3. Naga Merah
"Ingat pasukan barba kalian terus dibelakang ku!," ku perintahkan mereka agar tidak kocar kacir kesana kemari seperti bebek.
"King, wilayah didekat sini banyak ranjau, bom dan pegas," kata salah satu barba, "Emak!," katanya saat sebuah ranjau pegas membuatnya terlontar ke udara.
"Si kecebong itu terbang!," teriak temanya.
"Hati-hati pasukan, bom dan pegas dimana-mana!, pasukan bom maju!," ku perintahlan para bomber maju.
"Kaian licik!, kaian akan masuk neraka!," kata para bomber sambil mengomel.
Beberapa ranjau bom bermunculan saat para pasukan bom melangkah, dan akhirnya sebuah ranjau pegas membuat mereka melambung keudara.
"Jaga diri kaian teman-teman bom!," kata para barba.
"Gawat King!, ada Barba King lain yang mirip dengan mu," kata para pasukan barba menunjuk kearah Barba king musuh yang mencoba menghadang kami.
"Rupanya ada yang mirip dengan ku, kau meniru ku ya pria tua," kata si Barba King dari pihak musuh.
Pria ini, dia lebih jelek dari ku, "jadi begitu, ada pria tua menyedihkan disini," balas ku ketus.
"Apa?, apa pria konyol?," balasanya.
"Bos kenapa tidak kita sikat saja dia," kata para pasukan barba ku, "Kami bawa sikat wc."
"Demi kehormatan, biar aku maju melawannya anak-anak!," teriak ku sok jago, "hai pasukan," bisik ku pada para barba, "bantu aku kalau darah ku sudah separu."
"Hai!, itu curang namanya," kata si Barba King musuh, rupanya dia mendengarnya.
"Kalau begitu ya sudah," kata ku ketus.
"Sudah apanya?," kata si Barba King musuh bingung.
"Ya sudah, kita keroyok saja dia, maju pasukan," kata ku dengan senyuman licik.
"Maju!," teriak kami.
"Eh, kenapa?, kyaaaah...," si Barba King musuh pun pusing.
"Banzai," teriak kami.
"Gawat king, kata si Haller, timbunam emas dan cairan ungu dan juga hitam, didepan mu."
"Bagus!, kita sudah dekat pasukan, ayo kita jarah," kata ku dengan penuh semangat.
"Jarah?, kata siapa itu," kata seekor naga muncul dari balik kastil clan, "halo, para kecebong, para kecebong sawah," kata si naga merah itu dengan senyuman liciknya.
"King, bagaimana?," kata para barba yang bingung.
"Kalian ingin harta disini?, boleh, tapi boleh tidak ku buat kaian gosong seperti abu sekam dan arang dipemangangan, seperti bagian bawah pengorengan," kata naga licik itu.
"Jangan sombong kau the dragon the lizard the worm the old worm,"kata beberapa barba mengolok-oloknya.
"Sorry, the worm, the old worm, dari mana kalian belajar istilah super tidak sopan itu, apa para guru kaian di sd adalah para cacing pita dan larva seranga, kalian sudah membuat naga ini marah," kata si naga emosi, "terima ini api naga cahaya matahari panas magma angin puting beliung sinar leser luar angkasa kereta api super cepat ketel uap gas subsidi papa minta saham!."
Krik krik, krik krik...
Kami terdiam dan jangkrik sialan itu, dan lelucon sialan itu juga, dan naga sialan itu, "para pemanah serang naga itu!," perintah ku pada para 25 pemanah yang sudah mengomel ingin menyerang dari tadi, maka bagai hujan, panah-panah itu melesat dan menancap ke kulit naga merah yang terlalu bersemangat itu.
"Selama pagi teman-teman," kata sang naga mencair kemudian berubah menjadi batu nisan.
"Hore!," teriak kami.
"Waktu 1 menit lagi, jarah harta mereka para kecebong!," teriak ku pada pasukan.
"Berebes bos kodok!," balas mereka.
Maka rumah utama pun kami runtuhkan, 3 buah bintang melayang dilangit, tanda misi kami berhasil.
Kami begitu gembira, kami pulang membawa banyak harta jarahan dan melantunkan banyak nyanyian sepanjang jalan pulang.
Ada emas,
Ada cairan ungu,
Ada cairan hitam,
Kami jarah dan kami bawa pulang,
Sebagai piala kemenangan,
Sebagai suka cita di hari kemenangan,
Mari bergembira sambil berjalan pulang,
Mari pulang,
Mari kita pulang,
Ke tanah pinus dan elang,
Ke tanah hijau dan beruang,
Mari menyongsong kemenangan dengan nyanyian,
Mari berjalan pulang dengan hati riang,
Dengan para raksasa kita berdendang,
Para pemanah berdansa sepanjang jalan,
Lihat para perajurit barba berjalan dengan jangut begoyang dan senyuman,
Si wanita Haller terbang bagai kupu-kupu di atas pepohonan,
Para bomber itu meledak bagai petasan,
Lalu si Barba King,
Bau keteknya mengangu kami semua sepanjang jalan.
(¡_¡) hiks au!.
***Naga Merah selesai****
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top