39
"semoga kalian selalu bahagia." ucap prilly lirih.
Prilly merasa keputusannya waktu itu sudah tepat, lihatlah ali terus saja tertawa lepas bersama anak itu. Memperlihatkan jika ia memang bener2 bahagia.
"maaf tante..itu bola saya." ucap seorang anak menyadarkan prilly dari lamunannya.
"oh iya..maaf..ini.." prilly memberikan bolanya lalu mengusap lembut kepala anak itu.
"terimakasih tante.." ucap anak itu lalu berlari meninggalkan prilly.
Prilly kembali melihat ali yang masih asik bermain dengan anak itu. Prilly semakin merasa jika dia dan ali sudah selesai. Tak ada lagi yang harus di jelaskan.
Dengan tersenyum prilly meninggalkan taman yang penuh kenangan itu. Tapi hatinya begitu sakit. Ia bahagia melihat ali bahagia, tapi ia akan merasa lebih bahagia jika ali bisa bahagia bersamanya.
*
Prilly pun kembali ke rumah sakit untuk bergantian menjaga ayahnya.
Indahnya..
Yang ku rasa bila berdua denganmu terasa indah..
Bahagia..
Didekatmu..
Ku harap bisa selalu dengan dirimu..
Ponsel prilly berdering saat ia sudah sampai di depan rumah sakit.
Eyangnya menelfon.
"assalamu'alaikum eyang.."
Wa'alaikumsalam nduk. Gimana kapan kamu mau balik nduk?
"maaf eyang..ini ayah sakit jadi prilly masih harus disini dulu."
Sakit apa nduk..gimana keadaannya?
"serangan jantung eyang. Tapi tadi keadaan ayah sudah baik eyang. Eyang jaga diri y."
Ya sudah kalo begitu eyang nitip salam buat mereka. Dan sampein maaf ayah belum bisa kesitu.
"iya..nanti prilly sampein.."
Ya sudah..kamu ati2 y nduk.
"iya eyang juga. Assalamu'alaikum.
Sambungan terfon pun terputus setelah eyang menjawab salam dari prilly.
Prilly pun kembali berjalan masuk ke rumah sakit.
Malam ini prilly harus bermalam dirumah sakit. Menjaga ayahnya. Bersama ibunya.
Prilly mencoba untuk memejamkan matanya tapi tampaknya ia belum bisa. Ia masih teringat kejadian demi kejadian di taman, ketika ia diajak untuk pertama kalinya oleh ali, berkencan ke taman dengan ali. Dan berpisah dengan ali. Dan sekarang ali sudah bahagia dengan keluarga kecilnya.
Prilly putuskan untuk membaca novel yang selalu ia bawa. Tapi belum lama ia membuka novelnya, prilly sudah merasa lelah. Tanpa sadar matanya pun terpejam dengan novel yang masih ditangan.
*
"prill bangun sayang.." ibu prilly mengguncang2kan tubuh prilly.
"emm iya. Bentar buk prilly baru aja bisa tidur." jawab prilly masih dengan terpejam karena ia merasa baru tidur 5 menit.
"tapi ini sudah hampir habis nak waktu subuhnya.. Kamu g sholat?"
Mendengar itu prilly melonjak kaget. Tanpa berucap apa2 lagi prilly langsung berlari keluar. Ia ingin sholat di masjid deket rumah sakit.
Cukup lama prilly mengadu kepada sang pemilik alam. Meminta kesehatan keluarganya itu sudah pasti. Dan juga ada nama yang tak pernah lupa untuk ia sebut selama ini di dalam doanya. Ali, ya siapa lagi kalau bukan ali. Meminta kesehatan dan juga kebahagiaan untuk ali.
Prilly pun kembali ke rumah sakit. Tapi saat melewati ruang ugd ada seorang ibu2 yang sedang menangis di depannya. Prilly tergerak untuk mendekati ibu2 itu. Ia merasa tak tega melihat ibu2 itu menangis sendirian.
"buk..maaf ada apa?" tanya prilly hati2.
"itu..anak dari majikan ibu tadi jatuh dan kepalanya mengeluarkan banyak darah." jawab ibu itu dengan terus menangis. Prilly pun mengusap lengan ibu itu. Seolah menyalurkan kekuatan padanya.
"kenapa hanya ibu yang nganter anak itu, maaf.. Orang tuanya kemana?"
"ayah dan ibunya tengah berbulan madu ke paris semalam baru berangkatnya. Jadi kemungkinan mereka masih di pesawat. Jadi saya belum kabarin mereka."
"sekarang ibu coba kabarin saja. Siapa tau bisa."
"tapi saya tidak bawa telpon non."
"ibu pakai ini saja. Ibu hafal nomornya?"
Ibu2 itu mengangguk, kemudian ia menerima ponsel prilly setelah tadi ia mengucapkan nomor majikannya.
"halo..nyonya..maaf..arga tadi terjatuh nya..kepalanya keluar darah banyak...sekarang sudah bibik bawa ke rumah sakit.....baik nya...."
Sambungan telfon pun terputus. Ibu itu langsung memberikan kembali ponsel prilly.
"makasih non. Ternyata nyonya belum jadi berangkat dan sekarang nyonya akan langsung kesini."
Prilly pun mengangguk. Ia masih menemami ibu2 itu saat dokter keluar dari ruang ugd dan menjelaskan jika arga anak majikan ibu itu, baik2 saja.
"tapi anak ibu. Masih harus menjalani pemeriksaan lagi untuk jadi untuk hari ini anak ibu harus dirawat dulu disini." ucap dokter sebelum pergi.
"non..non bia temenin ibu disini sampai majikan ibu datang? Ibu takut."
"iya buk..prilly temenin..ibu tenang ya..arga baik2 saja.. Aku yakin arga anak yang kuat.. Oh ya kenalin saya prilly. Panggil saja prilly buk gak usah pakai non."
"baik non prilly. Eh maksud ibu, prilly.. Saya mirna.. terima kasih nak. Udah mau nemenin ibu."
Prilly pun mengangguk.
Pintu ruang ugd pun terbuka. Itu tandanya arga akan dibawa ke ruang rawat inap.
Begitu arga keluar mata prilly terbelalak, ia sangat ingat dengan wajah arga. Ya. Dia adalah anak ali dan ghina. Fikir prilly.
"buk..apa arga itu anaknya ghina?" tanya prilly pelan sambil berjalan mengikuti arga yang terbaring dan sedang di dorong oleh beberapa suster.
"iya..nak prilly kenal dengan majikan ibuk?"
"oh tidak..prilly hanya tau namanya saja. Karena suami ghina itu teman prilly tapi kami belum pernah bertemu." jawab prilly.
Jadi ali dan ghina akan bulan madu lagi? Oh ya Allah..kenapa mendengar itu hati ini terasa begitu sakit? Seakan aku tak rela. Beri aku kekuatan ya Allah. Mungkin emang ini waktunya aku bertemu dengan mereka. Batin prilly. Air mata yang sudah berada di pelupuk mata ia coba untuk tahan. Mana mungkin ia menangis di depan ibu mirna.
Lama prilly menemani bu mirna di kamar rawat arga tapi orang tuanya tak juga muncul. Hingga ponsel prilly bunyi tanda ada telfon masuk. Dan itu nomor ghina. Ia bertanya dimana kamar anaknya di rawat. Setelah prilly memberi tahunya telfon pun terputus.
Prilly terus saja menghitung dalam hati. Menghitung saat ia akan bertemu dengan ali dan ghina.
1
2
3
Ceklek...
Bersambung.....
..............
Dikit banget nih..dah lama banget. Mudah2an belum pada lupa ma cerita ini..hehe
Makasih yang masih nunggu.
Setelah baca jangan lupa bintangnya ya..syukur2 ada yang ngasih kritik dan saran..hhe
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top