EXTRA CHAPTER

"Dzakian, ini ijab kabul nya sebentar lagi mau di mulai loh, dari tadi kita ngulur waktu terus, rombongan Qalila juga belum datang" ucap mama Dzakian

Dzakian menoleh ke mama nya.
"Iya mah, Dzakian telfon Qalila sekali lagi" Ucapnya, lalu dia agak menjauh dari tempat mama nya.

Hari ini adalah hari pernikahan Dzakian dan Qalila, tapi dari tadi yang seharusnya jam 7 pagi melaksanakan akad, Qalila dan rombongan belum juga datang, udah di telponin gak di angkat-angkat.

"Kamu kemana sih?" Resah Dzakian

2 sampe 10×

Panggilan nya gak di Angkat-angkat sama Qalila.

Dzakian juga udah mengubungi kerabat maupun orang tua Qalila, tapi gak ada yang ngangkat.

"Angkat Lahh" desahnya frustasi

"Nak" panggil mama Dzakian

Dzakian membalikkan badannya, mama nya beridiri dengan menatapnya nanar.

"Ke..kenapa mah?" Tanya Dzakian, perasaan tidak enak melingkupi hatinya sekarang

"Qalila... kecelakaan" ucap mama Dzakian.

Degh!

Qalila?

Gak mungkin!

••

"QALILA...QALILAAA" teriak DZkian.

Semua menoleh ke arahnya, ada kedua orangtua Qalila, beserta sahabat-sahabat Qalila.

"Qalila mana? Qalila mana Tan?" Tanya Dzakian

Mama Qalila gak bisa menjawab, dia menangis.

"Qalila Kritis Dzakian" jawab Alfa, Alfa memegang pundak Dzakian.

Dzakian menggeleng.

Gak mungkin.
.

"Gak! Gak mungkin! Kalian nge-prank gue kan?!" Bentaknya sambil terus menggoncang-goncangkan tubuh Alfa

Dzikri yang melihat itu mendorong Dzakian.

"Kenyataannya gitu! Qalila lagi Kritis di dalam sana! Kondisinya sekarang antara hidup dan mati!" Desis Dzikri.

Bukannya apa, dia kasihan juga liat Dzakian gini.

Ziae, Nandira dan Riana saling memeluk dengan tangisan yang kuat.

" Ceritakan ke gue gimana kejadiannya!" Kata Dzakian.

Kali ini Laksa yang maju.

"Tadi waktu di perjalanan, ada truk yang melintas secara tiba-tiba, dan sopir gak bisa mengelak kan lagi! Sopir meninggal! Qalila Kritis, yang ada di dalam mobil itu cuma Qalila sama sopir, yang lainnya di mobil kami, kita tadi udah bilang sama Qalila untuk dia ikut di mobil kita, tapi Qalila gak mau!" Jelas Laksa

Dzakian yang mendengar penjelasan Laksa jatuh terduduk

Qalilanya..

Gadisnya...

Orang yang di cintai nya...

Kenapa harus Qalila, kenapa gak dirinya aja?

Dari ruang operasi, dokter dan suster pada keluar dengan terburu-buru mereka seperti tengah sibuk akan sesuatu

Membuat mereka semua menjadi ketakutan, takut terjadi apa-apa pada Qalila

"Dokter, anak saya kenapa dok?" Tanya papa Qalila, mencegat salah satu dokter.

"Anak anda, detak jantungnya menghilang!" Kata dokter itu.

Dan seketika semua menangis.

¶¶

"GAK!! JANGAN LO BUKA ALAT-ALAT NYA?! QALILA GUE MASIH HIDUP!!!" Teriak Dzakian, dia langsung menerjang perawat laki-laki yang ingin melepas selang oksigen Qalila

Para perempuan menutup mulut mereka dengan tangan, kaget dengan aksi Dzakian.

"Dzakian udahhh..." Bahri menarik tubuh Dzakian menjauh dari perawat yang kini wajah babak belur.

"LEPASIN GUE BAHRI! MEREKA SEMUA MAU BUNUH QALILAA" teriak mereka histeris.

"DZAKIAN DENGERIN GUE! MEREKA GAK BUNUH QALILA! QALILA MEMANG UDAH GAK ADAAA! SADARR!" Balas teriak Bahri.

Seketika Dzakian melunak, di tatapnya jenazah yang kini terbaring tak bernyawa di ranjang rumah sakit.

Wajahnya yang cantik kini terlihat pucat.

Dzakian mendekati Qalila, di pegangnya tangan Qalila yang kini terasa dingin itu

"Qalila...bangun, gue tau Lo gak akan ninggalin gue! Lo tega? Lo nyawa gue Qal, gimana gue mau hidup tanpa elo?" Lirih Dzakian.

"QALLL BANGUN!" Teriak Dzakian saat dirinya merasa Qalila tidak menanggapi dia.

Semua yang ada disana menangis melihat itu.

Apalagi Nandira, Ziae dan Riana, mereka menangis.

Kenapa Allah mencabut nyawa Qalila begitu cepat, Qalila yang periang, Qalila sahabat terbaik mereka.

Tidak akan ada Qalila lagi.

Tidak akan ada Qalila yang heboh lagi..

Tidak akan ada pelengkap mereka lagi..

Mereka kehilangan pelengkap persahabatan mereka.

"Qalila...semoga Lo tenang di sana" batin mereka bertiga.

Sementara itu Dzakian menjambaki rambutnya merasa frustasi.

"Dokter, kasih obat penenang aja" ucap Bahri

Dokter itu mengangguk lalu menyuruh suster untuk menyuntik Dzakian, setelah di suntik tak berapa lama kemudian Dzakian pingsan.

¶¶¶

Dzakian berjalan menyusuri rerumputan hijau yang rumputnya panjang-panjang, suasana disini terlihat asri dan sejuk.

"Gue dimana?" Gumam nya.

"Dzakian" panggil seseorang.

Dzakian membalikkan badannya, seketika matanya berbinar kala melihat Qalila di hadapannya.

"Qalila.." ucapnya.

Qalila terlihat mendekati Dzakian.

"Iya, gue Qalila, Lo mau apa?" Ucap Qalila, seperti biasa dengan gaya tengilnya.

"Lo...bener Qalila kan?" Ucap Dzakian.

"IYAAA" gemas Qalila.

Dzakian melihat, wajah Qalila tampak beda, wajahnya pucat.

"Muka Lo" kata Dzakian.

"Kenapa? Muka gue? Cantik kan?" Ucap Qalila pede yang membuat Dzakian tertawa

Qalila memang over pede nya

"Iya, Lo emang cantik, dan gue harap Lo bakalan selalu ada di samping gue" kata Dzakian.

Terlihat wajah Qalila yang menjadi lesuh.

"Gabisa Dzakian" ucap Qalila.

Dzakian menggernyit

"Kenapa gak bisa? Lo mau selingkuh dari gue ? Iya?!" Kata Dzakian memicing

Qalila menggeleng.

"Kita gak akan bisa bersatu, karena dunia kita sekarang beda, dan gue harap Lo ikhlas dengan kepergian gue"

"Lo mau pergi kemana!!? Gue ikut!" Kata Dzakian, Qalila menggeleng

"Enggak! Lo gak boleh ikut, tugas Lo masih disini, dan satu hal yang Lo tau....gue...cinta sama Lo! Selamanya" ucap Qalila, dia mengelus wajah Dzakian.

Dzakian menutup matanya merasakan Elusan tangan Qalila di wajahnya, namun di detik selanjutnya dia tidak merasakan apa-apa lagi, Dzakian membuka matanya.

Qalila? Dimana dia?

"Qalila?! Qalila Lo dimana?!" Pekik Dzakian terus berlari menyusuri rerumputan mencari Qalila

"QALILA?!!"

Dzakian tersentak, dia mengedarkan pandangannya pada penjuru ruangan.

Ruang rumah sakit? Qalila?

"Qalila..." Lirih Dzakian

Gak! Semoga aja yang tadi cuma mimpi!

Dzakian turun dari ranjang rumah sakit, mencari keberadaan teman-teman nya di sekitar sini, tapi gak ada.

"Suster, dimana semua?" Tanya Dzakian.

"Keluarga anda sedang mengadakan pemakaman untuk jenazah tadi, kalo begitu saya permisi" pamit suster itu.

"GAK MUNGKIN!!" Teriak Dzakian.

Dzakian segera berlari, tujuannya saat ini ialah rumah Qalila.

Tapi, sesampainya Dzakian di rumah Qalila, orang-orang yang di cari Dzakian gak ada, yang ada hanyalah beberapa kerabat Qalila yang gak Dzakian kenal dan tetangga-tetangga Qalila, bendera kuning telah tergantung di depan rumah Qalila.

"Nak Dzakian? Kenapa disini? Yang lain sedang berada di pemakaman" ucap tetangga Qalila, memang tetangga itu mengenal Dzakian

Dzakian gak menjawab, dia malah berlari

¶¶

Tidak!

Dzakian terlambat! Jenazah Qalila udah di kuburkan.

"QALILAAA" teriak Dzakian, dia berlari menerobos kerumunan pelayat yang ada di pemakaman.

Setelah itu, seperti orang kesetanan Dzakian menggrauk tanah makam Qalila

Bahri, Laksa dan Dzikri menarik tubuh Dzakian.

"LEPASIN GUE!" Dzakian memberontak.

"Dzakian stop! Lo gak boleh gini" ucap Laksa tapi tak di dengarkan oleh Dzakian.

Dzakian malah mau kembali menggali kuburan Qalila sampai mama Qalila menampar Dzakian, barulah dia tersadar

"Mama?" Lirih Dzakian.

Mama Qalila terduduk di hadapan Dzakian, saat ini posisi mereka sejajar.

"Tolong nak... tolong jangan seperti ini lagi, kasian Qalila, dia gak akan tenang ngeliat kamu kaya gini, berusaha ikhlas, seperti mama yang berusaha mengikhlaskan Qalila" lirih mama Qalila.

Dzakian terdiam, lalu air mata bercucuran deras di pipi nya.

Dzakian memeluk mama Qalila

"Qalila mahh" ucap Dzakian.

"Iya sayang, mama tau" ucap mama Qalila, dia mengeratkan pelukannya pada Dzakian

Semua yang menyaksikan itu menangis.

.

Satu persatu orang-orang pergi meninggalkan pemakaman.

Orang tua Qalila dan Dzakian juga, kondisi mereka lemah.

Tinggal lah sahabat-sahabat Qalila beserta Dzakian..

Mereka semua berjongkok mengelilingi makam Qalila.

"Qalila. .. makasih karena selama ini elo ada di samping gue, terimakasih udah buat hari-hari gue bermakna, Lo tau Qal, di saat saat dulu Lo sering nyontek sama gue, itu yang bakalan gue inget!" Ucap Ziae di dalam hati.

"Kita sekarang terpisah alam Qal, gue bakalan rindu sama kata-kata BUCIN Lo, kata-kata nasehat Lo, makasih juga udah buat gue sama kak Dzikri bersatu, semoga Lo tenang di alam sana" Batin Nandira.

"Gue...gak tau harus bilang apa, jujur gue merasa kehilangan sosok sahabat yang mungkin gak akan pernah gue temuin lagi, Qal...gue harap Lo tenang disana, gue akan selalu sayang sama Lo, makasihh juga, berkat elo, gue sama kak Bahri bisa sedekat ini" batin Riana

"Makasih ya dek, karena elo, gue sama Nandira bisa bersatu, Lo adalah malaikat penyatu yang di kirim tuhan untuk gue, dan yang lain" batin Dzikri

"Maafin gue Qalila, maafin atas kelakuan gue ke elo, elo perempuan yang baik Qal, elo mau maafin gue atas apa yang gue lakuin ke elo, karena Lo juga gue sadar sama perasaan gue yang sebenarnya, tenang di alam sana Qal" batin Laksa.

"Lo adalah Sabahat terbaik kita Qal, kita akan selalu ingat sama Lo" batin Alfa, Rehan dan Ali.

"Makasih ya dek, atas apa yang Lo lakuin selama ini ke kita semua, berkat Lo, gue bisa sedekat ini sama Riana, gue gak akan melupakan jasa-jasa Lo" batin Bahri.

Mereka semua menangis.

"Qalila...jujur, gue masih ngerasa gak ikhlas, tapi gue harus usaha, gue mau Lo tenang, Qal...selamanya, Lo tetap menjadi orang yang gue cintai, Lo perempuan gue yang terhebat, gue cinta sama Lo Qal..gue sayang sama Lo" lirih Dzakian.

Tanpa mereka semua sadari.

Qalila tengah tersenyum menatap mereka tak jauh dari mereka.

Wajah Qalila terlihat lebih cantik dengan pakaian serba putih itu, dan tak lama kemudian Qalila menghilang.

Selamanya nama Qalila akan membenak di dalam hati mereka semua....







Huwahhhhh... author ikutan mewek buat ekstrs chap ini

Gak terasa yaaa..udah end aja.

Sesuai janji author, kalian komen ekstra, author kasih deh...

:)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top