37. Hati yang berbahagia

Cinta pada Ajnabiy/ah akan indah jika telah terikat akad kehalalan.
Karena apa?
Karena semuanya akan bernilai ibadah.

Akhwatul Iffah

💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Malam ini terasa begitu panjang. Senyuman tak pernah berhenti tercetak di bibir.

Kak Diyah enggan ikut kami berdua ke toko yang terletak sekitar 50 meter dari rumahku.

Jadilah aku mengikuti langkah Mukhlis beserta Affan yang tetap setia di gendongannya.

"Tokonya sebelah mana Fathimah?" tanya Mukhlis saat sampai di pintu gerbang.

"Belok kanan," ucapku lirih menundukkan kepala.

"Hmmm?" tanyanya lagi.
Nggak denger kali ya suaraku saking pelannya.

Aku pun akhirnya mendongakkan kepala seraya menunjuk arah sebelah kanan.

"Fathimah," panggilnya berhenti melangkah, membuat diri ini otomatis berhenti pula.

"Iya?" Sahutku mendongakkan kepala lagi.

"Kamu kehilangan apa sih kok nunduk aja dari tadi?"

Hati aku yang hilang Mukhlis karena di ambil kamu. Jawaban ini, yang hanya sukses kuutarakan dalam hati yang membuatku senyum-senyum sendiri.

"Hmmm kebiasaan nih anak ya. Kalau ditanya malah senyum-senyum aja."

"Au..." tiba-tiba dia teriak lalu mengusap-usap janggutnya.

Otomatis aku mendongak karena kaget.

Aku pun terkekeh saat melihat ekspresinya. Pasti itu ulah Affan. Batinku.

Affan pun tertawa senang melihat  Mukhlis yang kesakitan.

"Kamu seneng ya kalau aku kesakita," ucapnya dengan nada sedikit kesal. Menatapku intens.

Tawaku sontak terhenti, mulutku mengatup dengah rapat. Menangkap netranya yang memandangku tak seperti biasanya.
Aku lalu menunduk.

"Maaf," ucapku lirih.

Tak ada jawaban. Dia main ninggalin aku gitu aja dengan langkah lebih cepat.

Aku pun sedikit berlari mengejarnya. Tampak Affan kegirangan di gendongannya, karena badannya bergerak naik turun dengan cepat seakan sedang menggodanya.

"Mukhlis..." panggilku saat langkahku bisa menyeimbangi langkahnya.

"Mukhlis... maaf ya.." Tetap saja dia enggan menoleh ke arahku.

"Maaf ya... please," ucapku memohon sembari menangkupkan kedua tanganku.

Dia akhirnya berhenti membuatku sedikit lega. Dia pun menoleh. Affan hanya mengerjap-ngerjap matanya menatap ke arahku.

"Affan mau gendong Ante cantik Om," ucapnya menjulurkan tangan kirinya ke arahku. Tapi dia diam tak menggubris.

"Mukhlis Maaf ya. Bukan maksudku seperti itu kok. Aku nggak seneng kalau kamu kesakitan. Maaf ya.. tadi reflek aja ketawa liat Affan tiba-tiba jailin kamu dan dia ketawa seneng," jelasku kepadanya.

"Jadi?" ucapnya masih dengan nada datar dan ambigu.

"Jadi... siniin Affannya biar aku yang gendong. Biar kamu nggak kesakitan lagi ya," ucapku sembari merentangkan kedua tanganku.
Tampak kemudian dia tersenyum lalu menyerahkan Affan kepadaku.

"Terimakasih ya atas kepeduliannya kepadaku.
Sebenarnya tadi aku seneng liat kamu bisa ketawa lepas gitu. Sudah lama aku merindukannya."
Aku pun melongo mendengarkan ucapannya.
Jadi.. tadi dia hanya berpura-pura?
Ya Ampun... ngeselin banget sih ni anak. Dari dulu sih emang gitu. Tapi aku seneng. 😃😃

"Hei... jangan bengong dong. Nih Affan merengek minta gendong kamu."
Aku pun mengangguk kemudian meraih si kecil.

"Nanti kalau kamu capek bilang ya. Biar Affan aku yang gendong."
Kuanggukkan kepalaku kembali.

Itung-itung belajar ngasuh anak nih. Begitu perhatiannya dia kepadaku, membuatku meleleh.

Gimana nanti kalau aku jadi istrinya ya??
Pasti aku merasa sangat diperhatikan. Duh... senengnya...😄😄😄

"Hayooo kenapa kok senyum-senyun sendiri? Jangan bikin aku nggak sabar dong buat ngehalalin kamu."

"Ya ampuuun.. ni anak ya. Dia perhatiin aku banget sih. Kata-katanya bikin malu aja." batinku

Aku pun hanya tersenyum salah tingkah sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Yang sabar ya.. sampai aku nanti mengikatmu dalam aqdun nikah," bisiknya ke dekat telingaku kemudian dia berbelok ke arah toko. Aku diam terpaku. Gak henti-hentinya dia bikin aku meleleh malam ini.

Mendengar kata Aqdun nikah aja hatiku berdebar gini. Gimana nanti kalau akad beneran ya 🤗

"Ayoo tante beli colkat." Suara Affan menyadarkanku dan membuatku melangkah menghampiri keberadaannya.

-----***-----

Kulipat kembali mukenah beserta sajadahnya. Selepas kubermunajat kepada-Nya di sepertiga malam ini.

Tak lupa tadi ku lakukan sujud syukur selepas sholat tahajjud.
Aku sangat bersyukur atas segala kenikmatan dan kebahagiaan yang ku peroleh dalam hidup ini.

15 menit lagi waktu subuh. Kuraih buku yang berada di atas nakas.

Netraku menatap sebuah cincin yang membuatku kini tersenyum bahagia mengingat siapa pemberinya.

Kubersandar di tepi ranjang. Meletakkan buku di atas pangkuanku.
Pikiranku mulai mengembara mengingat kejadian tadi.

Rasanya masih tak percaya dengan apa yang ku alami tadi malam.
Kembali memori otakku seakan berputar.

Flashback on

"Siapa ini, Dek? Kok ibuk nggak pernah liat? Saudara jauh Adek ya?" Tanya Buk Ratih, penjaga toko yang memang telah lama kukenal.

"Bukan buk," jawabku tersenyum ramah sembari memilih coklat yang berada di dalam kotak.

"Perkenalkan buk. Saya Mukhlis. Calon suaminya Fathimah." Tiba-tiba suaranya terdengar di sampingku. Akupun menoleh ke arahnya. Tampak dia senyum-senyum menatapku.

Ya Allah... kenapa ya hatiku malam ini begitu sensitif, debarannya membuatku pipiku merona dan malu-malu. Baik itu saat tadi mendengar kata "calon istri", "aqdun nikah". Dan sekarang dia menyebut kata calon suami. Hatiku kembali dag dig dug, berdebar tak karuan.

"Oia??? Waah.. selamat yaa. Ganteng ya. Serasi deh sama Dek Fathimah yang cantik."

Blush. Aku hanya bisa tersenyum menanggapinya menahan rona di pipiku.

"Doanya ya buk," ucap Mukhlis menerima satu kantong plastik coklat yang sudah kupilih tadi.

"Iya Ibuk doain, semoga lancar sampai hari H-nya ya. Jodoh dunia Akhirat"
Serentak kami mengaminkannya.

"Jadi berapa semuanya?." tanya Mukhlis mengeluarkan dompetnya.

"Dua puluh lima ribu, Dek."
Mukhlispun menyerahkan lembaran rupiahnya.

Kami pun melengang segera menuju kembali rumah.

Tak sampai di situ pipi ini merona. Karena di tengah jalan, begitu kaki ini memasuki pagar rumah dia memanggilku. Aku pun menoleh.

"Sini Affannya biar aku yang gendong," ucapnya menyodorkan kedua tangannya.

"Nggak mau..
Afan maunya gendong ante cantik om," balas Affan, tampak menggeleng cepat, mulutnya kini comot dengan coklatnya.

"Waahhh... ternyata kamu lebih pinter ya ambil hati anak kecil. Dia lengket gitu sama kamu.
Berarti aku nggak salah pilih dong, memilih calon ibu untuk anakku nantinya?."

Blush...pipiku kembali memanas.
Bikin aku salah tingkah aja nih calon suami.
Belum juga sah jadi istri udah ngomongin jadi ibu segala.😄😄😄

Flashback off.

Pagi yang cerah menyambutku. Kubuka korden kamar yang menutupi kaca jendela. Kutemukan titik-titik air pada dedaunan yang tak jauh dari luar jendelaku.

Ku buka jendela. Kuhirup udara sejuk pagi ini kemudian memuji asmanya.
Alhamdulillah ya Allah 'ala kulli hal.

Kuhirup udara pelan sembari memejamkan mata.

Keputusan semalam pada akhirnya ditetapkan acara Walimatul Ursy di adakan 1 bulan lagi. Sedangkan akad nikahnya satu hari sebelumnya di Masjid Al Abror ba'da Maghrib dan setelah akad akan ada pengajian yang akan dihadiri para tetangga dan anak-anak yatim dari panti asuhan KASIH IBU

💌💌💌

Rasulullah saw bersabda :
"Sebaik-baik PERNIKAHAN yaitu yang dipermudah dan disegerakan."

💌💌💌


Aku sangat bersyukur. Pagi ini aku menyambutnya dengan senyum tulus penuh kebahagiaan. Lain halnya dengan hari kemarin. Aku menyambutnya dengan kemurungan dan lamunan yang menyedihkan.

Memang benar kan. Kehidupan ini penuh dengan warna yang akan saling terkait meski hal itu berlawanan. Karena kita tak akan menyadari berharganya suatu hal, sebelum datangnya satu hal lainnya yang berantonim.

Kita tak akan merasakan kebahagiaan  dan mau bersyukur jika kita tak pernah merasakan kesedihan.

Kita tak akan merasakan begitu berharganya kesehatan jika kita tak merasakan sakit.

Jadi, suatu ujian yang diberikan Allah kepada hambaNya yang beriman itu, semata-mata menginginkan hambaNya itu lebih dekat kepadaNya.

"Fathimah... ikut Ummi sebentar yuk, Nak," panggil Ummi yang langsung masuk kamarku, memang sedari tadi pintunya terbuka.

"Iya Ummi." Aku pun bergelayut manja memegang lengan Ummi dan mensejajarkan langkah.

"Kamu nih ya... udah mau nikah, masih aja manja," ucap Ummi mengusap kepalaku.

"Hehe... Fathimah kangeen sama Ummi."

"Ish... masak sih kangen??? Bukannya semalam juga Ummi temenin kan, sebelum bobok." Menoel daguku.

"Iya ditemenin. Tapi waktu Fathimah bangun Ummi nggak ada." Aku mulai mengerucutkan bibirku sebel.

"Iya iyalah sayang. Saat Fathimah terlelap. Ummi pindah boboknya sama Abi, jelas Ummi mencubit hidungku pelan.

"Tu kan??? Ummi boboknya sama Abi mulu. Fathimah kan pinginnya Ummi temenin Fathimah bobo sebelum Fathimah nikah, Mi. Udah lama banget kan Ummi nggak nemenin Fathimah bobok," ucapku dengan nada super manja.

"Ya ampun.... Fathimahnya manja ni Bi. Minta ditemenin bobok," adu Ummi pada Abi. Langkah kami sudah memasuki ruang keluarga dan Abi tampak sibuk dengan membaca Majalah Cahaya Nabawiy dikedua tangannya.

"Ih... anak gadis Abi kok jadi manja gini?. Udah mau jadi istri orang lo," balas Abi menutup majalahnya saat aku sukses duduk disebelahnya.

"Biarin aja. Entar kan kalau udah sah jadi istri. Fathimah manjanya ke suami Fathimah dong."

"Hmmm mentang-mentang udah mau nikah ya," Abi mencubit gemas kedua pipiku.

"Nggak terasa ya, Sayang. Waktu seakan berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin Abi suka gendongin kamu sampai kamu tertidur di gendongan Abi, saat Abi lantunin sholawat. Sekarang gadis kecil Abi sudah dewasa, akan menikah pula." Aku menghampur ke pelukan Abi.
Aku bakalan kangen banget dengan momen seperti ini nantinya. Batinku.

"Fathimah tau nggak? kalau seorang istri itu akan bisa memilih pintu surga yang mana saja untuk memasukinya jika memenuhi 4 hal.?" Tanya Abi kemudian membenahi posisi duduknya.

Aku terdiam berpikir sejenak, kemudian aku menggeleng.

"Apa aja Bi?" tanyaku penasaran.

"Ummi inget, Ni. Boleh ummi yang jawab?" timpal Immi yang baru bergabung membawa tiga cangkir berisi teh.

"Ya boleh dong."

"Kalau bener nanti dikasih apa?" tanya ummi dengan senyum-senyum dan duduk di sebelah kiri Abi.

Mulai nih drama manja-manjaannya suami istri? 😄😄😄

"Emang Ummi maunya apa???" Abi menanggapinya lembut dan tersenyum manis.

Ih.... Fathimah jadi dicuekin kan..
Nasib.. nasib orang ketiga ya gini nih.😔😀

"Besok jalan-jalan yuk, Bi. Sekalian kita berkunjung kerumah ibu bapak." 

"Iih.... kok jadi asyik ngobrol sendiri sih Abi sama Ummi. Ummi juga nggak jawab-jawab," timpalku dengan nada merajuk.

"Hehe... jadi lupa nih. Kalau ada anak gadis di sini." Goda abi bikin aku tambah sebel dan membuat bibirku manyun seraya menghentak-hentakkan kakiku.

"Ya deh iya... Ummi jawab ya. Udah dong ngambeknya." Ummi pun akhirnya pindah duduk di sebelahku. Jadilah aku kini, duduk diapit oleh Abi dan Ummiku.

Berasa jadi anak tunggal deh kalau gini. Ahmad belum pulang juga dari acara mendaki bersama teman-temannya. Jadi dia nggak tau kalau kakak perempuannya ini dilamar orang.

Akup un menghentikan hentakan kakiku dan menoleh ke arah Ummi.

"Senyum dulu dong, Sayang."
😊

"Gitu dong. Kan makin cantik calon istrinya Mukhlis," ucap Ummi memegang tangan kananku.
Blush...  semburat merah tak bisa tertahan untuk tak muncul di pipiku saat rungungu mendengar kata calon istri Mukhlis.

"Cieee.. merona nih ye.," goda Abi. Ummi tampak terkekeh.

"Iiihhh... ayo dong, Mi." Aku berpaling menoleh ke Ummi. Malu jika terus di goda Abi.

Ummi menyelesaikan senyumnya lalu berucap, "Jadi....

Yang pertama tuh harus senantiasa melaksanakan sholat Fardhu."  tutur ummi memainkan telapak tangan kananku kemudian menarik jari telunjukku mengacungkannya.

"Yang kedua puasa di Bulan Romadhon," lanjut ummi menarik jari tengahku membentuk huruf v

"Ketiga, selalu menjaga kehormatannya saat suami tak dirumah dan yang terakhir selalu mentaati suami selama suami tak menyuruh sesuatu yang melanggar syari'at."
Akhirnya hanya jari jempolku yang masih terlipat rapi, sedangkan ke empat jari lainnya telah terbuka menunjuk hitungan ke empat.

Aku qpun mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.

"Gimana Abi?? Bener nggak jawaban Ummi?" tanyaku ke Abi. Setelah Ummi melepas tanganku dan kini aku beralih menghadap ke Abi.

Kulihat Abi tersenyum lalu mengangguk.

"Yeeeee... Alhamdulillah... berarti besok jalan-jalan dong
Fathimah ikut ya Mi, Bi," ucapku mengerjap-ngerjapkan kedua mataku manja, bergantian  menatap Abi dan Ummi.

"Gimana kalau sekalian kita ajak calon besan sekeluarga kesana Bi?. Biar seru liburan kita. Sebelum semuanya sibuk nyiapin pernikahan putra putri kita."

💌💌💌

hadits dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf,
ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَّﺖِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺧَﻤْﺴَﻬَﺎ ﻭَﺻَﺎﻣَﺖْ ﺷَﻬْﺮَﻫَﺎ ﻭَﺣَﻔِﻈَﺖْ ﻓَﺮْﺟَﻬَﺎ ﻭَﺃَﻃَﺎﻋَﺖْ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻗِﻴﻞَ ﻟَﻬَﺎ ﺍﺩْﺧُﻠِﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻣِﻦْ ﺃَﻯِّ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺷِﺌْﺖِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu,
juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan),
serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini,
“Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.”
(HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

https://muslim.or.id/23592-istri-yang-taat-suami-dijamin-surga.html

💌💌💌

"Wah... ide yang bagus tuh, Mi," jawab Abi antusias.

"Gimana Sayang? Kamu setuju kan?" tanya ummi melihatku hanya diam terpaku dengan usul Ummi.
Aku kan nggak nyangka bakal kayak gini. Tapi seneng juga sih.
Bakal ketemu si dia gitu lo 😄😄😄

"Ya pasti setuju dong, Mi. Kan mau ketemu sama calon suami." Abi menggoda lagi dan menyelaku yang akan menjawab.

"Ish apaan sih, Bi."

Walaupun emang bener, nggak harus di ucapin juga kali, Bi. Kan Fathimah malu.
Merah lagi nih pipi. 😄

.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.
01 Robiul Awwal 1440H
Repost : 28 J. ULA 1441 H

💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Ahlan wasahlan fi yaumi miladur Rosul.
Jangan lupa perbanyak sholawat ya menyambut gembira atas bulan kelahiran Baginda Nabi kita tercinta.
SAYYIDINA MUHAMMAD SAW.

💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗

❣❣❣❣❣❣❣❣❣

Assalamu'alaikum reader's
Alhamdulillah bisa up nih.
Semoga suka ya.

Ini saya bawa beberapa hadits tentang pernikahan dan kewajiban seorang istri.
Semoga bermanfaat ya.

Jangan lupa membaca Al Qur'an setiap hari ya.

Di tunggu vote komentarnya 😄😄😄

Syukron

Wassalam

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top