•CC_5•
Pagi ini Angel datang terlambat. Alhasil ia harus di hukum dengan membersihkan toilet sekolah. Hukuman yang sangat dibenci Angel. Sebab, toilet sekolah adalah tempat terkutuk yang menjijikan. Padahal itu toilet siswi, tetapi sangat jorok. Angel bahkan tidak habis pikir dengan siswi-siswi disini. Padahal sudah ada tempat sampah di luar pintu masih saja membuang tisu atau sampah lainnya sembarangan. Bahkan, ada bagian bilik yang kloset nya tidak di siram bersih.
"Benar-benar menyebalkan! Sebenarnya mereka itu manusia apa makhluk hutan sih?" gerutu Angel.
"Pantesan aja bu Jiah ngeluh capek tiap bersihin WC cewek. Gue kalo jadi bu Jiah bakalan ngamuk tiap hari ke mereka yang sembarangan makai WC." Dumel Angel.
"Eh lo ada bawa liptint, ga?"
"Gue ada, tapi sisa dikit."
"Pake punya gue aja."
"Abis ini kita bolos ke kantin, yuk."
Samar-samar Angel mendengar beberapa suara di luar toilet. Sepertinya bakal ada yang masuk ke toilet. Dari kedengarannya mereka ada lebih dari dua orang.
Brakk!
"Duh, sorry gue gak sengaja. Gue gak liat ada lo disini." Ucap salah satu dari mereka yang memakai bando pink.
Angel menggeram melihat ember bekas pell di tendang oleh salah satu dari mereka. Angel tahu cewek itu hanya pura-pura tidak melihat, padahal terlihat jelas barusan kakinya sengaja menendang ember tersebut. Gara-gara itu lantainya kembali basah.
"Eh, lo Angel dari kelas IPS 1 'kan? lo lagi di hukum bersihin WC ya?" tanya Laras, cewek dengan bando pink.
Angel hanya diam kemudian melanjutkan perkejaan nya.
"Cih, songong amat ni cewek." Decihnya. Kini ketiga temannya yang lain ikut menghujat Angel.
"Lo gatau, Ras? si Angel ini yang katanya sok kecakepan sama cowok-cowok. Dan dia juga sering caper ke guru makanya rangking terus." Ucap Fena.
"Eh hati-hati guys ngomongin dia soalnya anak guru tuh. Entar dia cepu ke bokapnya."
"Hah dia anak guru? Kok gue baru tau, sih. Pantesan nilainya tinggi anak guru ternyata. Pasti udah dapat contekan duluan." Mereka semua langsung tertawa.
Kuping Angel rasanya panas. Tangannya terasa gatal ingin menampar mulut-mulut dusta itu. Namun, Angel masih menahannya. Saat ini ia sedang di hukum dan tidak mungkin ia menambah hukuman gara-gara kepancing oleh omongan cewek-cewek jablay di hadapannya.
"Eh," Laras maju dan mendorong tubuh Angel. "Kok lo diem aja sih? sengaja lo ngajak ribut gue?"
"Kenapa lo yang sensi? disini kalian yang bacotin gue, harusnya gue yang sensi. Tapi gue bukan kalian yang harus koar-koar gak jelas. Lebay tau gak." Ucap Angel dengan berani.
Laras tidak terima dengan jawaban Angel. Matanya menatap tajam Angel, tanda permusuhan. Begitupun Angel menatapnya tajam. Tiba-tiba tangan Laras mengulur ke arah teman-temannya. Mengerti maksud kode Laras salah satu temannya mengambil gayung yang sudah diisi air. Dan....
Byurrr
Laras tersenyum jahat, sementara teman-temannya sudah tertawa di belakang. Angel yang di siram itu hanya bisa terdiam dan masih menatap tajam Laras. Ia tidak expect kalau Laras akan menyiramnya dengan air bekas pel.
"Yaah tumpah, iuww jadi bau deh. Sorry ya Angel gue sengaja, hehe." Ujar Laras sambil terkekeh.
"Udah yuk guys keluar aja, kita pakai toilet guru. Soalnya disini bau." Ucap Laras dan disahuti teman-temannya.
Setelah mereka keluar Angel mengusap wajahnya.
"Anak anj—"
"Astaghfirullah Angel! Lo kenapa? Kok lo jadi basah gini." Perkataan Angel yang sebelumnya langsung terpotong oleh suara Cessa yang tiba-tiba mengejutkannya.
"Siapa yang giniin lo? Jawab, Ngel, biar gue hajar orangnya." Heboh Cessa.
"Nenek lampir yang ngelakuin ini ke gue. Pokoknya lo harus wakilkan gue kasih dia pelajaran, Ces." Ucap Angel.
"Siapa? jangan-jangan Laras and the genk nya itu yang barusan keluar?"
"Hm," jawab Angel.
"Wah, gak bisa di biarin nih. Mereka udah keterlaluan sama lo. Harus gue kasih bogeman."
"Sebelum itu mending lo bantu gue dulu. Tolong mintain seragam ganti ke UKS buat gue. Gue udah ngerasa bau banget." Ucap Angel.
Cessa memandang prihatin ke sahabatnya, kemudian dia buru-buru pergi mengambil seragam ganti untuk Angel.
***
"Angel udah belum?" panggil Cessa di luar toilet. Gadis itu sudah menunggu hampir 30 menitan.
"Bentar lagi, Ces." Sahut Angel.
"Lama banget, Ngel! Habis ini pelajaran bu Susan. Mati kita kalo keduluan bu Susan yang masuk."
"Iya, tau. Sabar dulu, bentar lagi gue keluar." Balas Angel.
Cessa melipat kedua tangannya di depan dada sambil bersandar di tembok. Lama-lama dia merasa bosan berdiam disitu terus. Akhirnya Cessa memutuskan mengintip keluar toilet sebentar. Ternyata di luar sepi, mereka semua masih sibuk di kelas masing-masing. Cessa melihat arloji di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 07.58 WIB yang artinya sebentar lagi bel pergantian jam berbunyi. Mereka berdua harus segera tiba di kelas sebelum bu Susan yang merupakan guru killer di sekolah menangkap mereka masih berkeliaran di luar.
"Udah yuk cabut." Ucap Angel tiba-tiba dari belakang Cessa. Sontak saja Cessa melompat karena terkejut.
"Eh, udah lo? ngomong kek jangan bikin kaget gue." Omel Cessa.
"Lah, barusan 'kan gue udah ngomong. Lo kenapa sih parnoan amat." Ucap Angel.
"Gue trauma dulu pernah keciduk sama bu Susan gara-gara itu gue seharian mendekam di ruang BK. Engga boleh keluar kalo tugas rangkap belum selesai. Lo bayangkan aja gimana mau selesai kalo dia nyuruh rangkap sampe 100 lembar kertas polio." Jelas Cessa mengingat hukuman terburuknya saat kelas sepuluh dulu.
Angel hanya tertawa kecil menanggapinya, "yaudah kalo lo gak mau kena hukuman kayak gitu lagi ayok balik ke kelas."
"Gass!"
"Untung pelajaran pertama gurunya gak masuk. Masih selamat lo, Ngel." Ucap Cessa.
"Tapi gue gak selamat dari hukuman guru BK gara-gara terlambat ini. Udah gitu di bully genk nenek lampir lagi, apes banget gue pagi ini." Keluh Angel sembari berjalan menyusuri koridor.
"Nanti istirahat kita labrak mereka."
Mereka bernapas lega ketika memasuki kelas, karena ternyata bu Susan belum datang. Angel langsung menyimpan kantong kresek yang berisikan baju kotornya ke dalam laci meja. Ia melihat jam di ponselnya sudah pukul 08.00 WIB. Padahal ia sama sekali belum mengikuti mata pelajaran, tapi energinya sudah banyak terkuras habis.
"Angel," panggil seseorang mengejutkannya.
"Ada apa Angga?" tanya Angel.
"Lo dari mana aja, Ngel? Kok gue baru liat lo sekarang. Dan Cessa tadi tiba-tiba ngilang. Kalian berdua sebenarnya dari mana?" tanya sang ketua kelas beruntun.
"Iya, tadi gue datang telat, jadinya gue kena hukum dulu. Terus Cessa nyusul gue ke toilet. Soalnya gue di suruh bersihin toilet." Jawab Angel.
"Eh, bukan gitu. Tadi niat gue emang mau pipis aja, tapi gue liat Angel basah kuyup abis disiram air bekas pel sama Laras and the genk." Jelas Cessa.
Angel langsung menyenggol lengan Cessa memberi kode untuk jangan terlalu jujur sama Angga.
"Hah? Lo di bully, Ngel?"
Nah, kan. Inilah kenapa Angel tidak memberitahukan pada Angga detailnya kenapa ia baru masuk sekarang. Karena ia tidak ingin menjawab pertanyaan itu. Alhasil Angel hanya berdehem sebagai jawabannya.
"Kok bisa?" tanya Angga lagi.
"Ceritanya nanti aja, Ga. Gue lagi males jelasinnya." Ucap Angel.
"Oke. Btw, gue sebenarnya dari tadi nungguin lo karena mau minta rekapan absen. Ada lo bawa?" tanya Angga.
"Ada, bentar."
_____________bersambung
Angelica Putri
Princessa Aulia
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top