Clichè
Clichè | Gojo Satoru
∾⋆∘⋅⋅∘⋆∾
▄ █ ▄ █ ▄ ▄ █ ▄ █ ▄ █
1:01 ───●─────────── 3:04
ɴᴏᴡ ᴘʟᴀʏɪɴɢ: [Clichè - mxmtoon]
↻ ʀᴇᴘʟᴀʏ ⇉ sᴋɪᴘ ♡ ʟɪᴋᴇ
Warn! : Alternative Universe, fluff, romance, a lil a bit angst(?), maybe OOC.
“𝘑𝘶𝘴𝘵 𝘢 𝘤𝘭𝘪𝘤𝘩è 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘺 𝘢𝘣𝘰𝘶𝘵 𝘮𝘦 𝘢𝘯𝘥 𝘩𝘦𝘳.”
Enjoy.
∾⋆∘⋅⋅∘⋆∾
Gojo Satoru, pria berumur 28 tahun yang tinggal sendiri di rumah peninggalan keluarganya. Sebenarnya ia bisa saja pindah kapanpun, tapi karena terlalu malas ia lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah tua tapi tetap dapat di tinggali.
Salah satu kemalasannya ialah memasak. Padahal ia pandai di bidang apapun termasuk memasak. Ia lebih memilih untuk memesan masakan cepat saji dari pada memasak.
Siang hari yang terik di hari sabtu, Gojo Satoru yang libur kerja merebahkan dirinya di sofa ruang tamu. 30 menit yang lalu ia menelpon sebuah restoran cepat saji, memesan makan siangnya. Sambil mengscroll sosial medianya ia menunggu makanannya.
Sepuluh menit terlewati, bel rumahnya berbunyi, Gojo menduga makanannya telah sampai. Dengan santai ia bangkit dari rebahannya dan membuka pintu untuk menuju pagar rumah.
Dugaannya benar. Tapi bukan hanya sang pengantar makanan, melainkan tetangganya sedari kecil juga mengunjunginya, di lihat dari raut tetangga seperti kesal.
"terima kasih," ucap Gojo dan menerima makanannya. Sang pengantar makanan pergi meninggalkannya dengan sang tetangga, [name].
"kali ini apa?" tanya [name] tiba tiba.
Seakan tahu maksud [name], bukannya menjawab Gojo malah menarik tangan [name] untuk kedalam rumah.
"Satoru, kau tahukan makanan cepat saji itu tidak baik. Jadi, simpan makanan yang kau pesan tadi dan biarkan aku masak makanan sehat untukmu," ucap [name] kepada Gojo.
"masak saja. Aku tetap akan makan ini," ucap Gojo mulai membuka box isi ayam goreng itu.
Belum sempat memakan, [name] langsung merebut box itu dari Gojo dan membawanya ke dapur. Gojo menatap [name] dengan tatapan sedikit kesal tapi tidak bisa membantah.
"diam saja biarku masakan sesuatu. Kau tiap hari makan beginian apa tidak takut mati?"
"kan aku kuat,"
"cuih, dusta."
[name mulai berkutat dengan dapur Gojo, sementara Gojo menahan laparnya dengan memainkan handphonenya dan sibuk membalas pertanyaan konyol dari muridnya.
Tidak salah kok. Gojo Satoru adalah seorang guru. Sedangkan [name], yang berusia 25 tahun adalah seorang penulis. Mungkin karena bertetangga, makanya mereka terlihat akrab dan dekat.
20 menit berselang. [name] sudah selesai menata semua masakannya di meja makan. Ada omurice dan juga japchae mengisi meja makan tersebut. Sebagai makanan pencuci mulut ada buah stoberi dan blueberi.
"mulai sekarang aku akan terus memasak untukmu. Kasihan tubuhmu itu kalau makan cepat saji terus," ucap [name].
"ide bagus [name]! Kalau perlu tinggal saja di rumahku," ucap Gojo.
"ngawur. Aku punya rumah," ucap [name] melempar kain kecil ke arah Gojo, "sudah sana makan," lanjutnya.
[name] hendak pergi dari meja makan, tapi tangannya di tahan oleh Gojo, "temani aku makan," ucap Gojo.
[name] menghela napasnya lalu mengambil duduk di depan Gojo, "ya ya ya."
Semenjak itu, setiap harinya kalau di hari lenggang [name] akan datang ke rumah Gojo dan memasakan makanan sehat untuk Gojo.
Gojo si senang senang saja, jadi ia tak perlu memesan dan menunggu lama hanya untuk makan. Bahkan saking santainya, ia membiarkan [name] masuk kapanpun ke rumahnya.
∾⋆∘⋅⋅∘⋆∾
Sudah 3 hari lamanya [name] tidak memasak untuknya. Entah, Gojo berpikir mungkin saja [name] sedang sibuk karena pekerjaannya yang selalu menuntut hari tenggat. Gojo memaklumi itu.
Entah rasanya malam ini Gojo malas memesan makanan cepat saji, jadi ia berniat memasak untuk dirinya sendiri. Saat Gojo hendak memulai, ia malah kehabisan bahan, jadi terpaksa ia harus ke supermarket untuk membeli bahan bahan makanan.
Dengan sweater hitamnya juga sendal ia mengendarai mobilnya menuju supermarket.
Sampai di supermarket, ia menuju section sayur sayuran dan bahan makan lainnya. Saat sedang sibuk memilih, tiba tiba saja matanya menangkap postur yang tidak asing. Dan ketika ia memfokuskan pandangannya ternyata benar dugaannya.
Itu [name] dengan troli penuh berisi makanan ringan dan cepat saji. Padahal biasanya, [name] adalah orang yang mengutamakan kesehatan makanan. Tapi sekarang, Gojo melihat wajah [name] yang terlihat suram dan juga tertekan. Jangan lupakan lingkar hitam di bawah matanya, sudah seperti zombie. Bukan [name] sama sekali.
"wah wajahmu menyeramkan," ucap Gojo.
[name] melirik kearah Gojo sebentar, "diamlah."
"sudah selesaikan? Ayo aku antar pulang," ucap Gojo sambil mengambil alih barng belanjaan [name]. [name] hanya mengikutinya dengan langkah malas.
∾⋆∘⋅⋅∘⋆∾
"minum dulu."
Sekarang Gojo dan [name] berada di ruang televisi rumah Gojo. Awalnya Gojo menurunkan [name] di rumahnya, tapi [name] menolak dan berakhir sekarang di rumah Gojo.
"aku tidak akan memaksamu untuk bercerita. Kalau ingin cerita saja, kalau tidak ya tak apa," ucap Gojo. Gojo tahu, bahwa [name] memendam sesuatu. Dan Gojo bukanlah orang yang memaksa seseorang untuk bercerita. Ia memilih menunggu untuk sang gadis buka suara di banding bertanya tanya walau akhirnya tak dapat jawaban.
Tidak bersuara, Gojo akhirnya sibuk dengan ponselnya. Sambil menunggu [name] buka suara.
"Satoru?"
"hmm?"
"mendekat sini," ucap [name] menyuruh Gojo mendekat kearah [name]. Satoru memandang [name] sebentar dan mendekat kearahnya.
Sedetik kemudian, tubuhnya di peluk erat oleh [name]. Iris biru kristal itu sedikit membola karena pelukan [name] yang tiba tiba. Tapi namanya Gojo, ia selalu dapat menjaga keterkejutannya.
"maaf ya tidak memasak untukmu tiga hari ini," ucap [name] masih dengan memeluk Gojo. Gojo mengelus pelan surai hitam yang di kuncir asal itu dengan lembut.
"tahu tidak? Draftku... Drafku di tolak mentah mentah oleh perusahaan. Sudah gitu di buang tepat di depan mataku," ucap [name] mulai bercerita, "rasanya sakit sekali. Padahal aku sudah berusaha menulisnya, tapi mereka malah membuang tulisanku," lanjutnya. Gojo menyadari suara perempuan yang ada di pelukannya bergetar.
"esoknya, mereka malah mengeluarkanku dari prjoect tersebut. Aku si tak masalah jika mereka mengeluarkanku. Masalahnya mereka mengeluarkanku seperti mengusirku dari perusahaan, sejak saat itu aku berdiam diri di kamar tanpa keluar sama sekali," ucap [name]. Air matanya lolos melesak keluar mengalir ke pipinya.
"sudah?" [name] mengangguk.
"tidak masalah jika sesekali hidup menghadapi kegagalan. Karena kita ini hanya manusia. Yang terpenting jangan menyerah, terus semangat. Boleh untuk berisitrahat sejenak. Tapi harus tetap ingat untuk melanjutkannya," ucap Gojo menenangkan [name].
Gojo melepas pelukan mereka dan menangkupkan pipi [name], menghapus jejak air mata di pipi tembam itu, "tidak usah di pikirkan. Kau istirahat saja sekarang."
"tuhkan. Kau jelek sekali kalau menangis," lanjutnya sambil terkekeh pelan. [name] menatap Gojo kesal dan memukul pelan, "berisik ah!"
"cup cup cup. Anak kecil tidak boleh memukul yang lebih tua," ucap Gojo.
"kita hanya beda 3 tahun?? Tidak usah sok tua, dasar kakek kakek," ucap [name] meledek.
"kau nenek nenek berarti," ucap Gojo menggoda [name].
"au ah kesal."
"hahaha. Omong omong sudah makan malam belum?" tanya Gojo.
"...belum."
"sip. Malam ini akanku masakan nasi goreng spesial, tunggu ya?"
"memang kau bisa masak?"
"yeu meragukan Gojo Satoru? Lihat saja," ucap Gojo bangkit dari duduknya menuju dapur.
"yayaya. Semangat ya, buatkan yang enak," ucap [name]. Gojo tak menjawab, tapi mengacungkan jempolnya sambil tersenyum kearah [name].
"omong omong, Ibu bertanya, mau tanggal berapa," ucap [name] menikmati keripik springles yang ia beli tadi.
"oh? Terserah saja. Yang penting pendetanya ada," jawab Gojo.
"cih. Sebenarnya kau ini niat atau tidak?" Gojo menatap [name] yang asik mengemili springles, lalu ia menuju kearahnya.
"kalau tidak niat, aku tidak akan melakukan ini," dan benar saja, Gojo mempertemukan bibirnya dengan permukaan bibir ranum milik [name].
"ih! Iya iya percaya. Hush sana masak!" ucap [name] yang terkejut. Wajahnya memerah padam karena perlakuan Gojo yang tiba tiba.
Malam itu mereka habiskan dengan kegiatan santai seperti menonton film ataupun mengobrolkan hal tak penting sampai hal hal yang penting. Walau sederhana tapi terasa menyenangkan.
𝘖𝘮𝘢𝘬𝘦
"oh tunggu. Memang ayah sudah merestuimu?"
"...tidak tahu??"
"ih Satoru goblok. Besok harus minta restu pokoknya?!"
"iya iya. Tapi yang pertama ini dulu," dan selanjutnya Gojo mencium [name].
∾⋆∘⋅⋅∘⋆∾
hai, terima kasih sudah membaca.
Jujur, aku masih bingung sama sikapnya mas Gojo ini. Jadi maaf jika OOC, dan tidak jelas.
segitu aja.
Sugarhmhm.
13/11/20.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top