BAB 12



"Silla?"

Namanya yang dipanggil dan disertai tepukan pelan di pundak, tentu membuat kaget.

Yang melakukan adalah Made Mertana. Pria itu diniatkan untuk dijodohkan dengan dirinya.

"Belum pesan makanan, Silla?"

Narsilla langsung melepas pandangan dari tablet karena mendengar pertanyaan Made Mertana.

Dan ketika pria itu sudah duduk di kursi kosong berada di dekatnya, barulah kepala digelengkan.

"Kenapa belum pesan?"

"Bareng-bareng saja pesan, Bli." Narsilla pun menjawab dengan canggung, walau tersenyum.

'Maaf aku lama di kamar hotel tadi, mendadak ada telepon dari teman yang menawarkan job."

"Nggak apa-apa, Bli. Nggak lama juga," sahut Narsilla berusaha dengan gaya bicara santai.

"Mau makan apa?"

Narsilla menerima buku menu yang diserahkan pria berusia lima tahun lebih tua darinya itu. Ia tak langsung membuka guna memesan makanan.

Atensi lekas saja teralih oleh sebuah kotak jajan dikeluarkan Made Mertana dari tas. Sangatlah dikenali mereknya karena jadi camilan favorit.

"Bibi minta aku bawa untuk kamu."

Sang ibu yang menitipkan ternyata.

"Makasih banyak sudah dibawakan, Bli."

Dengan rasa senang dan antusiasme yang cukup besar karena bisa merasakan pia lengong khas Bali amat disukai, Narsilla tak sabar membuka.

Satu potong diambil. Tepatnya rasa kacang ijo.

Langsung dimakan lahap karena sudah selama tiga bulan tidak pernah merasakan lagi. Ia selalu lupa meminta orangtuanya mengirimkan.

Hanya sambal-sambalan yang setiap bulannya diminta karena sangat wajib ada di rumah, disaat dirinya tidak punya lauk-pauk siap saji.

"Enak? Aku boleh minta satu?"

Saking larut dengan lezatnya rasa pia kesukaan, jadi lupa menawarkan pada Made Mertana.

Dan atas apa dikatakan pria itu, Narsilla tentu saja mempersilakan sembari masih mengunyah.

Namun Made Mertana malah menggeleng dan tertawa. Apakah maksud reaksi pria itu?

"Aku bercanda. Aku tidak mau minta pia."

"Aku sudah sering beli di Bali, sampai bosan."

Narsilla masih menyerahkan kotak pia, walau Made Mertana sudah menunjukkan penolakan.

"Ambil saja satu, Bli," tawar Narsilla kembali.

"Aku cuma mau tes, apa kamu masih pelit kayak dulu, waktu kita berdua masih kecil, Silla."

"Aku pelit?" Narsilla menanggapi candaan dari Made Mertana guna menjaga sikap sopannya.

Pria itu mengangguk-angguk. Senyum pun kian dikembangkan hingga tampak lebih melebar.

"Kamu waktu kecil selalu pelit denganku, Silla. Kamu tidak mau berbagi camilan denganku."

Made Mertana masih tertawa, maka Narsilla pun ikut melakukan hal yang sama, upayanya untuk menghargai percakapan di antara mereka ini.

"Kita dulu pernah bertengkar, Silla."

"Benarkah? Karena apa Bli?" Narsilla bertanya, ia sama sekali tak ingat memori masa kecilnya.

"Karena berebut permen kesukaan kita."

"Dikasih bibi kamu, disuruh dibagi, tapi kamu mau makan sendiri, tidak kasih ke aku."

"Kamu sangat suka rasa permen buah."

Narsilla menyengir kali ini, walau tak ingat tapi dengan membayangkan sesuai imajinasinya, ia bisa menggambarkan dirinya dulu bagaimana.

"Kayaknya dulu kita musuhan, yah, Bli."

"Jujur saja, sampai aku SMP, aku masih kesal dengan kamu, Silla. Tapi masuk SMA, aku tidak lagi kesal. Aku malah jadi suka dengan kamu."

"Terutama sejak kamu menolongku waktu aku nyaris saja tenggelam di sungai, Silla."

Narsilla tegang mendadak. Arah pembicaraan di antara mereka telah berubah. Made Mertana pun secara terang-terangan mengungkap perasaan.

Bagaimana dirinya tak jadi kebingungan?

"Kamu sangat berjasa menolongku. Andai waktu itu kamu tidak ada, aku pasti tenggelam."

"Terima kasih banyak, Silla."

"Hm, sama-sama, Bli," jawabnya dengan kikuk. Ia tak punya jawaban lebih panjang dikeluarkan.

"Sampai sekarang aku masih suka kamu, Silla."

"Aku ingin kita punya hubungan yang serius. Dan aku siap melakukan apa pun untuk kamu."

"Apa kamu bersedia menerima perjodohan kita, Silla? Aku dengar kamu masih kurang setuju."

Narsilla pun tambah tegang. Obrolan di antara dirinya dan Made Mertana benar-benar serius.

Harus bagaimana ia menanggapi? Bersikap jujur ataukah mengarang sebuah dusta yang aman?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top