11. Untuk apa


This is it, my Raka with his confused face. So pelukable banget posisinya ♡

#candid #Cinta

Cinta berjalan santai menghampiri suaminya, Raka, sesaat setelah dirinya mem - posting gambar yang sesuai dengan apa yang di lihatnya saat ini. Ia memeluk tubuh Raka yang sedari tadi menggodanya. Raka pun membalas pelukan itu dengan penuh sayang. Cinta mendongakkan kepalanya untuk memandang wajah tampan suaminya, Raka.

"Kamu sedang memikirkan apa, Sayang?" tanya Cinta.

"Kamu," jawab Raka singkat.

"Aku?"

Raka menunduk, lantas mengangguk sembari tersenyum simpul. Ia mengecup pucuk kepala istrinya dengan penuh sayang.

"Memangnya, aku kenapa?" tanya Cinta penasaran.

"Kamu itu kesayangannya aku, jadi nggak boleh kenapa - kenapa," jelas Raka serius.

Raka mencium bibir tipis istrinya dengan perlahan. Mencoba menghilangkan keresahannya lewat lumatan singkatnya. Cinta tersenyum sesaat setelah suaminya Raka melepas pagutannya.

"Aku sudah membicarakan tentang pengunduran diri kamu dari unit 9 kepada Om Rio. Dia sedikit keberatan, tapi setelah aku menceritakan kondisi kamu yang sekarang, akhirnya dia pasrah." Cerita Raka.

"Jadi, aku sudah resmi keluar dari unit 9?" tanya Cinta.

"Iya. Dan kamu dikembalikan ke posisi kamu yang sebelumnya," sahut Raka.

"Alhamdulillah, akhirnya aku bisa bebas lagi." Ujar Cinta sembari memeluk suaminya Raka.

Raka hanya terdiam, dan setia kepada posisinya. Memeluk pinggang istrinya Cinta dengan segala rasa yang berkecamuk di hatinya.

"Apa kamu senang?" tanya Raka memastikan.

Cinta mengangguk sembari menampilkan senyum bahagianya. Berbeda dengan Raka, ia sama sekali tak bisa tersenyum walau pun untuk menyenangkan hati istrinya Cinta. Ia hanya mengangguk sembari memandang wajah cantik istrinya yang masih sedikit memucat. Kedua tangannya yang melingkar di pinggang istrinya Cinta perlahan merenggang.

"Aku pergi dulu ya," pamit Raka sesaat setelah melepas pelukannya.

Cinta terdiam mematung. Ia memandang punggung suaminya Raka yang berjalan mengambil jaketnya.

"Kamu mau kemana?" tanya Cinta tak rela.

"Aku ada urusan, Ta," jawab Raka asal.

"Apa aku salah berbicara?" ulang Cinta.

"Nggak, Sayang. Aku harus pergi, ada yang harus aku selesaikan." Kilah Raka.

"Kamu bilang, kamu perginya nanti malam. Bukannya kamu sudah janji mau menemani aku sampai tertidur? Setelah itu, kamu baru pergi," tutur Cinta dengan kedua matanya yang mulai merebak.

Ia tahu ada sesuatu yang Raka sembunyikan. Sikap Raka menjadi berubah dalam hitungan detik.

"Maaf ya, Ta," ucap Raka singkat tanpa menatap istrinya Cinta.

Cinta terdiam lantas ia mengangguk pasrah. Ia pun duduk di tepi ranjang.

"Kalau ada yang mau dibicarakan, bilang saja. Aku tahu, jujur itu memang menyakitkan. Tapi akan lebih menyakitkan lagi, saat kita mengetahuinya dari orang lain atau pun dengan cara mencari tahu sendiri. Karena otak kita menjadi berspekulasi yang tidak jelas," ujar Cinta yang membuat Raka terdiam di tempat.

Raka menghela nafas beratnya ketika melihat Cinta mengangkat tangannya untuk menghapus air matanya. Ia pun berjalan menghampiri istrinya dan duduk di sampingnya.

"Ada apa, Ka? Apa aku salah?" desak Cinta sembari menatap lantai marmer kamarnya.

"Bisakah kamu pindah ke bagian yang lain?" pinta Raka yang membuat Cinta menoleh ke arah suaminya Raka.

Keduanya saling beradu pandang. Cinta menatap suaminya dengan tatapan terkejut dan tak percaya. Sedangkan Raka menatap istrinya Cinta dengan tatapan memohon.

"Kenapa?" tanya Cinta.

"Aku keberatan kamu berada di sana," jawab Raka.

"Tapi sudah lama aku berada di bagian itu. Aku janji, aku akan menjaga diriku dengan baik."

"Aku tahu, kamu bisa menjaga diri kamu dengan baik. Tapi di sana, sama saja seperti saat kamu berada di unit 9."

"Ka, semua pekerjaan ada resikonya bukan?"

"Iya. Aku hanya khawatir dengan kamu, Ta. Bukan hanya kamu saja, tapi juga anak kita. Ada satu nyawa lagi di dalam diri kamu, Ta. Apa kamu lupa?"

Cinta terdiam mendengar penuturan Raka yang lugas dan jelas. Ia menatap raut wajah suaminya, Raka, yang sangat terlihat serius saat ini. Ia juga bisa merasakan aura dingin yang mulai menguar dalam diri Raka. Tatapan tajam Raka pun telah mengunci tubuhnya saat ini.

"Setelah unit 9 selesai, aku akan kembali bekerja di BIN. Dan aku nggak mungkin bisa menjaga kamu seperti saat kita masih bekerja bersama - sama di Unit 9. Pekerjaan kamu itu nggak akan bisa membuatku tenang," aku Raka jujur.

"Kamu ingin aku keluar dari pekerjaanku?" tandas Cinta.

"Bukan. Aku hanya ingin kamu berpindah ke bagian yang lain. Ibu Widya bersedia membantu jika kamu mau,"

Raka menghela nafas beratnya kembali ketika melihat istrinya Cinta tak memberikan respon balik.

"Aku nggak akan memaksa kamu, Ta." Ujar Raka sembari mengusap pucuk kepala istrinya.

Cinta terdiam. Raka pun mencoba untuk tersenyum. Mencoba membuat istrinya percaya bahwa dirinya sedang baik - baik saja.

"Jangan terlalu dipikirkan! Aku pergi dulu ya," pamit Raka sebelum beranjak pergi.

Ia mencium kening istrinya Cinta. Kemudian mengusap perut istrinya Cinta, dan menciumnya dengan penuh sayang.

"Ayah pergi dulu ya, Sayang. Jaga Bunda!" Pamit Raka kepada calon anaknya.

Sebulir air mata Cinta menetes. Tangan kanannya meraih pergelangan tangan kanan Raka yang masih menyentuh perutnya.

"Jangan pergi!" Seru Cinta diiringi air matanya yang mengalir.

"Aku nggak percaya kalau kamu ada urusan. Kamu bohong bukan?" cerca Cinta yang membuat aliran darah Raka membeku.

Cinta menatap suaminya Raka dengan tatapan nanar. Raka menelan salivanya dengan susah payah. Dadanya serasa sesak ketika melihat istrinya Cinta menangis.

"Aku tahu, kamu akan melakukan apapun untuk membuatku bahagia. Tapi apa dengan cara seperti ini?" tanya Cinta.

"Aku bahagia ketika melihat kamu bahagia, Sayang," ujar Raka yang membuat Cinta semakin terisak.

"Dengan cara mengorbankan perasaan kamu dan juga kebahagian kamu? Begitu?" desak Cinta.

Raka mengangguk menjawabnya. Air mata Cinta pun tak terbendung lagi.

"Jadi, selama ini aku bahagia di atas penderitaan kamu, iya?" cerca Cinta.

"Nggak, Sayang! Nggak sama sekali," tutur Raka sembari menyeka air mata istrinya.

"Aku akan mengurus kepindahanku di bagian yang lain besok,"

"Ta,"

"Aku tahu, kamu sayang sama aku. Semua orang pun tahu itu. Dan aku yakin, kamu akan melakukan apapun untukku. Bisakah kamu tetap di sini? Aku mohon!"

Raka segera memeluk istrinya Cinta dengan erat. Ia mengusap rambut Cinta dengan lembut. Lantas mencium pucuk kepala Cinta dengan penuh sayang. Cinta terisak dalam dekapan Raka. Ia memeluk suaminya Raka dengan sama eratnya. Seakan ia takut jika Raka akan pergi meninggalkannya.

"Jangan pergi!" Rengek Cinta.

Raka mengulum senyum. Lantas ia mengangguk. Saat ini ia tahu, dari mana sikap aneh istrinya muncul.

"Iya, Sayang. Aku nggak akan pergi," balas Raka diikuti pelukan hangatnya yang semakin erat.

@d.anna.a Oh my God Cinta, dari samping aja Raka udah ganteng banget. Laki idaman banget nih...

@raidachraida hohoho. Gimanapun posenya tetap aja kayaknya pengen lari nubrul tu badan biar ke peluk ^^

@riandini29 ada lagi gak ya laki kayak si Raka? Kalau masih ada stoknya, buat aku dah ta @illyanacinta

@wahyuvega_ duh kak, tu posisi seksi banget ye. Salam buat bang Raka ya kak cinta @illyanacinta

@nhaaagustina duh, gans banget bang Raka, mau satu dong kak @illyanacinta hehehe.

@janah492 rakanya cinta pose begitu aja keren banget ya ta @illyanacinta mumpung ada suami tuh ta, puasin ngidamnya, mau tahu gimana sabarnya Raka hadepin kamu. Haha

@shellakey gelap aja ganteng ya Ta, apalagi kalau kelihatan lebih jelas : D salam ya buat mas gantengnya kamu ;)

@mickymini Raka sok ganteeeng, gak cocok pose begitu :p

@yetitakirana beruntung banget bisa bersama suami seperti Rakanya Cinta. Langgeng terus ya kalian. Bahagia selalu :*

@hafidohwasley ya Allah kak Cinta, aku mau laki yang kayak begitu. Sexoy dari samping. Muka tetep kelihatan ganteng walau gelap. Ah, bang Raka, jadi pengen peluk tium juga nih, haha.

@CuacaRicu bah, mainnya gelap - gelapan nih si cinta. Petak umpet lo, bu? Dari samping sih ok ya, dari depan ok gak tuh??? Kapan full face nya ta???

@putrirazqashahab sok keren nih Raka! Posenya sengaja bikin orang penasaran mulu. Bilang aja, kalau situ kalah keren sama gue. Hahaha #Aka

@mickymini yoyoy bang Aka, setuju bingit sama omongan bang Aka. Berani gak lo, Raka?

@tanchayulita miki @mickymini yang sopan sama bang Raka. Ini juga Aka @putrirazqashahab malah bikin kompor.

@putrirazqashahab kabooor dek @mickymini

Tbc.

***

"Kapan update DIA kakak? Ko yg ini update terus?" Keluh readers kesayangan.

"Aku sedang bahagia menulis cerita ini. So, buat kalian yang nggak suka sama cerita ini, silahkan remove saja ini cerita aneh. Aku menulis untuk bersenang - senang, jadi jangan desak aku untuk bisa next DIA dg cepat. DIA dan Cinta's Caption, beda!!!"

"DIA dong di next," pinta salah satu reader yg lain.

"Dia... dia... dia... cinta yang ku tunggu, tunggu, tunggu... " balas author dengan bernyanyi.

"Kenapa DIA lama banget kak? Ini ko cepet update nya?" cerca reader lagi.

"Helooow... kalian semua yang aku cintai di dunia lapakku, aku pny kehidupan nyata yang nggak bs aku hindari. Ada hal - hal yang harus aku kerjakan selain mengerjakan DIA yang membutuhkan tingkat keseriusan tinggi. So, itulah kenapa DIA lama di next. Dan kenapa yg ini cepet? Krn ini aku buat cuma sebentar, tiap ada ide muncul, aku tulis. Beda sama DIA yang udah di konsep lama walau kadang akhirnya terus berubah - ubah. Jadi, please! Mengertilah kepadaku." Jelas author sedih.

"Jadi, nikmatilah sajianku ini. Dan hargailah tulisanku dan keputusanku itu. I love you all my beloved readers, let's have fun in this story." tambah author.

"Oia, itu akunnya bang Aka sudah ada. Kalau kalian penasaran, silahkan pollow ig ny @putrirazqashahab hehe. Tanpa Aka, cinta raka nggak bisa idup."

"Aku mau cari receh dulu buat shoping. Entah kapan balik ke sini. Kalau kalian bosan, pergilah! Kalau mau demo, timpuk aku dengan bola - bola uang kertas berwarna merah dan biru. Demikian pemberitahuanku. See you all," pamit author.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top