•CC_6•

Bel istirahat sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Namun, Angel masih saja bergulat dengan tugas Ekonomi. Sementara Cessa yang sudah jenuh menunggu Angel tak henti-hentinya menghembuskan napas.

Nasib punya sahabat yang super ambisius ya gini.

"Lo jangan sok kerajinan deh, Ngel. Itu tugas 'kan bisa dikerjain di rumah. Mending kita istirahat dulu gak mual apa liat banyak tulisan gitu." Cerocos Cessa.

"Sabar dikit kek. Ini bentar lagi selesai." Sahut Angel.

"Bentar lagi itu kapan, Ngel? gue udah lumutan nungguin lo."

"Berisik, Ces. Lo kalo udah kelaparan ya duluan aja sana." Ucap Angel yang masih fokus mengerjakan tugasnya.

"Ish gak mau! Masa gue jalan sendiri, keliatan banget jomblonya."

"Lo 'kan emang jomblo." Celetuk Angel.

"Ya makanya gue ngajak lo!" Ucap Cessa yang sedikit meninggikan suaranya.

"Ya makanya sabar!" balas Angel tak kalah nyaring.

"Dari tadi juga gue udah sabar, tapi lo belum selesai juga."

"Berisik ah, Ces, gue jadi gak fokus nih." Dumel Angel.

Kemudian Cessa bermain ponselnya sembari menunggu Angel menyelesaikan tulisannya. Saat sedang asik scroll media sosial tiba-tiba suara ricuh dari luar membuat jiwa kepo Cessa meronta. Begitu ramai para cewek berlarian melewati kelasnya.

"Ada apa sih kok mereka pada heboh?" tanya Cessa.

"Gatau." Balas Angel tanpa menoleh.

Kemudian Cessa mengalihkan pandangannya ke arah Angel. "Lo udah kelar apa belum?"

"Nih udah beres. Yuk lah kita ke kantin." Balas Angel sambil membereskan buku-bukunya.

"Gass!"

Cessa buru-buru menarik tangan Angel keluar kelas. Alih-alih pergi ke kantin Cessa justru membawa Angel ikut kerumunan orang yang berlarian tadi. Ternyata para gadis tadi berhenti di depan kelas XII IPS 2. Kelas yang bersebelahan dengan kelas XII IPS 1.

"Oii katanya mau ke kantin. Ngapain lo bawa gue ke sini?" tanya Angel dengan kerutan di dahinya.

"Bentar, Ngel. Gue kepo sama yang di sana." Balas Cessa.

Angel memutar bola matanya dengan malas, kemudian menghela nafas panjang. Benar-benar Cessa membuat kepalanya pusing. Padahal tadi ia disuruh cepat-cepat menyelesaikan tugasnya, tapi lihatlah, saat ia sudah selesai Cessa malah kepo sama suatu hal yang tidak penting.

"Ketty!" pekik Cessa.

Ketty yang merasa namanya dipanggil berbalik ke belakang. Gadis itupun keluar dari kerumunan dan menghampiri Cessa.

"Kenapaz Ces?"

"Disana kenapa ramai banget, Ket. Emangnya ada yang berantem?" tanya Cessa.

Kitty menggeleng, "bukan berantem, tapi ada anak baru. Ganteng bangett anak barunya. Makanya yang cewek pada ngebet pengen liat." Balas Kitty.

"Hah anak baru? emang masih bisa pindah kalo udah kelas XII?" kali ini Angel yang bertanya.

"Bisa, Ngel. Kan masih di awal semester, jadi sekolah masih menerima anak pindahan." Jelas Kitty.

"Gue pengen liat anak barunya." Cessa sedikit melompat-lompat untuk melihat ke dalam kelas. Sementara Angel sudah lebih dulu menarik tangan gadis itu.

"Oke, thanks infonya, Ketty. Kita duluan ya." Ucap Angel dan di anggukkan oleh Ketty.

"Ehh sabar dulu, Ngel. Gue 'kan belum liat—"

"Kita ke kantin atau enggak sama sekali?" ujar Angel memotong perkataan Cessa. Alhasil Cessa hanya diam dam menurut. Walau aslinya dia penasaran dengan anak baru tersebut.

***

"Nyebelin deh lo. Padahal cuman liat bentar, Ngel. Lagian masuk masih 15 menit lagi." Ucap Cessa.

"Bodoamat. Tadi lo sendiri nyuruh gue cepet-cepet, giliran gue udah kelar malah lo yang ribet." Balas Angel sambil menyeruput jus alpukat yang baru saja ia beli.

Saat Cessa hendak protes, Angel lebih dulu menutup mulut Cessa dengan pisang goreng.

"Stop dulu lo ngedumelnya. Mending abisin tuh nasgor yang lo pesen. Setelah itu kita langsung balik kelas." Ucap Angel.

Cessa mengunyah pisang gorengnya lalu menelannya. "Tega lo nyumpal mulut gue pake pisang goreng. Untung gue gak keselek."

"Masih mending gue sumpel pake gorengan dari pada pake batu." Sahut Angel.

"Ihh itu lebih jahatt!" Cessa memasang ekspresi cemberut lalu melahap nasi gorengnya. Angel hanya terkekeh sambil ikut mengabiskan mie ayam.

"Ngel liat ada nenek lampir." Ucal Cessa. Dan Angel menoleh ke belakangnya. Ternyata benar Laras dan teman-temannya baru tiba di kantin. Sebenarnya Angel muak lihat wajah-wajah itu. Raut wajah mereka seakan tidak berdosa, padahal baru tadi pagi mereka menganggu Angel. Mereka tertawa lepas sambil bersanda gurau dengan beberapa anak cowok yang berada di satu meja. Benar-benar tidak tahu malu.

"Geli banget gue liatnya. Tadi pagi Laras ngatain gue sok kecakepan sama anak cowok. Tapi coba lihat dia, dasar kegatelan." Cemoh Angel.

"What?! Dia ada ngatain lo gitu, Ngel? kok tadi lo gak ceritain semuanya, sih." Ucap Cessa.

"Ada, tapi ngapain juga gue bahas dia. Bikin gue tambah kesal."

"Jadi gak nih kita labrak dia?" tanya Cessa.

Angel memandang Cessa sebentar lalu memperhatikan Laras yang sok asik dengan anak cowok yang Angel ketahui mereka beda jurusan. Hanya karena sekumpulan anak cowok itu cukup tampan makanya Laras and the genk join dengan mereka.

"Hm, males banget ngeladeni nenek lampir. Tapi gue juga kesal, tapi gue maless, tapi... Au ah, terserah lo aja, Ces." Kata Angel yang pusing sendiri memikirkannya.

"Lah, terus lo maunya gimana? Jawab aja Yes or No entar biar gue yang samperin." Ucap Cessa.

"Kalo lo bilang terserah gue udah pasti gue samperin mereka." Lanjut Cessa. Sejenak Angel mengimbangi keputusannya. Ia masih memikirkan hal buruk apa selanjutnya yang akan terjadi jika mencari masalah dengan Laras. Namun, jika tidak di balas Laras akan merasa dirinya yang menang.

Saat sedang memikirkannya tidak sengaja Angel melihat Angga bersama dua temannya masuk ke kantin. Dan saat itu pula tiba-tiba Laras menghampiri Angga. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi melihat itu saja hati Angel rasanya panas. Ia dimabukkan oleh api cemburu.

"Dih, lihat nenek lampir itu caper ke ketua kelas kita." Ucap Cessa.

"Oke, kita labrak dia." Putus Angel.

_____________bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top