Cooking like a chef
Hai.
---
Sesampai dirumah Fushiguro, [name] buru buru masuk dan menuju dapur milik keluarga Fushiguro. Santai saja, bahkan ayahnya Fushiguro yang dikenal tidak ramah lingkungan- maaf maksudnya tidak ramah kepada orang lain malah sering menyuruh [name] menginap hanya untuk menjaga anak anaknya. Seperti babysisterku rasa.
"Megumi!? Astaga matiin dulu dong kompornya," ucap [name] yang langsung mematikan kompor yang tadi apinya berkobar besar. Karenanya platform atas kompor menghitam karena api.
"Lo ngapain segala masak si?! Udah tau ga bisa masak!" ucap [name] mulai mengomel. Ia membersihkan segala kekacauan yang Fushiguro perbuat.
Selesai dengan kekacauan, pandangannya beralih kepada Fushiguro yang masih sama, ekspresi datar, "Gua lapar?? Terus masak deh," ucap Fushiguro santai.
"Ya kan Gofood bisa?! Minta kak Tsumiki masak juga bisa!" ucap [name], "Kan kalo gini jadinya bisa bahayain nyawa lo. Astaga berucap gua," lanjutnya.
Pandangan [name] beralih ke jemari Fushiguro yang lecet dan mengeluarkan darah. Ia duga tergores pisau dan terkena api. Buru buru ia menarik tangan Fushiguro menjauhi dapur menuju ruang televisi.
"Lo jangan sering sering bikin gua khawatir dong. Aduh," ucap [name] sambil membersihkan luka di jari Fushiguro. Fushiguro hanya terdiam menatap sahabat dari kecilnya, diam diam ia menutupi rona merah yang berada dipipinya karena perlakuan sahabatnya tiba tiba.
"...Ya maaf," ucap Fushiguro.
"Pokoknya lo gada boleh sentuh dapur lagi, oke?! Kalau gak ada kak Tsumiki, lo bisa pesan gofood atau manggil gua! Jangan sentuh dapur," ucap [name].
"Ya, Oke Mama," ucap Fushiguro datar.
"Wih akhirnya lo ngerestuin gua sama bapak lo nih? Asik nikahan enaknya make adat apa- ADUH!" Belum menyelesaikan ucapannya kepala [name] di sentil oleh Fushiguro, tidak kencang tapi cukup membuat dahinya merah.
"Gausah ngawur," ucap Fushiguro.
"Ya lo manggil gua Mama?!"
"Iseng."
"Halah." cibir [name], "Mau makan apa? Mumpung gua ada disini gua masakin," lanjut [name] ketika beres memplester jari Fushiguro.
"Enaknya apa?"
"Kok malah nanya si, kan lo yang laper."
"Apa aja. Masakan lo enak semua."
"Aduh terbang ah gua dipuji sama Megumi anak kesayangan gua, haha," ucap [name] sembari tertawa. Rambutnya yang digerai ia kuncir kuda keatas, supaya tidak menganggu sesi memasaknya.
Fushiguro memandangi sahabatnya itu, kalau boleh jujur ia benci jika hanya dengan tittle sahabat. Perasaan yang muncul sejak 3 bulan yang lalu menjadi salah satu alasan mengapa ia ingin hubungannya dengan [name] menjadi lebih, pacar misalnya.
"Gua sekalian masak buat kak Tsumiki sama Ayah Toji ya?" Fushiguro mengangguk. Bahkan ia mengerti sudah sedekat apa keluarganya dengan perempuan yang sibuk memasak di depannya.
---
Makanan sudah tersaji di meja makan, [name] merapikan apronnya dan menata lagi supaya lebih rapi. Disaat yang besamaan terdengar bel rumah, Fushiguro bisa menebak pasti sang Ayah dan kakaknya.
"Wah [name]! Kamu masak?" ucap Tsumiki mendekati [name] ketika tahu sang gadis baru saja merapikan meja makan.
"Ya gitu. Tadi Megumi berulah. Ngebakar dap-" ucapan [name] terhenti oleh tangan Fushiguro yang menutupnya, "Gausah didenger. Makan aja sana," ucap Fushiguro.
Tangan Fushiguro terlepas dari mulut [name], mata tajamnya menatap [name] seakan mengkode [name] tidak untuk membocorkan kesalahannya tadi.
"widih enak makanannya," celetuk Toji tiba tiba.
"Ayah kok makan duluan?! Kan yang masak [name]," ucap Tsumiki mengomeli ayahnya.
"Ya gak masalah toh? [name] juga emang niat masak buat kitakan," ucap Toji santai. Saking santainya Fushiguro sampai ingin melempar ayahnya keluar rumah.
[name] menatap kagum kearah Toji, memang sedari dulu ia sangat mengidolakannya makanya pujian seperti ini dapat membuatnya tersenyum senyum sendiri. Lihat sekarang wajah Fushiguro terlihat menekuk karena cemburu dengan ayah sendiri.
"Pulang sana," ucap Fushiguro kepada [name]. Dan ia malah mendapat jitakan dari sang Ayah.
"Ngaco banget ni anak satu. Biarin dia makan disinilah," ucap Toji.
"Haha gaperlu Yah. Megumi juga kayaknya udah gondok banget lihat saya disini," ucap [name] menatap sinis Fushiguro.
"Anter [name] sana," suruh Toji.
---
"Lo kenapa si? Mukanya cemberut terus."
Mereka sekarang berada dipekarangan rumah Fushiguro. [name] yang memang ingin duduk disini, katanya sudah lama tidak berbincang santai dengan sahabatnya.
"Apa?"
"Pekok. Muka lo cemberut mulu," ucap [name].
"Emang begini," jawab Fushiguro.
"Hari ini lebih suram," ucap [name].
"Gak. Cuma kesel sama Ayah," kata Fushiguro.
"Itu bapak lo buset. Gondokan mulu perasaan," cibir [name]. Memang sedari dulu Ayahnya dan Fushiguro memang sama sama gengsi untuk menunjukkan sayang kesesama.
"Tapi bukan itu masalahnya."
"Terus?"
"Muka lo seakan cemburu sama Ayah Toji karena gua akrab sama beliau?"
"Lebih baik lo pulang."
"Nah bener. Ceritain kek. Yakali lo cemburu sama gua karena ngerebut bapak lo," ucap [name].
"Kebalik."
"Hah?"
"Lupain."
"Dih apasi," ucap [name], "Oh lo cemburu sama Ayah Toji karena gua pengen jadi istrinya?"
"Lo gak jelas. Mending pulang," ucap Fushiguro.
"Dih maksa," ucap [name]. Ia bangkit dari duduknya dan hendak kembali kerumahnya yang tak jauh dari rumah Fushiguro, "Tenang aja si. Gua juga suka lo kok, tapi tipe gua kayak Ayah Toji, Hahaha. Gua balik, dah!" lanjutnya.
Fushiguro terdiam. Pipinya merah mendengar pengakuan [name].
Coba tebak siapa yang malam ini tidak bisa tidur tenang?
---
Jiah Megumiii
Maaf sedikit kaku ya, karena udh lama ga nulis uwu😄👍
Sugarhmhm
160121
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top