27. Malam mingguku

Senyum manis Cinta tersungging. Memandang wajah lucu Rendra yang sudah tertidur dalam gendongannya setelah puas meminum ASI langsung dari bundanya. Cinta mencium pipi gembil Rendra sebelum meletakkannya di baby box. Suara tangis Aresh masih saja didengarnya sejak setengah jam yang lalu. Aresh terkadang menjadi rewel jika lama tak bertemu atau mendengar suara ayahnya. Sudah tiga hari Raka berada di luar kota melaksanakan tugasnya.

Cinta bergegas menyusul ibu mertuanya di ruang keluarga. Kedua telinganya serasa panas jika mendengar suara tangisan anaknya. Ibu mertuanya seakan kewalahan menghadapi Aresh yang sedari tadi menangis dan tak mau meminum susunya.

"Aresh, kencang banget nangisnya," ujar Cinta sebelum mengecup kening Aresh, "yuk sama Bunda!"

"Aly sudah sampai mana, Ly? Lama banget sampainya," keluh Refa, ibu mertua Cinta.

"Abang bilang macet tadi Mah," sahut Cinta sembari mengambil alih Aresh dari gendongan Refa.

"Ini juga, kangen sama Ayah ya?!" Ujar Refa mencubit pipi Aresh karena gemas.

"Iya, Aresh kangen sama Ayah, hmmm?" tanya Cinta bermonolog kepada Aresh yang sedang menangis, "minum susu dulu ya, Sayang! Sebentar lagi Ayah pulang."

Aresh terus menghindar saat bundanya mencoba memberikan ASI langsung kepadanya. Membuat Cinta mengembuskan napas beratnya. Aresh hanya membutuhkan ayahnya saja saat ini. Aresh akan terdiam setelah lelah menangis dengan sendirinya.

"Aresh konser nih," gurau Zayn yang baru saja pulang setelah menemani Cherry dari pesta.

"Biasa Om, konser merindukan Ayah," sahut Cinta tenang sebelum mengubah posisi gendongannya.

"Sini sama Om!" Seru Zayn mencoba mengambil alih Aresh.

Tangis Aresh semakin kencang saat kedua tangan Zayn mulai mencoba menggendongnya. Membuat Zayn mengurungkan niatnya. Kemudian menggeser tubuhnya dan mencium Aresh yang sedang bersandar di bahu bundanya.

"Abang!!!" Pekik Cinta kesal kala Aresh semakin menangis saat digoda Zayn.

"Gemes!!!" Seru Zayn sebelum menjatuhkan dirinya di sofa, di samping mamanya.

"Makanya, cepat nikah! Kamu menunggu apa sih, Zayn?" ujar Refa.

"Menunggu hari baik," sahut Zayn kesal, "Papanya Cherry kayaknya keturunan kejawen deh, Mah. Menghitung harinya rumit banget."

"Hush! Papa kamu juga seperti itu tahu," terang Refa.

"Bukannya semua hari itu baik ya, Mah?" ungkap Cinta.

"Menurut Mama semua hari itu ya baik, Ly. Tapi orang jawa seperti Papa kalian, Papanya Cherry, Eyang kalian ya beda. Mereka menghitung hari dan memilih hari terbaik untuk melaksanakan sesuatu," jelas Refa, "nanti Mama telpon Mamanya Cherry. Sudah lama juga Mama nggak mengobrol sama Mamanya Cherry."

Zayn mengangguk, sembari mengambil smartphone-nya. Kemudian menyentuh sebuah angka untuk menelpon adiknya, Raka.

"Assalamualaikum," salam Zayn.

"Wa'alaikumsalam," sahut Raka kesal.

"Di mana Lo? Lama banget? Nggak lupa jalan pulang kan?!"

"Berisik!"

"Anak Lo tuh, yang dari tadi berisik. Konser mulu, nggak ada capeknya lagi."

"Loudspeaker, Bang!"

Zayn pun menyentuh gambar speaker di layar datar smartphone-nya. Suara Raka yang menyapa Aresh pun terdengar. Membuat Aresh mencari-cari ayahnya.

"Aresh, teriaknya kencang banget. Nggak capek, Sayang?!" Seru Raka dari balik smartphone Zayn.

"Tuh, Ayah menelpon! Aresh dengar suara Ayah?" tutur Cinta.

Perlahan, tangis Aresh mulai mereda. Gumamannya pun mulai terdengar, seakan membalas ucapan ayah dan bundanya. Refa dan Zayn tersenyum. Melihat Aresh yang mulai tenang kala mendengar suara ayahnya.

"Aresh nggak tidur? Sudah malam lho! Sebentar lagi Ayah sampai, Aresh sama Bunda dulu ya," tutur Raka menenangkan, disambut gumaman Aresh yang sedang memainkan rambut bundanya dengan salah satu tangannya.

"Aresh nggak mau minum susu nih, Yah." Cinta menyahuti ucapan Raka.

"Aresh nakal nih. Sekarang minum susunya! Ayah datang, Aresh harus selesai minum susu. Oke! Nanti dilanjutkan lagi ya, Sayang. Assalamualaikum," pamit Raka sebelum menutup telpon.

"Wa'alaikumsalam Ayah," sahut Cinta sebelum mencium pipi Aresh dengan gemas.

Zayn mencium pipi mamanya sebelum beranjak dari sofa. Kemudian mencium pipi Aresh dan mengacak rambut Cinta dengan gemas. Tangan kanan Cinta pun melayang menabok lengan kakak iparnya karena kesal. Zayn hanya terkekeh melihat istri adiknya kesal karena ulahnya.

"Aresh minum susu dulu ya! Sambil menunggu Ayah datang," ujar Cinta sebelum memberikan ASI langsung kepada Aresh, "Mama tidur dulu saja. Illy mau menunggu Abang di sini."

"Ya sudah, Mama tidur ya Sayang. Aresh juga, cepat bobo! Sudah malam ini, kasihan Bunda," tutur Refa sebelum mencium kening Aresh yang sedang meminum susu sembari memainkan kaos bundanya.

"Iya Yangti, habis ini Aresh bobo," sahut Cinta mengusap pucuk kepala Aresh.

"Mama ke kamar dulu. Kalau Aly datang, kalian langsung istirahat," ucap Refa menasehati.

"Iya Mah," balas Cinta.

Cinta tersenyum menatap kepergian ibu mertuanya. Ibu mertuanya selalu mengingatkannya kepada almarhum bundanya. Tak jarang Cinta memeluk ibu mertuanya hanya untuk melampiaskan rasa rindunya kepada bundanya. Andai kedua orang tuanya masih hidup, ia pasti bisa melihat senyum bahagia kedua orang tuanya.

Senyum simpul Cinta kembali tersungging saat melihat Aresh telah memejamkan kedua matanya. Diciumnya pipi Aresh sebelum membenahi posisi kaosnya. Ia membenarkan posisi Aresh yang sedang tertidur di atas dadanya. Salah satu tangannya mendekap tubuh mungil Aresh sedangkan tangan satunya memotret kondisi saat ini. Kemudian mengirimkannya kepada suaminya, Raka.

Cinta Raka

Akhirnya Aresh tidur juga. Terima kasih Ayah cakep 😘

Setelah mengirimkan foto itu kepada Raka, Cinta mengunggah foto itu ke instagram-nya. Deretan kata yang mewakili perasaannya pun tertulis sebagai caption di foto itu.

Nikmat itu ketika salah satu dari si kembar rewel sampai capek nangis cuma karena kangen sama ayahnya. Ini cerita malam mingguku, mana cerita malam minggumu??? 😌

#aresh #bonekaanjing #malarindu #satnite

"Assalamualaikum," salam Raka ketika datang, membuat Cinta tersenyum lega.

"Wa'alaikumsalam," sahut Cinta lirih yang masih setia duduk di sofa.

Raka bergegas menghampiri istrinya, Cinta, yang ternyata masih menunggu kedatangannya. Senyum manisnya tersungging membalas senyuman istrinya yang menyambutnya. Diciumnya kening Cinta sebelum mencium pucuk kepala Aresh.

"Miss you so bad, Bunda," ucap Raka yang membuat Cinta tersenyum bahagia.

"Miss you so much more, Ayah. Si kembar juga," sahut Cinta yang dibalas kecupan singkat di bibir Cinta.

"Ayah mau Bunda bikinkan sesuatu?" tanya Cinta yang hanya dibalas gelengan kepala dari Raka.

"Nggak usah, Sayang. Tadi di jalan Abang sudah mengemil, kenyang," cerita Raka.

"Ya sudah, kita ke kamar yuk! Kasihan Rendra sendirian."

"Sini, biar Ayah yang menggendong Aresh!"

"Bunda saja yang menggendong Aresh. Ayah masih kotor itu."

Raka terkekeh mendengar ucapan istrinya. Rasa rindunya membuatnya lupa jika seharian ini dirinya belum berganti baju. Dan Cinta selalu melarangnya untuk menyentuh si kembar setelah pulang bekerja. Ia berjalan di samping istrinya sembari menggendong tas ranselnya. Tangan kanannya merangkul Cinta, lantas diciumnya pelipis Cinta dengan penuh sayang.

"Love you so much, Bunda," bisik Raka yang langsung dibalas Cinta dengan kecupan singkat di pipi.

"I do love you, Ayah Sayang," balas Cinta.

Cinta menghela napasnya sambil menyandarkan kepalanya di kepala ranjang. Tubuhnya teramat lelah setelah seharian mengurus si kembar sendirian, karena ibu mertuanya sedang sibuk di kantor. Ditambah dengan Tita yang juga harus diperhatikannya. Senyumnya tersungging setelah mendapat kecupan di bibirnya dari Raka.

"I wanna be with you," bisik Raka sebelum melumat bibir Cinta.

Dilumatnya bibir tipis Cinta dengan penuh hasrat. Mencoba menyalurkan rasa rindunya selama beberapa hari ini. Sentuhan lembut kedua tangan Cinta, membuat Raka semakin bergairah. Keduanya saling memagut dan melumat bibir dengan mesra. Sesekali lidah keduanya bergantian meng-explore mulut yang sedang memberikan kenikmatan surga dunia.

"Sayang, stop!" Cinta menahan tangan Raka yang mulai bergerilya di tubuhnya, membuat Raka menatapnya dengan salah satu alisnya yang terangkat.

"Bendera jepang?" tebak Raka yang dibalas anggukan kepala dari Cinta.

Helaan napas Raka berembus. Kedua matanya menatap lesu istrinya yang sedang mengulum senyum. Ia segera merebahkan tubuhnya di atas kedua paha istrinya dengan lemas. Ia memejamkan matanya, mencoba meredam hasratnya yang harus ditahan malam ini. Cinta mengecup pucuk kepala suaminya. Kemudian mengusap rambut legam Raka sebelum memotret tingkah suaminya itu. Dan langsung mengunggahnya ke akun instagram-nya.

Like father, like daughter. 😶

#satnite #kelabu

"Sabar ya Sayang, in syaa Allah dua hari lagi," ujar Cinta yang dibalas Raka dengan mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Iya Ayah, dua jadi satunya nanti ya," sahut Cinta diiringi kekehannya.

"Dua hari lagi!" Pinta Raka berseru.

"Kalau dua hari masih menetes?"

"Katanya dua hari lagi?!"

"Perkiraan Bunda segitu Ayah!"

"Ya sudah, besok temani Ayah mandi. Pusing tahu!"

Kekehan Cinta pun terdengar. Membuat Raka segera membungkam mulut Cinta dengan melumat bibir istrinya. Dan segera mengajak istrinya untuk tertidur. Mencoba meredam keinginannya.

Tbc.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top