Bab 2: Rapat
Suara kucing mengganggu Rino yanh sedang belajar, jujur saja pelarian yang ia bisa lakukan saat ini adalah belajar. Ia ingin bisa lebih berguna untuk orang lain daripada sepupu-sepupunya. Sebentar lagi panitia prom night akan dibentuk
"Ia yakin bola ia menjadi panitia prom night dirinya lebih jauh dipandang apalagi biaya prom night lumayan harganya hingga jutaan rupiah. Biaya yang disiapkan dengar-dengar akan membuat para orangtua berlomba-lomba untuk mendandani anak-anak mereka yang mau melepas masa SMA dengan pakaian yang terbaik untuk pesta.
"Berisik banget!" ucapnya tegas kepada kucing yang sedang lewat.
Tidak tahu itu kucing siapa, mungkin kucing tetangganya. Ia tidak akan pernah mungkin membiarkan kucing-kucing itu tetap hidup kalau ia kalap namun ia masih punya hati nurani, ia tidak mungkin menghabisi kucing.
Suara kucing masih mengeong-ngeong, ia putuskan smenyudahkan kegiatan belajarnya. Ia mengalihkan pikirannya kepada hal-hal yang lebih berguna. Ia menonton TV di kamarnya, mencari acara yang bagus.
Beberapa acara fashion ditonton olehnya. Hingga malam hari larut ia baru tidur. Keesokan paginya, ia masuk ke sekolah seperti biasa, bertemu dengan Diana, kekasihnya. "Kamu jadi daftar untuk panitia prom night."
"Jadi, kenapa?"
"Nggak apa-apa, aku tuh malah kalau apa-apa sendiri. enakan ada kamu gitu loh." Diana, gadis berambut cokelat yang kacamatanya diletakkan ke atas kepala memukul pelan pacarnya dengan rasa gemas.
"HAHAHA!" Rino terkekeh saja.
"Soal sepupu kamu sudah selesai?"
"Oh, belum. Biasa deh, nenek begitu kalau masalah warisan pasti cucu kesayangannya yang diberi lebih."
"Kamu yang sabarnya, pasti ada jalan soal pembagian warisan mah. Dulu pas aku dibagikan warisan kakek, aku dapat yang paling besar."
"Wah, hebat juga kamu ya. Masih ada?"
"Masih, nanti kapan-kapan aku bagi. Oh ya, ayo kita masuk kelas, sebentar lagi pelajaran mau dimulai.
Pelajaran pun dimulai, Rino sesekali melihat ke jendela, ada bayangan kasih sayang yang kurang kepadanya, namun ia mencoba berusaha untuk konsentrasi di pelajaran sosiologi kali ini. Sosiologi yang diajarkan Pak Galang sangat mudah baginya. Jujur saja, Rino mampu dalam pelajaran seperti ini.
Rino sangat mahir dalam sosiologi hingga pernah juara kelas namun neneknya tidak pernah memandangnya, alih-alih menghargai, cuek pun yang ia dapat. Jujur ia kurang perhatian sang nenek.
Ia mencoba konsentrasi namun tiba-tiba lelah menyapanya, ia ingin tertidur tapi sebesar mungkin ia mencoba menghargai gurunya yang membuat materi susah-susah untuk para murid yang mau belajar apalagi seperti dirinya.
Beberapa waktu berlalu, tidak terasa jam berbunyi dan sudah sore hari. Rino dan teman-temannya keluar dari kelas lalu ia sebagai panitia prom night bersama Diana masuk ke sebuah ruangan bersama beberapa panitia lain.
Mereka duduk dengan rapi, pemimpin rapat adalah Rino, ia meminta beberapa panitia yang ikut agar menunggu Pak Galang karena ia akan memberikan penyambutan untuk rapat hari itu.
"Kita tunggu dahulu Pak Galang, ia sedang di ruang guru nanti beliau ke sini. Gue mau lo semua menyiapkan usul-usul untuk Pak Galang selaku pihak sekolah."
Mereka mengangguk, mereka pun menunggu beberap saat dan pada akhirnya yang ditunggu tiba. Pak Galang datang mencoba memberi sambutan.
"Baik anak-anak yang bapak sayangi. Bapak merasa sangat bahagia akhirnya kalian sebentar lagi menuntaskan masa SMA kalian di sekolah yang tercinta ini. Bapak pasti akan merindukan kalian. Kalian adalah murid-murid yang bapak syaangi. Yang rajn belajar. Bapak berharap acara Prom Night 2012 kalian berjalan dengan sukses. Kami pihak sekolah hanya memberikan dana semampu kami dan juga memberi saran agar ada aturan-aturan yang sesuai dengan norma yang dipatuhi. Itu saja. Terima kasih."
Pak Galang mengakhiri pidato sambutan dengan senyuman. Beberapa panitia langsung bertanya kepada Pak Galang. "Apakah pihak sekolah akan hadir?"
"Ya, beberapa pihak sekolah akan hadir. Ada beberapa guru yang akan datang namun tidak semua."
"Oh ya Pak, saran saya bagaimana acaranya ada sambutan juga dari sekolah." Salah seorang memberi usul, namanya Fabian.
"Pasti akan ada. Oh ya, baik anak-anak karena waktu terbatas maka say pamit dulu. lanjutkan rapat kalian."
Rapat pun tetap berlangsung, Diana dan Rino berterima kasih kepada Pak Galang atas kesediaan waktunya menyempatkan diri mengikuti rapat prom night. Dari kejauhan Fabian menatap tajam.
Kalau gue lihat dana yang dikasih sekolah kurang. Gue bakal desak Pak Galang ngasih lebih. Dalam hati Fabian berkata.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top