23. Wisuda

"Yang ada hari ini hadapilah, karena kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi diesok hari"

Akhwatul_iffah

🌹🌹🌹🌹🌹

"Please ya, Ummi. Biar Fathimah dandan sendiri aja. Gak usah pakek mendatangkan perias segala. Fathimah gak mau pakek make up berlebihan Ummi."

Terjadilah sedikit perdebatan antara aku dan ummi sejak pagi tadi di kamar.

Sehabis salat Subuh berjemaah, begitu aku selesai melipat mukenah.
Ummi masuk kamar, menyuruhku agar bersiap-siap dan memberitahukan bahwa Mbak Fani akan segera datang. Seorang perias make up yang kebetulan adalah sepupu dari Ummiku.

"Sayaaaang, zaman sekarang perias itu punya banyak tipe make up. Jadi nanti Fathimah bisa minta tipe make up yang Fathimah mau.
Ummi gak percaya ah kalau Fathimah dandan sendiri. Paling juga ntar hanya pakek bedak dan lipglos doang."

"Hehe kan itu udah natural banget Ummi. Lagian Fathimah risih kalo pakek lipstik tebal. Lengket di bibir."

"Sekali ini aja, Nak.
Nurut sama ummi ya, Sayang.
Hari ini kan salah satu momen istimewa buat kamu, Sayang."

Akhirnya aku pun mengangguk patuh atas permintaan Ummi. Terakhir aku di make up 3 tahun yang lalu waktu lulusan Madrasah Tsanawiyah. Itu pun rasanya berbeda. Karena memang sejak kecil aku sangat senang di make up kayak pengantin.

Tapi semenjak aku mengetahui hukum bertabarruj (dandan berlebihan di depan umum). Aku ingin menjauhinya.

Tok tok tok
"Assalamu'alaikum...."

"Wa'alaikumsalam warohmatullah wabarokatuh," jawab kami kompak.

"Bentar ya, Sayang.
Ummi buka pintu dulu."
Aku hanya mengangguk enggan beranjak dari tempat dudukku saat ini.

Hanya sebentar Ummi berlalu, setelah membuka pintu kamar. emudian kembali lagi mendekat ke arahku.

"Fathimah siap-siap ya, Sayang. Tante Faninya udah datang. Ummi tinggal dulu ya."

Aku pun mengangguk lalu tersenyum membalas senyum manis Ummi.

Tak butuh waktu lama. Tiba-tiba suara merdu dari wanita cantik bergaun warna coklat itu terlihat memasuki pintu kamarku.

"Assalamu'alaikum Fathimah Sayaaaang."

"Wa'alaikumsalam warohmatullah wabarokatuh. tante Fani apa kabar?"
Aku beranjak dan meraih tangan kanannya untuk kucium.

Terlihat tangan kirinya membawa box ukuran sedang yang ditentengnya. Dan aku bisa menebaknya, pasti itu berisi alat-alat make up nya.

"Alhamdulillah baik. Fathimah sendiri gimana? Tambah cantik aja nih ponakan tante in," ucapnya seraya menoel daguku.

"Hehe Tante bisa aja. Alhamdulillah Fathimah baik juga tan."
Senyumku malu-malu kalau dipuji.

"Ya udah, langsung mulai aja ya dandannya." Aku pun mengangguk dan segera melangkahkan kakiku menuju meja riasku, duduk menghadap cermin.

"Pakek make up natural aja ya Tante. Kalau bisa jangan tebal-tebal.hehe."

"Iya tenang aja, Sayang. Ummimu udah bilang kok ke Tante. Bismillahirrohmanirrohim."

Tangan tante Fani pun mulai bergerak lihai mengukir riasan di wajahku dengan alat-alat make up yang dibawanya.

Sesekali aku di suruh memejamkan kedua mataku dan bibirku mengatup dan kadang di suruh sedikit menganga.
Aku yang tak faham tentang make up hanya menurutinya.
Tibalah di bagian kedua alisku.

"Alisnya dipotong sedikit ya Fathimah?."

"Maaf, gak usah ya tante."
Aku memundurkan kepalaku. Menghindar dari tangan tante Fani yang akan mencukur alisku.

"Kenapa sayang???. Sedikit aja kok Biar lebih rapi dan kamu makin cantik lagi."

"Maaf tante, tapi agama melarang kita untuk mencukur alis."

💌💌💌

Diriwayatkan dalam Kitab Ash-Shahih (Al-Bukhari dan Muslim)
dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu bahwa ia berkata:
"Semoga Allah melaknat wanita-wanita yang mentatto dirinya atau meminta ditattokan, yang mencukur bulu alisnya atau meminta dicukurkan, yang mengikir giginya supaya kelihatan indah dan mengubah ciptaan Allah."

💌💌💌

"Owh ya udah kalau gitu. Langsung pakai kerudungnya ya."

Aku pun mengangguk, dan segera meraih kerudungku yang berwarna maron. Setelah aku memakainya. Tante Fani membantuku memberi kombinasi jilbab warna pink dan memberi hiasan bunga di bagian samping kanan kepalaku.

Zaman sekarang. Tradisi memakai toga saat lulusan tidak hanya berlaku bagi lulusan sarjana saja. Bahkan dari tingkat taman kanak-kanak pun telah marak memakainya saat peringatan kelulusan sekolah. Jadi yang sekolah dasar atau tingkat pertama maupun tingkat menengah atas pun tak mau ketinggalan. 😄

"Alhamdulillah.... selesaaaai," tante Fani bergeser dari termpat ia berdiri yang tadi berada tepat di depanku.

Jadilah aku bisa melihat penampilanku saat ini sepuasnya lewat cermin.

"Gimana Sayang? Suka kan?"

"Alhamdulillah iya tante. Sesuai dengan keinginan Fathimah. Gak menor.
Makasih ya tante," ucapku memeluknya senang.

"Iya sama-sama. Selamat atas kelulusannya ya. Sukses selalu buat kamu ya, Sayang.."

"Aamiin."

Tante Fani pun berlalu meninggalkanku seorang diri, setelah membereskan peralatan make up nya.

Sedangkan aku masih setia duduk di depan cermin. Ternyata apa yang aku rasakan pada wajahku berbeda dengan apa yang aku lihat.

Aku berasa kulit wajahku menebal dan bibirku rasanya lengket oleh benda yang berwarna pink ini. Risih sih. Tapi apa mau dikata.

Toh... hasilnya di cermin, make up ku gak terlalu mencolok. Terlihat natural dengan lipstik berwarna merah muda dan bulu mataku yang lentik setelah menggunakan alat Eyelash Curler dan maskara.

"Subhanallah.... cantiknya putri Ummi."
Komentar Ummi langsung terdengar begitu aku tiba di ruang tamu.

"Iya dong, anaknya siapa?"
Abi ikut menimpali setelah meletakkan cangkir yang tadi di seduhnya.

"Anaknya Abi sama Ummi donk."
Aku tersenyum senang dan ikut bergabung duduk bersama Abi dan Ahmad.

"Waaaaah.... Kak Ishaq sampai tak berkedip nih lihatnya. Ingat kak Ghodul bashor."
Aku pun menoleh ke arah samping Ahmad. Dan aku baru menyadari kalau ada Kak Ishaq yang telah kulihat tersenyum salah tingkah.

"Ya udah yuk kita berangkat udah pukul 6 lewat 5 menit nih."
Intruksi Abi yang kemudian kami semua mengikuti jejak langkahnya.

Semua keluargaku ikut. Meski yang diundang hanya kedua orang tuaku saja. Mengingat Ahmad juga lagi libur setelah UN. Jadilah nanti hanya orang tuaku saja yang ikut masuk ke dalam gedung. Untuk Ahmad dan kak Ishaq. Biarlah jadi urusan mereka nantinya mau kemana. 😆

--***--

Setelah acara bubar. Aku pun keluar gedung seorang diri, kemudian mulai mencari keberadaan kedua orang tuaku. Karena tadi aku pamit ke kamar mandi terlebih dahulu.

Setelah tengok kanan kiri. Akhirnya aku melihat keberadaan mereka. Duduk di bangku yang dinaungi  pohon mangga.

Tampak mereka sedang asyik mengobrol dengan seorang wanita yang tak kuketahui itu siapa. Karena hanya punggungnya yang mampu kulihat dari posisiku berdiri saat ini.

"Fathimah....
Selamat ya... Bisa menjadi bintang ijazah terbaik tahun ini. Barokallah." Tiba-tiba panggilan seorang lelaki terdengar dari arah sampingku.

Dia tampan sekali hari ini. Memakai jas hitam dengan dasi yang melekat di krah baju putih di dalamnya. Rapi dan senyumnya tak pernah sirna menghiasi bibir merahnya.

"Aamiin... terima kasih ya, Lis," ucapku tersenyum membalasnya.

"Fathimah." 
Panggilannya lagi membuatku menoleh kearahnya yang tiba-tiba mendekat.

Ckrek...
Bunyi pelan dari handphone di tangannya yang di angkat ke atas itu terdengar. Membuatku sedikit terkejut.?
Itu tadi bunyi kamera? Dia mengambil gambar tiba-tiba. Foto berdua?

Kulihat dia hanya tersenyum penuh kemenangan setelah menengok hasil jepretannya.

"Boleh aku simpan ya foto ini. Besok aku akan pergi ke kairo. Alhamdulillah aku diterima kuliah di sana. Doakan aku ya, Fath. Setelah lulus dari sana. Semoga kita akan berjodoh.
Saya duluan ya. Assalamu'alaikum." Langkahnya telah melaju lebih jauh dan jauh. Sedangkan diriku masih terpaku, mencerna kata-katanya barusan.

"Wa'alaikumsalam warohmatullah wabarokatuh.
Aamiin." Ucapku lirih setelah beberapa detik setelah aku tersadar dari keterpakuanku.

Kini, netraku hanya menangkap punggungnya dan akhirnya menghilang dari penglihatanku.

Perpisahan sementara ini benar-benar terjadi.

Akankah kami berjodoh??? Pertanyaan yang hanya mampu aku utarakan dalam hati dan telah mampu melolosan buliran air mataku tanpa bisa dicegah lagi.

Bersambung.....

.
.
.
*
20 syawwal 1439H
Repost: 22 R. Akhir 1441 H

assalamu'alaikum sahabat..

Penasaran dengan kelanjutannya
Ditunggu di part selanjutnya ya...

Part ini gak panjang ya...
Karena author gak tega sama Mukhlis 😢😢😢

Tak lupa saya juga bawa 1 hadits untuk menambah ilmu

💌 tentang haramnya mencukur alis.

Semoga bermanfaat ya....

Bacalah Alqur'an setiap hari meski hanya 5 ayat....

Ditunggu vote dan komentarnya ya... 😉

Wassalam


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top