9
pasien mengalami gangguan pada kejiwaannya, bisa di bilang dia terguncang akan kejadian yang baru saja dia alami" jelas dokter tersebut.
"Dan lagi, pasien masih belum mau berbicara kepada orang-orang, dia hanya bungkam, di sebabkan jiwanya yang tertekan" lanjut dokter.
Semua mendadak menjadi lesuh mendengar kondisi Qalila sekarang.
Apalagi Dzakian, Dia sampai frustasi.
Gagal dia untuk nyelamatin Qalila.
"Ya Allah..." Ucap mama Qalila, ada papa Qalila yang menenangkan.
"Terimakasih dok" ucap Bahri.
Dokter Riyanti mengangguk dan tersenyum.
"Kalau begitu saya permisi, mari.." ucapnya.
"Qalila..." Tangis Ziae, Nandira mengelus punggung Ziae berusaha menenangkan.
Siapa yang gak sedih kalo sahabatnya sedang terguncang karena masalah yang dia hadapi, dan itu di sebabkan oleh orang yang dia cintai?
"MULAI SEKARANG DAN SETERUSNYA! DARI KITA GAK ADA YANG BOLEH DEKAT-DEKAT SAMA LAKSA! BERHUBUNG APALAGI BERKOMUNIKASI! KALAU DARI KALIAN SAMPE ADA YANG KETAUAN! GUE PASTIKAN DIA BUKAN BAGIAN DARI QALILA LAGI!" Ucap Dzakian menekan pada setiap katanya.
Degh!
Mampukah Ziae untuk menjauh dari Laksa? Walau apa yang di buat Laksa pada dirinya dan juga sahabatnya itu.??
°°
"Qal, ini gue..makan ya?" Ucap Dzakian, dia terus memperhatikan Qalila yang tengah duduk di ranjang pasien sambil melamun, ntah apa yang dia pikirkan
Karena gak mendapat tanggapan dari Qalila, Dzakian menyentuh pundak Qalila.
Qalila berjengit kaget, dia langsung menepis tangan Dzakian, secara tiba-tiba bayang-bayang Laksa yang ingin memperkosa nya terngiang kembali di ingatan Qalila
"PERGIII!! PERGI JANGAN SENTUH GUEEE!! JANGAAN!!" Teriak Qalila histeris sambil menangis.
"Qalila tenang, ini gue...gue Dzakian" ucap Dzakian dengan menahan tangisnya
Dia gak tega melihat Qalila yang seperti ini
"ENGGAK!! PERGI!! PERGI!!" Qalila melemparkan semua barang yang ada di dekatnya ke Dzakian.
Bersyukur Dzakian dapat menghindar dari segala lemparan barang Qalila
Karena tak kuasa melihat Qalila yang terus teriak dan menangis, akhirnya Dzakian memilih untuk keluar, biarlah Qalila tenang.
.
"Gimana? Qalila mau makan?" Tanya Riana.
Dzakian menggeleng lesuh.
"Dia histeris" jawab Dzakian.
Riana terduduk lesuh, Sahabat nya itu belum makan, gimana kalo nanti Qalila tambah sakit??
***
"Qal...gue rindu elo yang dulu, gue rindu Qalila Sahabat gue yang selalu ngerecokin gue, gue rindu Qalila yang selalu ngoceh gak jelas, gue rindu elo yang dulu Qal.." lirih Ziae.
"Balik ke Qalila yang dulu...kita semua rindu sama elo Qal" ucap Nandira.
"Udah 3 tahun lamanya Lo kaya gini terus, 3 tahun Lo terkurung dalam bayang-bayang kelam itu, maka dari itu Qalila.. saatnya Lo untuk bangkit" ucap Riana.
Saat ini mereka bertiga tengah berada di dalam ruangan Qalila, Qalila sendiri di ajak ngobrol gak di tanggapi.
Yah..
Udah 3tahun lamanya Qalila depresi karena tekanan batin itu, segala cara sudah di coba oleh pihak keluarga maupun teman-teman Qalila untuk mengembalikan Qalila ke seperti Qalila yang dulu, tapi gak ada dari semua usaha mereka yang berhasil.
"Udah sore, kita pamit ya Qal.. owhh iya, Lo mau info gosip hari ini gak Qal?" Tanya Nandira yang gak di tanggapi Qalila.
Nandira menghela nafas, sudah biasa...
"Si Riana, diam-diam dia udah nyebarin kartu undangan tunangan dia loh..dan Lo mau tau, siapa calon dia?" Ucap Nandira.
Sementara orang yang tengah di jadikan bahan gosip menunduk malu
"Bahri, kakak senior waktu Lo ospek, sepupu Dzakian" ucap Ziae.
"CK! Nyambung aja Lo.." cibir Nandira.
"Lah... suka-suka gue dong, mulut-mulut gue kok"bela Ziae pada dirinya.
"CK! Udah-udah, Jan berantem elah... Lo liat deh Qal, mereka berdua ini sering banget berantem, pusing gue dengernya, makanya Lo cepat sembuh Qal, karena cuma elo yang bisa buat mereka berdua diem gak berantem terus" ucap Riana.
Qalila terus menatap kosong depannya tanpa menggubris perkataan sahabat-sahabat nya itu
"Ishh Riana.." desis Nandira
"Udah dulu deh Qal, kita pamit, besok kita kesini lagi" ucap Nandira.
Mereka bertiga memeluk Qalila, Qalila gak berontak, dia cuma diem.
"Lo juga harus ingat Dzakian...dia keliatan tambah jelek setelah Lo kaya gini" bisik Ziae pada Qalila.
Setelah itu mereka bertiga pergi dari ruangan Qalila.
Qalila memandang sahabat-sahabat nya yang mulai menghilang dari balik pintu.
Sahabat?
Dzakian??
"Nandira, Ziae, Riana, Dzakian?" Lirih Qalila.
***
"Gimana keadaan Qalila?" Tanya Dzikri pada Nandira.
Saat ini mereka berdua tengah berada di salah satu caffe dekat kampus.
"Masih gitu-gitu aja..gak ada ngomong" ucap Nandira lesuh.
Dzikri menggengam tangan Nandira.
"Kakak yakin, Qalila pasti bakalan balik kaya Qalila yang dulu, Qalila yang suka ngerecokin kakak sama kamu waktu lagi bersama" ucap Dzikri
"Semoga..." Ujar Nandira
"Owh iya, boleh kakak ikut jengun qalila besok?"
Nandira mengangguk.
"Boleh" katanya.
¶¶¶
"Kak, aku mau, kita tunangannya di saat Qalila udah baik ya? Aku mau Qalila hadir di acara kita, gimana pun juga Qalila sahabat aku, orang yang udah aku anggap kaya saudara aku sendiri" ucap Riana pada Bahri.
Bahri mengangguk, apapun untuk Riana, dan lagi pun, gak mungkin juga Bahri bersenang-senang diatas penderitaan sepupu yang udah dia anggap layaknya adik sendiri?
"Terserah kamu, kakak ikut kamu aja" ucap Bahri, Riana tersenyum sambil menggengam tangan Bahri.
•••
"Jadi...gimana kabar Qalila?" Tanya orang itu hati-hati ke Ziae.
Ziae tersenyum miris.
"Dia masih sama, gak mau ngomong sama siapa pun" jawab Ziae.
Laki-laki itu menunduk merasa bersalah atas apa yang dia perbuat ke Qalila, dia sadar, jika selama ini dia hanya terobsesi untuk mendapatkan Qalila, bukan karena dia mencintai Qalila
" Jangan merasa bersalah Laksa, gue tau sekarang lo udah tobat" ucap Ziae.
Yah..
Orang itu Laksa.
Selama 3 tahun ini Ziae masih berhubungan dengan Laksa, selalu mengunjungi Laksa setiap minggunya, dan itupun tanpa sepengetahuan dari orang-orang
Laksa menggengam tangan Ziae.
"Makasih Zia, Lo selalu ada di saat gue bener-bener terpuruk, padahal Lo sendiri tau kalo gue selalu menghindar dari elo, dan atas apa yang gue perbuat waktu SMA, nyakitin hati Elo, jadiin Elo bahan taruhan" ucap Laksa, dia benar-benar merasa bersalah.
Ziae balik menggengam tangan Laksa seraya tersenyum.
"Gapapa Laksa, gue udah maafin elo" ucap Ziae.
Laksa tersenyum tipis.
Satu tahun ini Laksa baru menyadari jika Ziae.. benar-benar tulus dengannya.
Dia yang selalu ada untuk Laksa.
Dan..
Laksa juga baru menyadari jika dia mencintai Ziae.
"Gue...cinta sama Lo" aku Laksa.
Mendekati tamat gengss..
Kira-kira kalian bakalan sedih gak ya??
Yang mau ekstra chapter nya komen Yee..
Kalo enggak, author gak mau buat, biar aja kalian merasa di gantungi:v
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top