•CC_9•

Keesokan harinya di kelas Cessa langsung menyerbu Angel dengan berbagai pertanyaan yang masih membuatnya penasaran. Sedangkan Angel hanya diam sambil menutupi kedua telinganya.

"Buruan Ngel ceritain ke gue. Dari tadi malam gue gak sabar masuk sekolah cuman buat denger gosip dari Lo aja nih." Kata Cessa sambil menggoyang tangan Angel.

"Apasih, Ces, kayak bocah lo."

"Lagian lo di chat bukannya di balas malah blokir gue. Parah sih sahabat sendiri di blok." Sindir Cessa yang langsung mendapatkan pelototan yang tajam dari Angel.

"Engga salah denger nih? bukannya lo yang resee ngirim spam berpuluh-puluh ke gue. Makanya sampe gue blok." Balas Angel.

"Yaa abisnya elo sih cerita gantung banget udah kayak Mark Lee yang gantungin cinta gue."

"Mulai deh, Ces."

Cessa menatap Angel kemudian berdecak sebal, "jadi apa?!"

"Lo nanya apa ngajak tawuran sih?"

"Ya nanya lah! kalo ngajak tawuran mah nanti pas di kelas Laras kita lanjut labrak dia yang tertunda waktu itu." Ucap Cessa.

"Gue tadi pagi belum ketemu cowok yang semalam nganterin gue pulang. Tadi gue lewat koridor anak IPA tapi gak ada liat keberadaan dia. Gatau kelas dia yang mana, gue pikir dia teman sekelas Kino." Jelas Angel.

"Langsung tanya Kino aja."

"Niat gue juga gitu, tapi si Kino gatau kemana, gue belum ada ketemu dia pagi ini."

"Yaudah ayok ke kelas Kino. Mungkin tadi Kino belum datang, dan sekarang pasti udah ada di kelas." Ucap Cessa begitu bersemangat.

"Males ah ngapain coba? nanti istirahat juga ketemu." Ucap Angel.

"Ihh kok gitu sih? emangnya lo gak kepo sama namanya?" tanya Cessa dan hanya gelengan kepala dari Angel sebagai jawabannya.

Cessa menghela napas sambil memanyunkan bibirnya. Angel yang duduk disebelahnya merasa geli sendiri melihat Cessa yang tiba-tiba cemberut seperti anak kecil.

"Jelek lo monyong-monyong kayak gitu." Celetuk Angel.

"Bodoamat." Balas Cessa.

"Di bilangin gak mau denger."

"Bodo, gue pudungan sama lo."

"Yaudah terserah lo." Kemudian Angel sibuk membolak-balik halaman LKS sejarah. Sementara Cessa masih ngambek dengan Angel.

***

Setelah mengikuti pelajaran yang melelahkan dan membosankan, Cessa akhirnya menghirup udara segar di luar kelas. Bahkan, rasa kantuk yang sedari tadi dia tahan seketika hilang begitu dia keluar dari kelas yang menyesakkan.

Sejujurnya bukan masalah kelas yang menyesakkan, tapi suasana saat pelajaran sejarah dimulai. Setelah selesai mendengar kisah panjang mereka semua diharuskan menyelesaikan ringkasan sebanyak empat halaman.

"Untung jari-jari gue gak sampe keriting, bisa-bisa nanti gue gak makan." Ucap Cessa.

"Lebay lo." Sahur Angel.

Cessa melirik Angel tidak senang.

"Sewot aja lo, Lek." Balas Cessa.

"Hah, lek? Apaan?"

"Jelekkk." Ucap Cessa sedikit meninggikan suaranya.

"Busett!! Gue yang secakep Dasha Taran gini di bilang jelek sama kera begantung kayak lo." Sinis Angel.

"Anjir di samain sama kera." Sahut Cessa tidak terima, "dari sekian banyak hewan yang kucu kenapa kera yang lo samain dengan gue?!"

"Karena itu yang paling cocok sama lo. Noh, mirip sama kera yang di buku sejarah halaman 38. Coba lo cek sendiri beneran persis." Ejek Angel sembari tertawa pelan.

"Halah, kampret lo."

Angel tertawa melihat raut wajah Cessa yang kesal. Setelah sampai di kantin mereka berdua langsung memesan makanan. Kali ini giliran Angel yang memesan dan Cessa yang mencari tempat duduk. Gadis itu mengambil posisi yang tidak terlalu jauh dari wastafel dan jalan masuk, karena hanya banku itu yang masih kosong.

"Princess!" Teriakan seseorang yang memanggil namanya sontak saja membuat Cessa terkejut.

Dia berbalik badan dan menatap tajam seorang cowok yang baru saja masuk ke kantin. Cowok itu langsung menghampiri Cessa.

"Halo, Princess. Apa kabar? lama kita gak bersua." Ucapnya.

"Bisa gak sih lo nyebut nama gue yang bener. Mana pake teriak-teriak segala." Ucap Cessa.

"Udah bener, kok. Nama lo 'kan Princessa? di panggil Princess." Ulang cowok itu.

"Please lah gak usah manggil gue pake nama itu. Cukup Cessa aja, okay?" ujar Cessa.

"Kenapa? Sama aja, 'kan Princess juga nama lo. Ada yang salah?"

"Iya, tapi gak usah pake Princess, cukup Cessa aja gitu loh. Gue malu, Yo." Ucap Cessa.

"Loh, Geo? kapan lo datang?" tanya Angel yang tiba-tiba muncul dengan nampan yang berisikan pesana mereka berdua.

"Barusan, Ngel" Jawab Geo. Cowok itu langsung melirik dua mangkuk bakso yang di bawa Angel. "Btw, lo mesennya cuma dua aja?" tanyanya.

"Yaiyalah buat gue sama Cessa."

"Terus buat gue?" tanya Geo lagi.

Angel mendelik tajam, "lo siapa? kalo mau pesan sendiri sana." Balas Angel. Sedangkan Cessa sudah tertawa puas mendengar jawaban Angel. Dia menjulurkan lidahnya, mengejek Geo."

"Husshh sana pergi lo. Kita berdua mau makan."

"Makan tinggal makan, Princess." Jawab Geo sambil tersenyum mengejek.

Cessa menatap tajam, "bisa diem gak sih lo?!"

"Lagian ngapain lo dekat-dekat kita biasanya juga sama genk lo." Ucap Cessa.

"Siapa yang lo maksud genk gue?"

"Angga sama Steven."

"Idih, apaan pake genk-genk ngan. Gue gak punya genk. Emangnya kita cowok terong apa pake genk-genk segala." Jawab Geo.

"Ya lo sama Angga dan Steven 'kan barengan terus. Kalian juga biasanya tebar pesona sana sini."

"Mereka itu sahabat gue. Kita bukan tebar pesona, tapi emang dasar mata cewek-cewek sekolah ini aja yang jelalatan." Ucap Geo.

"Eee! mulut lo ya belom pernah kena siram kuah bakso hah?!" bentak Cessa tidak terima dengan kata-kata terakhir Geo. Padahal tidak semua cewek seperti itu.

"Kalo boleh request gue milih baksonya aja, Cess." Ucap Geo sambil menyengir.

"Ihh benar-benar deh lo!" Cessa sudah berdiri dari kursinya dan siap melempar Geo dengan baksonya.

"Udahlah Cess makan aja. Gak boleh makanan di buang-buang." Sahut Angel sambil memegangi lengan Cessa untuk duduk.

"Kalo di buangnya ke mulut gue sih gapapa kali, Ngel, gak mubasir." Kekeh Geo.

"DIEM LO!" bentak Angel.


___________Bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top