BAB 17
"Ini mimpi atau bukan?" gumam Narsilla ketika teringat momen Pramuda Dwima Djaya berikan cincin dan melamar dirinya untuk menikah.
Walau sudah berlalu lebih dari dua belas jam, tapi senantiasa bisa tergiang-giang di benaknya bagaikan pemutaran film yang berkesan.
Siapa yang bisa melupakan salah satu momen paling tak terduga di hidupnya? Pasti saja akan membekas hingga beberapa waktu lamanya.
"Sudah sampai dari tadi, Silla?"
"Aku ketiduran dan lupa kita mau bertemu."
Narsilla jelas ketersiap dengan hadirnya sosok Made Mertana, walau memang sudah ditunggu kedatangan pria itu sejak lima belas menit lalu.
Narsilla menggeleng pelan sembari menaikkan kedua ujung bibir guna merekahkan senyum. Ia tentu harus tetap selalu menjaga sikapnya.
Terlebih sejauh ini, Made Mertana juga selalu memperlakukannya dengan baik. Jadi, dirinya juga harus menerapkan tindakan yang sama.
"Maaf sudah membuat kamu menunggu lama."
Narsilla menggeleng segera. "Nggak apa, Bli."
"Aku juga belum lama sampai di sini."
"Sekitar dua puluh menit lalu," imbuh Narsilla.
Ya mereka sudah membuat janji untuk makan siang di restoran hotel, sebelum Made Mertana terbang kembali ke Bali, malam nanti.
Awalnya hanya semacam pertemuan terakhir dan berbincang-bincang santai, namun karena ada beberapa hal penting ingin disampaikan, maka obrolan mereka pastinya akan serius.
"Kamu lagi kenapa, Silla?"
"Eh aku? Nggak kenapa-kenapa, Bli." Narsilla lekas menjawab dengan peringai tenang.
Sebenarnya ia merasa lumayan malu dikentarai oleh Made Mertana, tapi tak juga berkeinginan mengungkapkan apa yang dirasakannya secara gamblang pada pria itu, walau sekadar bercerita.
"Aku kira kamu punya masalah, Silla."
"Masalah?" Narsilla mengulang kata yang jadi sorotannya dalam ucapan Made Mertana.
"Kamu punya masalah?"
Pria itu bertanya kembali.
Dan Narsilla memutuskan untuk diam. Ia tidak langsung merespons dengan anggukan ataupun gelengan, masih mempertimbangkan menjawab bagaimana bagusnya untuk situasi ini.
Dalam artian, mengungkapkan segera ke Made Mertana soal keinginan membatalkan rencana perjodohan yang melibatkan mereka berduaa.
Narsilla sudah siapkan beberapa kalimat supaya saat menyampaikan, tidak akan menyinggung.
"Silla? Kamu kenapa sebenarnya?"
"Ada yang mau aku omongin dengan Bli."
"Denganku? Soal apakah, Silla?"
Narsilla melihat perubahan ekspresi dari Made Mertana, senyum yang mulai memudar dengan mata semakin lurus tertuju pada dirinya.
Suasana secara cepat terasa kian serius di antara mereka, malah membuatnya tambah tegang, tapi sudah mantap dengan bahasan akan diambil.
Susunan-susunan kata sebagai kalimat pembuka, sudah disiapkan, tinggal dilontarkan saja.
"Silla?"
Made Mertana bertanya kembali.
Mungkin karena merasa dirinya bungkam dalam waktu yang lumayan lama, menyebabkan pria itu menjadi tak bisa lebih lama menunggu.
Narsilla mengisi mulut dengan air, memastikan tak akan serak manakala sebentar lagi berbicara.
Made Mertana masih terus menatapnya.
"Aku sangat minta maaf karena aku tetap nggak bisa menerima rencana perjodohan kita, Bli."
"Aku sudah punya pacar di sini."
"Namanya Pramuda Dwima Djaya. Kami baru beberapa belakangan ini dekat dan kami cocok satu sama lain." Narsilla bicara dengan mantap.
"Pramuda baru melamarku. Dia mengajak aku untuk menikah." Narsilla masih lanjut memberi penjelasan. Cincin yang dipakai dipamerkan.\
"Aku menerima lamaran pacarku. Dan aku akan ajak dia menemui ayah dan ibu di Bali."
Narsilla mengembuskan napas yang panjang, ia butuh jeda sesaat guna mengurangi ketegangan.
Tentu, menunggu tanggapan Made Mertana juga.
Semoga saja, ucapan-ucapannya tak akan sampai menyinggung pria itu, bagaimana pun juga tidak ada niatan bersikap kasar pada Made Mertana.
Dari raut wajah ditampakkan, ia tak bisa dalam dibaca. Tidak ahli untuk urusan seperti ini.
"Aku benar-benar minta maaf, Bli."
"Tolong jangan marah atau tersinggung," ujar Narsilla dengan nada yang lebih sungkan.
Made Mertana justru tersenyum lebar.
"Tidak, Silla."
"Aku tidak akan marah."
"Aku bahagia kamu sudah menemukan lelaki yang tepat dan bersedia menikah denganmu."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top