30.Akhir yang membahagiakan

Warning!!
Typo bertebaran..

Budayakan Vote dan Coment sebelum membaca!

Hari ini tepat dimana hari aku lulus kuliah.
Aku bakalan wisuda.

"Acieeeeee...yang udah wisuda"goda putri.

"Selamat deh.."ucap Fatia.

Putri,Fatia,Maulidia,dini,Fadilah, Afrian,dan Arif. datang ke acara wisuda ku tapi enggak dengan Alfa.
Dia masih harus di sekolah kemiliteran nya selama seminggu karena seminggu lagi Alfa bakalan lulus.

Sedangkan Afrian? Dia sudah lulus,dia jadi tentara.
Tapi ya gitu..Dini harus rela untuk sering di tinggalkan.
Karena Afrian yang bertugas di berbagai kota dan terkadang pun luar negri.

"Hehehehe.. makasih-makasih untuk kalian semua,ini juga berkat kalian yang dukung Aku"Ucapku.

Mereka tersenyum.
Mereka sudah banyak memberiku ku Bucket bunga dan berbagai hadiah, hingga mobil ku penuh dengan hadiah.
Bukan hadiah dari mereka aja, tapi dari teman-teman kelas ku,dan juga fans-fans ku.

Biasaaaa...orang cantek mah geneee..

Owh iya, aku belum ada ngeliat pak Ravez deh? Dia kemana ya? Aku lulus kok gak ada gitu, ngucapinnya? jadi rindu Kan aku!

Eh??
Apaan? Aku? Rindu sama pak Ravez? Enggak banget!

"kamu gak mau kuliah lagi? S2 gitu?"tanya Maulidia.

"Halah...udah tamat itu Aku S2"Ucapku sombong.

"Sejak kapan kamu lulus S2? Perasaan masih S3?"Tanya Afrian.

"Lah, 6 tahun yang lalu Aku udah S3 lagi, SD,SMP, SMA, S3 kan?"ucapku.

Mereka memutar bola berjamaah.

"Bangke ya kamuu"Ucap Arif.

"Enggak bangke, gula-gula gitu Napa"Sungut ku.

"Serah Aika...seraahh"gemas dini.

Kedua orangtua ku juga datang bersama adikku yang paling kecil, mereka duduk di bangku para tamu yang menyaksikan kelulusan anak mereka.

Aku belum di panggil ke atas panggung untuk penyerahan sertifikat atau ijazah kuliah ku.(ini ngarang,sumpah! Aku mah kaga tau...) .

"Aika Alhena Raihan, dipersilahkan untuk menaiki panggung"Ucap MC.

"Sana...udah di panggil tuh"Suruh Fatia.

Aku mengangguk.
Sebelum itu aku mendatangi orangtuaku, mencium punggung tangan mereka lalu mengecup pipi gembul adikku.

Setelah bersalaman dengan para dosen.
Aku dipersilahkan untuk berbicara di panggung.

"Huh...saya gak nyangka saya bakalan lulus, sering gak hadir di kelas, sering titip absen, tapi see? Saya lulus, ini juga berkat dukungan serta doa-doa dari teman-teman saya, sahabat-sahabat saya yang berada di pojok"tunjuk Aika pada pojok ruangan sebelah kiri.

Semua melihat ke arah sahabat-sahabat Aika, sahabat-sahabat Aika hanya tersenyum canggung.
Fatia melambaikan tangannya ke Aika,yang langsung di balas Aika.

"Serta kedua orangtua saya, yang saya cintai, love you ma,pa"Ucap Aika.

Setelah hampir 5 menit aku berpidato, aku pun turun dari panggung.

"Oi..oi..foto yuk.."ajak Fadilah.

"Ayo deh"aku mengangguk.

Dan kami pun Berfoto.

**

"Cek..cek.. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"Ucap sebuah suara di panggung.

Aku berbalik disana, di panggung ada pak Ravez.

Ngemeng-ngemeng, dia ngapain disitu??

"Eh,itu pak Ravez kan?"tanya putri.

"Bukan, pak Ravez tapi?"Ucapku.

Putri memutar bola mata.
"Aku kan udah bilang itu aikaa"gemas putri, aku nyengir.

"Eh-Ehh?denger deh, pak Ravez nyebut-nyebut nama kamu"Ucap dini,dia menunjuk pak Ravez yang berada di panggung dengan dagunya.

"Lah-lahh? Sejak kapan kamu  kenal pak Ravez? Kok kamu tau namanya?"tanya Fatia.

"Tadi kan putri bilang?"ucap dini dengan wajah polosnya.

"Owh iya"Fatia nyengir.

Mereka gak bersuara lagi, mereka sekarang mendengarkan apa kata pak Ravez.

"Sebelumnya, saya disini semata-mata ingin memberikan apresiasi terhadap mahasiswi saya yang sudah berhasil lulus tahun ini, saya kira dia bakalan menjadi mahasiswi abadi Disini"

Apa-apan pak Ravez itu? Kok selepe gitu ya sama ku?

"Tepat di hari ini, saya mau memberikannya hadiah, hadiah atas kelulusannya. Aika Alhena Raihan, bisakah kamu kemari?"ucapnya.

Aku yang melongo di tepuk bahuku oleh dini.

"Aika,disuruh kesana tuh"Ucap dini.

"Eh? Iya-iya"Ucapku.

Aku berjalan menaiki panggung, semua mata memandang ke aku.

Tapi ya..karena aku itu urat malunya putus ya aku gak malu, jalan aja santai ke Panggung.

"Pak-pak..bapak mau kasih saya hadiah apa? Mobil?"tanya ku dengan wajah ceria.

"Datang-datang Langsung nanya hadiah! "Sungutnya.

Aku nyengir.
"Ya habisnya penasaran gitu"Ucapku.

Dia gak menjawab, malah dia melihat ke depan.
Tepat di hadapan kami, dimana orangtua ku duduk.

Mereka memandangiku.

"Maaf sebelumnya, saya berdiri disini untuk melamar anak bapak dan ibu,apakah kalian memperbolehkannya?"tanya pak Ravez yang membuat aku gagal paham.

Tunggu...??
Apa katanya?? Lamar? Aku? Di lamar?

HEHHH..aku tuh gak bisa, aku lagi nunggu seseorang!

Aku berharap papa gak setuju.

Aika mohon pa..
Jangan terima..jangan terima.

Papa berdiri, sekarang papa udah megang mic yang aku gak tau sejak kapan mic itu bisa ada di tangan papa ku?

"Sebelumnya, saya apresiasi atas keberanian kamu melamar anak saya di acara ini, seramai ini secara langsung, tapi bisakah kamu bawakan orang tua mu?"tanya papa.

Nahh..
Kann..pasti gak bakalan di terima.
Kan orang tuanya pak Ravez enggak ada.

"Bisa om,saya membawa orang tua saya, lebih tepatnya ibunda saya"Ucap pak Ravez.

Aku celingak-celinguk mencari keberadaan ibunda pak Ravez.
Mana?? Kok gak ada??

Afrian datang menggandeng Tante cakep yang aku gak tau siapa.
Eh? Aku kenal..tapi cuma di tv,dia itu orang kaya, sering muncul di tv karena keberhasilan nya punya banyak perusahaan dimana-mana.

Kenapa Tante cakep bisa disini?
Terus kenapa Afrian bawa itu Tante kesini?

Pak Ravez langsung menggandeng tangan Tante itu.

"Inilah ibunda saya pak"ucap pak Ravez.

Tunggu...
Tante ini mirip...

Vanaya?

Selama ini aku gak tau bagaimana rupa orang tua vanaya, keluarganya aja aku gak tau jelas.

Tapi yang aku tau, vanaya itu cuma punya ibu, ayahnya meninggal dunia pada saat dia SD dulu.

Bla...bla..bla..

Banyak sekali percakapan-percakapan Disni.

Aku cuma bisa diam berusaha mencerna  kata-kata dari papa dan pak Ravez.

"Baiklah,lamaran kamu kami terima"Ucap papa ku, yang membuat aku shock.

"ENGGAK!! GAK BISA! AKU LAGI NUNGGU SESEORANG PAPA!!"teriakku.

Suana jadi menegang saat aku berteriak seperti itu.

Lalu terdengar bisik-bisik dari orang-orang yang berada di aula ini

"Apa kamu tidak mengenali saya Aika??"Ucap pak Ravez.

Aku bingung dia melepas Wignya, aku baru tau kalo pak Ravez itu pake wig?

Lalu dia melepaskan kaca mata nyadan membuka kumis palsunya.

Kampret...
Jadi selama ini dia nyamar???

Dia...
Dia.. orang yang aku tunggu!

Dia VANAYA!!

"VANAYA"teriakku histeris.

Hampir aja aku mau Meluk dia kalo aku gak ingat neraka.

Haduhhh...
Selamat Eneng tuh..

Vanaya tersenyum lalu mengangguk.

"Jadi,kamu masih mau menolakku?"tanya nya.

Dan langsung ku jawab dengan gelengan, aku menangis, menangis terharu.

Semua orang-orang yang ada disini bertepuk tangan, ada yang bersiul, dan ada juga yang menangis haru, mungkin Keikut suasana ya??

***

"kamu jahat banget sih vanayaaa...jadi selama 1 tahun ini kamu ngibulin Aku?? Sejak kapan kamu balik ke Indonesia ha??"ucapku garang.

"Wow.. selow-selow, satu-satu dulu ya sayang... Iya! aku emang udah Disini sejak 1 tahun, aku pulang langsung ngelamar jadi dosen, dosen kamu, ini kampus punya aku"Ucapnya.

Aku melongo.

"Fatia, Aku lagi gak halu kan ya?"tanya ku pada Fatia.

Fatia menjentikkan jari nya ke kening ku.

"Enggak dodol, ini nyata!"Ucap Fatia.

"Huwaahhh...aku rasanya mau nangis aja nih guys, siapkan ember dong untuk nampung air mata ku, mau jatuh nih"Cerocosku.

"Lebay ah"cibir Fadila,aku mencebik.

"Sebenarnya kami tau rencana ini"Ucap Fatia.

Aku menatap mereka garang.
"Kampret!! Kalian kenapa gak bilang???"tanya ku sewot.

"Wowowowow..jangan marah dulu Bu..ntar cantiknya ilang"ucap Arif.

Duhh.. di bilang gitu,aku jadi gak bisa marah nih..

"CK!"decakku malas.

"Tapi kita gak tau kalo vanaya itu pak Ravez"Terang Fatia.

Aku meminta penjelasan kepada mereka.
Sehingga mereka menjelaskan bagaimana awal mulanya

Pak Ravez atau vanaya itu sebenarnya menyamar ,dia mau nguji aku, seberapa bisa aku menjaga janji ku dan kesetiaan ku.

Dia merencanakan akan melamar ku sejak seminggu yang lalu, meminta kerja sama pada sahabat-sahabat ku ini yang langsung di terima oleh sahabat-sahabat ku.

Yahh.. akhir yang membahagiakan.

Aku kira dulu,vanaya hanya omong kosong.

Apalagi Vanaya itu,di sekolah ter-cap sebagai playboy.

Tapi..
Sekali lagi,gak ada yang tau rencana Allah gimana kan??

End!!

********

Huwaahhh...akhirnya tamat.

Tapi tenang,ada ekstra chapter nya kok.

Sekali lagi,makasih untuk yang udah koment,dan vote nya.

Kalian the best!!

Maaf kita kurang menarik akhir nya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top