Chapter 09 Kutukan Raya
Mana dan Kuujaku nampak cemas. Keduanya bergerak mondar mandir tidak jelas seperti setrikaan.
"Aduh! Mana pusing!"
Mana menggaruk rambutnya kencang. Jatuhlah beberapa kutu dari rambut Mana.
"Menjijikan!"
Kuujaku mengambil jarak jauh. Ia melihat ke tangan kanan. Tangan itu sempat mengelus rambut Mana.
"Oh tidak! Aku bisa ketularan kutu Mana!" Kuujaku menjerit histeris. Ia sampai guling-guling di tanah.
"Kuu-baka!" umpat Mana. Mana menutupi seluruh wajah menggunakan kedua telapak tangan. Ia merasa malu dan kesal secara bersamaan.
Kuujaku sudah berhenti dari aksi guling-guling di tanah. Ia membersihkan debu yang menempel di pakaian. Ia memasukan kedua tangan di dalam saku celana.
"Hoi, Mana!" panggil Kuujaku berteriak di telinga Mana. Gendang telinga Mana terasa akan pecah mendengar teriakan dari Kuujaku.
Plak!!
Mana menampar pipi kanan Kuujaku. Ia kesal dengan ulah Kuujaku dan suara hati ya itu.
"Sakit sekali Gadis bodoh ini menampar wajah tampanku," batin Kuujaku lirih.
Plak!!
Mana menampar pipi kiri Kuujaku. Ia juga menendang perut Kuujaku dengan sekuat tenaga. Kuujaku terjatuh ke tanah sambil memegang perutnya.
"Aku benci Kuujaku!"
Mana pergi meninggalkan Kuujaku yang tergeletak di tanah. Ia tidak peduli Pemuda itu terus memanggil dirinya.
"Mana! Kau harus tanggung jawab!" Kuujaku berseru cukup keras.
"Aku tak peduli, Kuujaku-baka!"
Dan keributan antara Kuujaku dan Mana harus melupakan rasa khawatir tentang teman dekatnya, Raka sesaat.
@@@@@
~Gedung Pabrik Tua~
Raka, Laras dan Pemuda bergitar berhadapan dengan Pemuda Topeng. Raka sudah tak sabar membalas perlakuan musuh di depannya.
"Aku akan membakarmu sampai menjadi abu," ucap Raka.
"Shishishi... Dengan keadaan lemah seperti itu kau masih berani melawanku.
Raka mengepalkan kedua tangan erat yang sudah terselimuti kobaran api. Ia berlari kecil ke arah lawan. Pukulan api siap di sematkan di wajah lawan.
"Jangan terpancing!" seru Laras.
Namun, sudah terlambat. Tinggal beberapa jarak lagi Raka mencapai Pemuda Topeng. Tiba-tiba sebuah jaring hitam terjatuh dari atas Raka.
Raka menyeringai kecil. Ia melompat ke atas menghadapi jaring hitam tersebut. "Rasakan api milikku!"
Harimau hitam tak ingin ketinggalan. Ia juga melompat menyerang Raka.
Gelombang Sonar
Pemuda bergitar memainkan senar gitar. Gelombang sonar biru melesat lurus ke arah Harimau hitam.
"Roaarr!!"
Duar!
Harimau hitam terkena serangan gelombang sonar itu. Tubuhya terpental menabrak dinding. Wujud Harimau hitam mulai tercerai lalu menghilang.
"Shishishi... Hebat juga kau," puji Pemuda topeng.
"Terimakasih," balas sang Pemuda bergitar.
Kembali ke pertarungan Raka. Ia meninju jaring hitam yang mengarah padanya. Jaring hitam terbakar hingga lenyap. Serangan Raka tak sampai di situ saja, ia menciptakan sebuah burung api kecil. Burung api kecil melahap laba-laba hitam yang mengantung di langit.
"Kywhahh!"
Raka mendarat dengan mulus. Napas Raka terasa berat. Ini akibat efek dari jaring hitam yang menyerap energinya. Raka terduduk lemas.
"Shishishishi...," tawa Pemuda Topeng.
Laras berdecih. Ia harus menyelesaikan pertarungan ini sebelum adanya jatuh korban. Pedang yang terselimuti listrik masih ia genggam kuat.
"Laras...," panggil Pemuda bergitar. Ia berdiri di samping kanan Laras. Laras menolehkan kepala sedikit ke arah Pemuda itu.
Laras dan sang Pemuda bergitar saling bertatapan. Pemuda itu mengangukan kepala kecil. Dari tatapan di antara keduanya ada sebuah kode rahasia.
Pemuda topeng tersenyum di balik topeng yang ia kenakan. Ia mundur perlahan, ujung kaki sampai pinggang mulai menghilang terhisap bayangan kayu.
"Kita akan bertemu kembali nanti... di sekolah shishihsihi...," Pemuda topeng seutuhnya menghilang. Kekuatan bayangan miliknya cukup berbahaya bagi murid kelas X-3. Ia baru mengeluarkan kekuatan seperempat yang ia miliki selama pertarungan berlangsung.
"Sial!" Raka memukul keras lantai. Pandangan matanya perlahan mulai mengelap. Raka pun tak sadarkan diri.
"Rii... Kita bawa Raka ke UKS!" perintah Laras tanpa memandang Pemuda itu. Tatapan mata Laras terpaku lurus di tempat sang lawan melarikan diri.
"Aku tak boleh kalah darinya," batin Laras.
Uenomaya Riito. Pemuda yang selalu membawa kemanapun gitar yang tergantung di punggung. Ia memiliki hobi bermain musik. Headphone hitam terpasang di leher.
Riito, murid kelas X-3 ke-23 yang ditemukan oleh Laras. Ia tidak sengaja menemukan Riito di pinggir jalan sedang mengamen.
"Baik Laras," jawab Riito. Ia membawa tubuh Raka dengan menggendong seperti karung beras.
Pin di lemparkan oleh Laras. Sebuah dimensi buatan tercipta. Laras masuk terlebih dahulu, disusul oleh Riito dan Raka. Dimensi buatan menghilang dalam kedipan mata saja.
@@@@@
Nana dan Raya tengah berduaan di bawah pohon taman sekolah. Nana bergelayut manja di lengan sang kekasih. Raya fokus mengerjakan tugas-tugas milik Nana.
"Ray, semangat ya!"
Nana mencium singkat pipi Raya. Rona tipis merah burik muncul di kedua pipi Raya.
"I-iya, terimakasih," balas Raya mode tsundere.
Raya hampir selesai mengerjakan tugas milik Nana. Tiba-tiba kilatan cahaya melewati kedua insan yang di mabuk asmara.
"Hilang!" seru Raya. Tugas di tangan Raya menghilang secara ajaib. Ia melirik ke arah Nana.
"Aku mana mungkin menyihirnya!" sanggah Nana.
Muncullah seorang Gadis berwajah polos. Gadis itu berdiri di hadapan mereka. "Mana kembali dengan membawa sejuta kenangan indah!!"
Raya dan Nana melongo melihat kelakuan Mana bin ajaib. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba Mana datang seperti Jalangkik.
"Hehehe... Nana tadi memanggil Mana kah?" tanya Mana sangat polos.
"Ehh!"
Kerutan kening Nana muncul. Ingin rasanya ia mengutuk Mana menjadi debu, lalu terhempaskan oleh angin lebat.
"Tidak!" Raya menjawab. Ia menatap tajam Mana di balik kacamata. Mana menatap balik Raya. Mana memiringkan kepala ke samping.
Nana menarik tangan Raya. Ia sudah kesal menghadapi kepolosan Mana tingkat akut. Raya pasrah di tarik seperti hewan ternak.
"Kalian mau kemana?" tanya Mana bingung.
"Mau keliling dunia!" jawab Mana kesal.
"Mana ikut!" balas Mana semangat.
Raya menahan tangan Nana. Ia menatap lurus wajah Nana. "Nana... A-aaku sungguh men-mencin-mencintaimu," Raya tersenyum tipis. Wajah Raya sudah memerah seperti tomat yang terlalu matang alias busuk.
Mana melihat Raya tengah tersenyum. Dalam sekejap kedipan mata, tubuh Mana berubah menjadi patung.
"Selesai," ucap Raya gugup.
Nana tersenyum lebar. Ia menautkan sebelah tangan kepergelangan tangan Raya mesra. Keduanya pergi dengan hati berbunga-bunga. Satu hal terlupakan, tugas Nana yang menghilang secara misterius.
Di balik pohon besar, tak jauh dari tempat sepasang kekasih duduk. Seorang Gadis memegang sebuah buku. "Kenapa mereka tak mencari buku ini?" tanya Gadis itu.
Saat Gadis itu alias Hama menolehkan kepala ke arah pohon taman sekolah. Sepasang kekasih sudah tidak ada di tempat. Hanya sebuah patung tertinggal di sana.
"Eeh! Mereka pergi!"
Niat untuk menjahili Nana dan Raya telah gagal total. Hama duduk di bawah pohon beringin. Ia mengacak-acak tumpukan sampah. Aura suram menyelimuti tubuh Hama.
@@@@@
Raya memandang langit di siang hari. Terik matahari yang sudah berada di puncaknya begitu menyengat. Kulit putih Raya terasa terbakar.
Raylanvas. Pemuda berambut biru gelap. Kacamata kotak menghiasi kedua mata Raya. Kemeja biru pendek, celana bahan biru menjadi penampilan Raya sehari-hari di sekolah.
Pintar. Namun, Raya sebenarnya adalah Pemuda yang sangat malu. Apalagi jika ia di dekat perempuan.
Tetapi...
Sifat malu Raya terhadap perempuan sudah menghilang, namun perlahan. Sejak ia mengenal Gadis cantik dan ceria bernama Nana. Raya mulai berubah. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Seperti lagu milik RAN, grup musik asal Indonesia.
'Bakat khusus' Raya membuat ia sedikit terusik. Semenjak mendapatkan kekuatan 'kutukan cinta' dalam bahasa Indonesia. Hidup Raya berubah total. Jika, Raya mengungkapkan perasaan kepada sang kekasih. Senyum tipis terukir di bibir Raya.
Dan... Bagi yang melihat senyum Raya. Orang itu akan berubah menjadi patung. Sudah banyak korban yang terkena dampak kutukan cinta Raya. Kutukan cinta Raya akan bertahan selama kurang lebih 6 jam.
"Huh!"
Raya menghela napas berat. Ia sedih berpisah dengan Nana selama 2 hari lamanya. Nana akan mengisi kegiatan seminar untuk para pesulap.
"Aku... Kangen padamu... Nana," ucap Raya tulus.
"Aahhh!"
"Yesa berubah menjadi patung!"
"Biarkan saja Gadis mesum itu menerima 'kutukan cinta' Raya!"
Suara berisik mengganggu indera pendengaran Raya. Ia pun melenggang pergi meninggalkan kehebohan yang baru saja ia buat secara tak sengaja.
############@@@@@@###########
~Selasa, 18 Agustus 2020~
@Rakatrafagar Gruimore LuciferLeah MANA--CHAN Kuujaku Naruseh RiitoDeru Raylanvas
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top