirnya kau juga ikut aku pulang," ucap Gojo mulai merebahkan diri di lantai kayu rumahnya.
"mau bagaimana lagi? Kau pikir nyaman mendengar teriakan dan bantingan barang barang di rumah?" sahut [name].
"iya juga. Kalau gitu, masakin aku makan dong, lapar nih," ucap Gojo.
"ck. Ya ya ya, di dapurmu ada bahan apa saja?" tanya [name].
"tidak tahu, cek saja," jawab Gojo, dan sedetik kemudian malah menutup matanya menuju dunia mimpi.
[name] hanya menatap Gojo kesal, dan bangkit menuju dapur Gojo. Tenang saja, ia sudah terbiasa di rumah bernuansa tradisional yang megah ini, jadi tidak akan tersesat. [name] terbiasa mengunjungi rumah Gojo kapanpun semaunya, entah pagi siang ataupun malam. Gojo tidak masalah, toh dirumah ia sendirian.
Mungkin kalau kata Suguru, teman sekelasnya itu kalau rumah Gojo merupakan rumah keduanya. [name] tidak menyanggahnya.
Dirumahnya yang asli ia sangat tidak nyaman. Teriakan, bentakan dan lemparan barang setiap hari membuat kepalanya pusing. Jadi, ia lebih memilih kabur kerumah megah ini. Lumayan menjauhkan diri dari ketoxican keluarganya.
Keluarganya yang tidak tahu apakah ia pantas sebut keluarga. Keluarga yang selalu menyiksanya, menuntutnya, dan merampas mimpinya. Rasanya tidak adil bagi [name], tapi ia tidak bisa melawan.
Tanpa sadar, setetes air mata berhasil keluar dari irisnya ketika mengingat kondisi keluarga. [name] jarang menangis, malah tidak pernah. Tapi entah kenapa disaat seperti ini, di rumah orang lain ia menangis. Mungkin pengaruh memotong cabai atau memang ia sudah tidak kuat menahan sedihnya ini.
Denga sekuat tenanga ia menahan tangisannya supaya tidak mengganggu Gojo yang tadi tertidur. Ia melanjutkan masak. Karena fokusnya terbagi dua, harus memasak dan menahan isakan sesak ini, jarinya berkali kali tergores pisau tajam.
"lepas. Jangan di tahan," sebuah tangan kekar merebut pisau dari genggamannya. [name] sedikit terkejut akan kemunculan tangan itu.
Tangannya di tarik menuju westafel untuk menghilangkan darah darah yang keluar dari luka goresan. Sensasi dingin air mengalir menyentuh kulit membuat [name] meringis menahan sakit.
Selesai mengeringkan tangan, Gojo membawa [name] menuju depan televisi dan mendudukan diri mereka di tatami. Ia meninggalkan [name] sebentar menuju kamarnya untuk mengambil alat P3K.
"ck, mengiris yang hati hati," ucap Gojo ketika selesai memplester luka luka [name]. Mata biru oceannya menatap wajah [name] terlihat sendu dan matanya masih ada sisa air mata.
"bisa gak si, kamu itu kalau sedih atau apapun jangan dipendem?! Memang nyaman?!" ucap Gojo dengan nada yang sedikit tinggi.
[name] menatap Gojo takut takut, "S-Satoru..."
"apa?!"
Bukannya menjawab, [name] malah kembali menangis, "j-jangan m-marah," ucapnya sambil sesegukan.
"oh my god, i'm sorry i'm sorry," ucap Gojo yang baru menyadari kesalahannya. Tangan [name] ia raih dan memberi [name] pelukan hangat, sambil mengusap surai hitam panjang itu, "i'm sorry okay? My bad."
20 menit berlalu. Selama 20 menit itu [name] hanya menangis dipelukan Gojo. Gojo tak merasa risih, ia malah senang jika perempuan bersurai hitam kelam itu meluapkan emosinya.
"lapar tidak?" tanya Gojo. [name] hanya mengangguk menjawabnya.
"mau melakukan hal seru gak?"
"apa? Jangan aneh aneh!"
"pokoknya kamu akting nangis ya nanti, pasti dapat makan banyak kita," ucap Gojo.
"ha? Kenapa kamu gak masak aja?" tanya [name].
"malas." jawab Gojo sambil mengutak atik teleponnya. Sedetik kemudian terdengar nada sambung, [name] melirik kearah telepon terdapat nama Suguru Geto disana. Sepertinya ia tahu rencana apa yang dimaksud Gojo.
"halo?"
"Ge-Geto," ucap [name] memulai akting. Gojo hanya menahan tawa supaya tidak menimbulkan suara tawanya.
"[name]? Kau kenapa?! Kok handphone Satoru ada padamu?!" ucap Suguru panik ketika mendengar isakan [name].
"b-bisa kau kerumah Gojo sekarang? Hiks. Tolong," ucap [name] kembali berakting. Lihat, Gojo sudah menjauh dan tertawa tanpa suara.
"aku segera kesana. Jangan kemana mana!" ucap Suguru dan setelahnya telepon dimatikan.
"HAHAHA astaga, aktingmu bagus juga!" ucap Gojo sedetik setelah telepon dimatikan.
"kalau Geto marah kau yang menanggung ya," ucap [name].
"tenang saja. Ia tidak akan bisa marah padamu," ucap Gojo santai.
Tak lama terdengar suara langkah kaki yang terburu buru. Suara langkah kaki itu sampai di ruang televisi. Suguru, sang pemilik kaki itu berhenti di depan pintu sembari mengatur napasnya yang berantakan.
"BENAR DATANG HAHA," ucap Gojo sambil tertawa. [name] hanya menggaruk kepalanya pelan, merasa bersalah telah menipu laki laki berambut panjang itu.
"sialan aku ditipu?" ucap Suguru.
"bukan salahku! Ini murni ide Satoru!" ucap [name] menunjuk Gojo yang masih terpingkal pingkal.
"Satoru sialan!" ucap Suguru. Ia kembali menatap [name]. Matanya terfokus kepada mata sembab itu, ia mendekat dan menangkupkan pipi [name].
"apa yang terjadi?" ucapnya.
"eh? Tidak ada," jawab [name].
"lalu kenapa matamu sembab? Oh pasti kau tangisi si [name] ya Satoru?"
"nuduh terus. Lihat tuh jarinya keiris," jawab Gojo.
"a-ahaha ini karena aku tidak hati hati memotong cabai tadi," jawab [name] sedikit gugup.
"serius." [name] mengangguk.
"lalu, kau sudah makan?" tanya Suguru.
"belum," jawab [name].
"Satoru sialan. Kenapa tidak memberinya makan?!" ucap Suguru sambil melempar bantal kearah Gojo.
"...pamaksut?!"
"udah gila. Sebentar, kubuatkan makanan," ucap Suguru mengusap kepala [name] dan bangkit menuju dapur rumah Gojo.
"aku juga," sahut Gojo.
"Buat sendiri."
"jahat banget?!"
Sore itu terlihat menyenangkan karena para sahabatnya berkumpul bersama. [name] merasa bahagia karena masih mempunyai sahabat sebaik mereka. Ya walau ia sedikit kesal karena Geto dan Satoru sering beradu bacot.
---
Enak sahabat sama suguru dan satoru:(
Request mau?
Sugarhmhm.
031220
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top