Samuel Anggorio
"Lo liat aja nanti." Ucap Sam sambil tersenyum mengerikan dan mulai menyulut lalu menghirup cerutunya.
Rey bertahun-tahun berhadapan dengan kakak angkat Liona yang paling gadis itu sayangi. Tapi rasa merinding Rey tidak pernah hilang ketika berhadapan dengan kakak angkatnya Liona.
Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang amat keras dari arah rumah yang tadi dimasuki orang suruhan Sam dan wanita gila itu.
Rey menatap Sam ngeri. Apa ini juga bagian dari rencananya?
Sam tertawa keras bagaikan orang gila. Dia terlihat tak waras.
"S-Sam?" Panggil Rey takut-takut.
Sam masih tertawa hingga dia mengusap air matanya dengan ibu jarinya.
"Ga nyangka gue. Wanita itu berbuat senekat ini. Bahkan dia bunuh Bodyguard unggulan gue." Ucap Sam sambil tersenyum.
Rey terbelalak kaget. "Ja-Jadi tadi itu bukan lo yang ledakin rumah itu?" Tanya Rey.
Sam menggeleng. "Lo ngehina gue?"
"Bu-bukan, maksud gue bukan gitu.." Rey bersumpah tidak ingin berurusan dengan Pria ini meskipun dia terlahir kembali di kehidupan selanjutnya.
"Gue gak pengen bikin kehidupannya se-simple itu bro. Mata dibalas mata, Gigi dibalas gigi. Adik gue cacat mental karena dia. Gue harus bikin dia lebih cacat dari adik gue." Ucap Sam sambil menyeringai.
Rey menelan ludah "Lalu, apa yang akan lo lakuin jika tadi tidak terjadi ledakan tadi, Sam?" Tanya Rey.
"Ga usah bikin yang heboh-heboh. Cukup dengan dia kehilangan kaki, tangan dan lidahnya saja. Sudah cukup bagi gue. Jadi dia gak bakalan bisa ngasih cutter atau menghasut Liona lagi."
Rey terdiam mematung, pria itu berkeringat dingin. Sampai kapanpun Rey akan tetap merasa takut dengan Sam. Sam terlalu tidak waras untuk diajak bicara.
Kakak angkat Liona dari dulu sudah terlihat gila. Dulu ketika Liona digigit anjing. Esoknya anjing yang menggigit Liona mati dengan gigi yang sudah tercabut semua. Rey merupakan saksi mata yang mendengar Sam berbisik pada mayat anjing itu sambil mengelus anjing itu. "Kalau lo ga punya gigi, adik gue gak akan lecet lagi kan?"
Sejak saat itu, Rey tidak berani berhadapan dengan Sam. Rey terlalu takut menatap matanya yang dingin. Rey bahkan terlalu takut untuk bicara dengannya. Untunglah Sam jarang berada di Indonesia.
Karena pekerjaannya, Sam jarang berada di Indonesia. Rey sampai sekarang tidak tahu-menahu tentang apa yang menjadi pekerjaan calon kakak iparnya. Yang jelas, Sam adalah tulang punggung keluarga. Pria itu selalu terlihat hidup mewah dan berlimpah harta.
Tapi tidak ada yang tahu pekerjaannya. Dia juga selalu berpindah-pindah negara karena pekerjaannya. Walaupun begitu, Sam selalu tahu apa yang terjadi pada adik kesayangannya. Pria itu akan selalu muncul entah dari mana dan selalu mendahului Rey untuk memberi pelajaran.
"Bu-bukankah lebih baik kita pergi dari sini, Sam?"
Pria itu menyipitkan mata memandang kearah rumah yang masih terlalap kobaran api lalu menghisap cerutunya. Dia terlihat masih menyimpan dendam pada wanita itu.
"Dia sudah menduga akan menjadi seperti ini. Dia pasti menyiapkan sesuatu untuk kita." Sam membuang cerutunya yang sisa setengah. Kalau tidak salah, Cerutu itu bernama Cohiba Behike yang harganya juga tidak murah. Kira-kira jika dirupiahkan, akan mencapai 5,4 juta rupiah hanya untuk cerutu saja.
Rey membenarkan perkataan Sam yang masuk akal. Jika wanita itu berhasil mengelabui kami, pasti dia menyediakan perangkap.
"Rey, Bukankah kau kemari bersama orang-orangmu?" Tanya Sam sambil melihat ke belakang Rey yang kosong.
Rey spontan menoleh ke belakang. Orang-orang yang datang bersama Rey tadi lenyap bagaikan ditelan bumi.
Sam terlihat tenang walaupun situasinya semakin buruk.
"Jangan Bergerak." Ucap Sam.
Rey was-was, dia berusaha agar nafasnya bahkan tidak termasuk gerakan yang berarti.
Sam memperlihatkan telapak tangannya pada Rey. Rey terlihat bingung dan memperhatikan telapak tangan yang disodorkan Sam. Tunangan Liona yang tidak mengerti, malah mendekat untuk memperhatikan garis tangan Sam.
"Lo punya umur yang panjang kok." Ucap Rey polos.
Sam menghela napas panjang. "Lepaskan Jas lo." Sam putus asa.
Spontan Rey melepaskan Jasnya dengan cepat. Walaupun Pria itu protes dalam batinnya karena Sam juga memakai Jas yang bisa dia pakai sendiri.
Sam menerima Jas yang diberikan Rey, lalu mengayunkan Jas itu ke tanah. Lalu melemparkannya ke arah yang tadinya di tempati orang-orang Rey.
Dalam sekejap Jas itu menghilang dan masuk ke dalam tanah.
"Area itu menggunakan sensor gerakan. Jangan salah menginjak tanah yang memiliki sensor gerakan." Sam menjelaskan.
Rey mengangguk mengerti.
Rey melepaskan Tali Pinggangnya untuk melakukan hal yang sama dengan Sam. Dia mengayunkan tali pinggangnya ke tanah untuk menemukan tanah yang aman sebagai pijakan.
Sam hanya mengikuti langkah yang Rey pastikan aman.
Mereka sudah semakin dekat ke pintu keluar. Rey masih sangat berhati-hati memilih langkahnya.
Jika salah langkah, Rey akan masuk ke perangkap yang dibuat wanita gila itu, entah apa yang ada didalam sana.
Tunangan Liona terlalu fokus mencari jalan yang aman. Kemudian Rey menghentikan gerakannya setelah mendengar suara klakson panjang mobil.
Rey menoleh ke arah klakson mobil.
"Lo udah selesai?" Tanya Sam.
"Dari tadi lo udah keluar dan cuma liatin gue main tali pinggang?" Tanya Rey Kesal.
Sam hanya tersenyum kecil.
"Apa gue salah bicara ya?" Batin Rey.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top