14. Anugerah terindah...

"Kita turun di sini," ucap Abyan sesaat setelah mematikan mesin mobilnya.

"Bukannya masih jauh ya, Yah?" timpal Keiza kepada suaminya, Abyan.

"Tempat parkir di sana penuh, Bunda. Ayo turun!" Titah Abyan.

"Ini bagaimana, Bang?" tanya Raka bingung ketika melihat Cinta tertidur bersandar di bahunya dan Asha yang tertidur di pangkuannya.

"Asha, gue yang gendong nanti," sahut Abyan.

Abyan dan Keiza pun turun dari mobil. Abyan mengambil Asha yang masih tertidur nyenyak di pangkuan Raka. Kemudian meminta dua orang lelaki untuk membawakan koper dan beberapa tas milik istrinya.

Tepat di sebelah mobil Abyan, Boy dan rombongan yang lain pun turun dari mobil. Perjalanan masih belum usai. Mereka semua masih harus melalui jalur laut untuk bisa mencapai tujuan mereka.

"Sayang, bangun," ucap Raka sembari mengusap pipi Cinta.

Cinta mengerjapkan matanya perlahan sebelum menegakkan tubuhnya. Lantas bersandar ke kursi penumpang.

"Pusing?" tanya Raka memastikan.

"Sedikit," jawab Cinta singkat.

"Masih kuat buat jalan kan?"

Cinta mengangguk sembari tersenyum. Rasa pusing di kepalanya memang terkadang tiba - tiba menyerang. Selama rasa pusing itu tidak terlalu menganggu kegiatannya, maka tak akan ada masalah.

Cinta menyandarkan tubuhnya di pintu mobil. Ia tersenyum menatap Keiza yang sedang berceloteh dengan Esha. Diliriknya Raka, Arsya dan Tommy yang sedang menggendong tas gunungnya masing - masing. Cinta memang tak mengetahui rencana suaminya, Raka, untuk berlibur ke Bali hari ini. Ia memandang keadaan sekitar yang tampak ramai dengan para turis domestik dan turis asing yang sedang berlalu lalang.

"Ayo!" Ajak Raka yang sudah menggandeng tangan kanan istrinya, Cinta.

"Masih jauh?" tanya Cinta.

"Lumayan. Sabar ya, Sayang. Ini kan yang Bunda mau? Jalan - jalan," sahut Raka sembari menggandeng tangan Cinta dengan erat.

Cinta mengangguk diiringi senyuman bahagianya. Abyan dan Boy memasuki speed boat masing - masing dengan rombongan yang terpaksa terbagi menjadi dua. Abyan, Keiza, Raka, Cinta dan kedua anaknya menggunakan speed boat pribadi milik Abyan. Nama anak sulungnya 'Keenan' menjadi tanda di speed boat pribadi itu. Sedangkan Boy membawa Arsya, Tommy, Aureli dan Sarah dengan menggunakan speed boat milik perusahaan, NBA Inc. Perusahaan yang didirikan oleh Nial, Boy dan Abyan.

"Kita nggak menginap di Maya Resorts, Bang?" tanya Raka yang menemani Abyan mengendarai speed boat.

"Maya Resorts lagi full. Lo telat pesan kemarin," jawab Abyan yang mulai menepikan speed boat nya di pantai Tanjung Sanghyang.

"Yah Bang, masa Lo nggak bisa booking tempat buat kita di sana? Lo kan yang punya resort itu, Bang,"

"Terus Lo minta gue buat mengusir pelanggan gue?"

Raka mengerucutkan mulutnya karena kesal. Sedangkan Abyan tampak tak acuh dengan Raka yang mulai kesal. Berbeda dengan Cinta. Ia telah terhipnotis dengan indahnya pantai Tanjung Sanghyang yang bersih dan indah. Tak peduli dirinya akan tidur di mana. Asalkan suaminya, Raka, tak meninggalkannya untuk bertugas.


"Sudah, Ayo turun! Resort ini nggak kalah keren sama Maya resorts," ujar Abyan.

"Gue nggak mau bayar full!" Protes Raka kesal.

"Terserah! Nggak bayar full juga nggak kenapa - kenapa. Yang penting anak bini gue sudah sampai dengan selamat di sini," ucap Abyan santai.

Cinta merentangkan kedua tangannya sesaat setelah menapakkan kakinya di pasir putih yang bersih dan lembut. Ia menikmati angin kencang yang menerpa wajahnya dan juga suara ombak yang beriak. Membuat rasa lelahnya melebur bagai pasir yang hilang diterpa ombak.

Balinesia Resorts. Resorts baru milik NBA Inc. yang menjadi tempat menginap Raka bersama keluarga dan teman - temannya. Abyan sengaja memesan beberapa kamar yang berada dalam satu komplek untuk berlibur selama berada di Nusa Lembongan, Bali. Rasa kesal Raka pun sirna ketika melihat resorts yang akan menjadi tempatnya menginap.

"Bli Nyoman, nanti jangan lupa jemput keluarga Abang saya dan juga Keenan di Bandara Ngurah Rai sore nanti. Bawa mereka ke Balinesia Resorts," ucap Abyan dari smartphone - nya.

"Siap, Pak! Nanti tiyang jemput Gus Keenan di Bandara," sahut Nyoman yang berada di pantai Sanur.

"Terima kasih, Bli," tutup Abyan.

Ia berjalan menghampiri ke kamar Raka yang berada di sebelah kamarnya.

"Kita jalan sekarang? Atau mau istirahat dulu?" tanya Abyan kepada Raka yang sedang bersandar di daun pintu.

"Istirahat dulu, Bang. Sambil nunggu Bang Aka datang. Cinta juga kayaknya kecapean," ujar Raka.

"Oke!" seru Abyan.

---

Cinta menyandarkan kepalanya di bahu Raka. Raka tersenyum sembari menatap lurus sang matahari yang akan kembali ke peraduannya. Keduanya duduk terdiam di atas hamparan pasir putih nan lembut. Menikmati angin yang bersemilir dan suara debur ombak yang menghantam tebing - tebing tinggi di beberapa sudut pantai Tanjung Sanghyang. Suara teriakan ke enam keponakannya seakan tak mengganggu keheningan di antara keduanya. Semuanya tampak sibuk dengan kegiatan masing - masing.

"Are you okay?" tanya Raka memastikan keadaan istrinya.

"I'm fine," jawab Cinta singkat.

"Seneng?"

"Banget,"

Raka tersenyum mendengar jawaban istrinya Cinta. Tangan kanannya merangkul pundak Cinta untuk di dekap. Diciumnya pucuk kepala Cinta dengan penuh sayang. Tak peduli beberapa orang memandangnya saat ini. Bali selalu membuat orang terkadang lupa dengan keeksotisannya yang menghipnotis.

"Fajar atau senja?" tanya Raka sembari menatap matahari yang sudah mulai terbenam.

"Fajar dan senja itu satu kesatuan. Walaupun pada kenyataannya, mereka selalu beriringan dan tidak dapat menyatu," sahut Cinta yang sama sekali tak merubah posisinya.

"Senja, aku memilih senja. Senja tetap selalu jingga, seperti aku yang tetap mencintai Cinta,"

"Fajar juga tetap selalu jingga, dia akan meninggalkan kehangatannya ketika pergi,"

"Jadi,"

"Fajar dan senja akan selalu beriringan, dan akan selalu kembali dengan jingganya,"

Cinta menegakkan tubuhnya. Ia menatap wajah suaminya, Raka, yang sedang mengulum senyuman mautnya. Kedua sisi bibir Cinta pun tersungging. Tangan kanannya membelai wajah Raka dengan lembut.

"Terima kasih, Anugerah terindahku," ucap Cinta tulus.

"Terima kasih juga, Cinta," balas Raka yang diiringi sebuah kecupan hangat di kening Cinta.

Suara Abyan yang mengajak untuk kembali ke resort menginterupsi kegiatan intim Raka dan Cinta.

"Kita lanjutkan di kamar ya," seloroh Raka yang membuat Cinta tersenyum.

"Ada Tita nanti," peringat Cinta.

"Nunggu Tita tidur,"

"Gendong,"

"Gendong?"

Raka tersenyum. Kemudian membungkukkan tubuhnya sedikit agar Cinta bisa dengan mudah menaiki punggungnya. Aka yang melihatnya segera memotret kemesraan Raka dan Cinta dengan candid.

Sesampainya di kamar, Cinta tersenyum senang, ketika mendapat kiriman gambar dari abang sepupu jauh suaminya, Aka. Kedua jemari tangannya segera bekerja untuk mem - posting gambar itu di akun instagram - nya. Sebelum suaminya, Raka, yang sedang mengangkat sebuah telepon penting kembali ke kamar. Beberapa rangkaian kalimat indah pun tertulis rapi sebagai caption yang menghiasinya.


Menurut Einstein, energi adalah masa kali kuadrat dari kecepatan cahaya. Menurut Britanica, energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Tapi menurutku, energi itu adalah kamu, Rakanya Cinta. ♡

Photo by Aka @putrirazqashahab
#latepost #cinta

@yetikirana aih, romanyu parah ini pasangan. Ngiri pakai banget. Bahagia terus ya kalian @illyanacinta :*

@icemuux96 aseeek...

@shellakey romantis terus ya kalian. Happy long weekend Rakanya Cinta dan Cintanya Raka. Jangan lupa oleh buat tante ;)

@ndutmutz so sweeet...

@sofiemustika cinta @illyanacinta stop, please. Lihat pict2 kamu bikin aku gak bisa napas. #efekjomblo

@oeta_viani so sweet banget sih @illyanacinta dua - duanya sweet, jadi sweet overload deh, hahaha.

@andiis0418 lagi pada liburan nih @illyanacinta ceritanya??? Aku nggaj diajak :'(

@putriyulitam90 @illyanacinta gitu ya, kakaaak jahaaat... :'(

@hafidohwasley mau digendong kayak gitu bang rakaaa... kak cintanya turunin aja, gantian!

@rullynisya iye deh, iye, yang lagi honeymoon ntar pulang oleh2 dede twins ye ta @illyanacinta hahaha. :D

@putrirazqashahab bayar ya ta buat candidnya. Mahaaal itu... #Aka ^.^

Tbc.

***

"Well, kasih gue alasan kenapa kakak belum melanjutkan cerita DIA?" desak Raka dengan tatapan tajam mematikannya.

Author menghela nafasnya. Ia membalas tatapan Raka dengan lekat. Berusaha menutupi detak jantungnya yang abnormal karena tatapan mengintimidasi dari Raka.

"Pertama, DIA itu bukan cerita simple yang sehari bisa selesai dalam hitungan menit. Ada khayalan tingkat tinggi di sana," jelas author.

"Kedua?"

"Kendra lagi sibuk dengan bisnis gelapnya. Dia minta waktu buat menghadapi fans lo yang akan mencaci makinya,"

"Lebay! Next,"

"Apa kamu nggak bisa melihat kondisiku sekarang, Raka? Please, don't force me! You give me a high pressure,"

Raka terdiam. Tatapannya mulai meredup menjadi teduh dan menenangkan. Ia menyapu bibirnya dengan lidahnya menutupi kegugupannya. Rasa bersalah menyeruak dari hatinya.

"Oke! Forgive me, please. Dan lanjutkan khayalan aneh kakak itu. Jangan mengecewakan gue, Kak! See you,"

"Thanks. Jaga diri lo di perbatasan Filipina sana! See you soon, Raka!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top