DELAPAN: Kontak Kedua
Gayatri merebahkan tubuh di ranjang yang sangat ia rindukan. Acara keluarga hari ini bisa dibilang berjalan lancar dan tidak ada halangan. Ia memutuskan untuk langsung pulang ke rumah dengan alasan hari Senin besok sudah kembali masuk kerja. Padahal beberapa orang saudara sepupunya, bahkan kakak kandungnya Skolastika, masih menginap di rumah utama. Gayatri hanya merindukan suasana kamar yang senyap dan jauh dari bising. Sejak lulus kuliah, Gayatri menemukan ketenangannya tersendiri dalam keheningan.
Gayatri teringat akan Niko ketika menggulirkan layarnya ke atas pada kolom percakapan bersama Karina. Mereka sedang mempertimbangkan beberapa metode paling sopan untuk menemui laki-laki yang sudah memiliki tunangan, tanpa memberikan kesan sebagai wanita perebut calon suami orang. Sejak awal saat mengetahui Niko sudah memiliki kekasih, Gayatri sama sekali tidak berminat mendekati Niko secara pribadi. Meski Niko sangat mungkin untuk lolos sebagai kriteria pasangan idaman Gayatri, tetapi secara tulus dia tidak mengharapkan apa-apa darinya.
Menghubungi lewat pesan pribadi sosial media Niko saat ini masih menjadi rencana A bagi Gayatri dan Karina. Ada opsi lain yaitu surat elektronik, karena Niko mencantumkan alamat email di profil Instagram-nya untuk kontak bisnis, tetapi Gayatri tidak yakin apakah surat elektroniknya yang tidak mengandung unsur bisnis sama sekali bisa termasuk dalam kategori tersebut. Sebagai seseorang dengan pengikut akun mendekati seratus ribu orang, tentu Niko memiliki tim dibaliknya untuk mengatur urusan teknis seperti itu. Jika seseorang dari tim asisten Niko menemukan kejanggalan pada surat Gayatri dan langsung menghapusnya tanpa sepengetahuan Niko, maka usahanya akan sia-sia.
Karina sempat mengusulkan untuk menemui Niko secara langsung di kedai kopi yang dia kelola sendiri, tetapi karena kemungkinan bertemu dengan Niko sama kecil dengan potensi surat elektronik Gayatri terbaca olehnya, membuat Gayatri mengurungkan niat. Bagaimana jika ketika dia berada di sana, alih-alih menemukan Niko, dia malah bertatapan muka dengan kekasih Niko? Bulu kuduk Gayatri meremang. Potensi dicap sebagai perebut laki orang benar-benar ampuh untuk membuatnya mundur dari usaha mengembalikan cincin pertunangan Ayuning pada pemilik sebenarnya.
Lagipula, mencari seseorang yang baru ditemuinya sekali seumur hidup, terkesan begitu janggal. Alih-alih romantisasi berupa cinta pada pandangan pertama, Niko mungkin akan memandangnya aneh, bahkan dicap sebagai penguntit. Meski Gayatri benar-benar menguntitnya, tetapi dia punya alasan tersendiri untuk melakukan itu.
Gayatri menghela napas berat. Sepertinya tidak ada pilihan lain yang lebih tepat baginya kecuali menghubungi lewat kotak masuk sosial media Niko. Dengan bahasa sesopan mungkin dan penjelasan yang tidak bertele-tele tentu saja. Karina mengirimkan stiker berbentuk jempol ketika Gayatri memberitahu jika ia sudah mantap dengan rencana pertama mereka.
Sambil merancang kata-kata yang hendak diucapkannya pada Niko, Gayatri memutuskan untuk turun ke dapur dan mengisi botol air minumnya. Ia menemukan sebatang cokelat segitiga—yang diduga sebagai milik Lita, karena hanya Lita yang gemar mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi ketika suasana hatinya sedang buruk—dari dalam kulkas, dan mencuri segigit untuk memberinya sedikit asupan gula. Gayatri membutuhkan itu supaya kepalanya tetap terjaga dan dia bisa tetap waras—setidaknya sepanjang malam ini.
20.34 Gayatri Narayana |
Selamat malam Niko. Perkenalkan nama
saya Aya. Kita bertemu sekitar tiga minggu lalu
di Balcony Kitchen & Pastry di Ambarrukmo Plaza.
Sebelumnya, mohon maaf jika saya kurang sopan,
tetapi ada sesuatu yang memantik rasa penasaran
saya terhadap cincin bermata zamrud
yang Niko kenakan pada hari itu.
Singkatnya, secara kebetulan saya memiliki cincin
yang mirip dengan milik Niko.
Cincin ini pemberian almarhumah Nenek saya.
[lampiran foto]
Beberapa hari yang lalu saya membaca jurnal
pribadi Nenek saya yang beliau tulis sebelum meninggal.
Saya tidak tahu apakah benar seperti itu kisah
di balik cincin ini atau
Nenek saya sedang merancang draf pertama
novel romansanya—karena beliau penggemar
karya-karya Marga T—namun, jika Niko berkenan
saya ingin bertemu dengan Niko sekali lagi, untuk
yang terakhir kali, jika bisa.
Tidak ada maksud apa-apa, saya hanya ingin
memberikan closure, baik untuk
saya sendiri, keluarga saya, mungkin juga
untuk keluarga Niko.
Saya harap pesan pribadi ini tidak
terlalu memberatkan Niko, dan saya menunggu
balasan dari Niko.
Terima kasih sebelumnya,
Gayatri
Gayatri selesai mengisi botol airnya dan kembali ke kamar. Ia membaca ulang perkenalannya untuk Niko beberapa kali, mengganti beberapa kata yang dirasanya terlalu sok akrab dengan pilihan kata yang lebih baku. Setelah merasa puas dengan pesan tersebut, Gayatri mengetuk opsi kirim. Tanpa menunggu balasan lebih lanjut lagi, ia langsung menutup aplikasi sosial medianya dan menyalakan laptop. Tidak peduli seberapa lelah tubuhnya, ia tidak kunjung bisa memejamkan mata karena kadar kecemasan yang begitu tinggi dalam pikiran. Mungkin jika ia menonton 1-2 episode dari serial favoritnya The Crown, Gayatri bisa merasa mengantuk.
Baru setengah episode, ponsel Gayatri bergetar, membuatnya berjingkat kaget. Tidak, dia tidak sedang menunggu balasan pesan dari Niko. Tetapi, refleks tangannya meraih ponsel yang ada di meja nakas dan langsung membuka pesan sembulan yang muncul di tampilan layar terkunci. Pesan tersebut bukan dari Karina atau grup kantor, melainkan kotak masuk sosial media. Gayatri membuka dengan jantung berletupan tidak keruan. Ia memindai nama pengguna di bagian atas layar. Bukan, bukan Niko, melainkan permintaan mengirim pesan dari seseorang bernama Fabian Nugraha.
| Fabian Nugraha 21:42
Hai Gayatri, ini Fabian dari Shutter Photography.
Saya dapat kontak kamu dari Karina Adisty
yang kerja di Lokamedia Utama Televisi
Gayatri mengerutkan kening. Karina? Ada urusan apa antara dirinya yang junior editor di majalah BELIA, dengan Karina yang kerja di stasiun televisi lokal di Yogyakarta, dengan seorang fotografer yang foto profilnya terlihat sangat tampan dan modis ini? Gayatri masih belum paham sangkut paut antara mereka bertiga.
21: 45 Gayatri Narayana |
Hai juga, Fabian.
Iya, saya kenal akrab dengan Karina.
Ada perlu apa, ya?
| Fabian Nugraha 21:45
Bukan apa-apa sih,
tapi rekan kerja saya yang kebetulan
kenal dengan Karina memperkenalkan
saya dengan kamu.
Fabian sedang mengetik…
Ah, mungkin Karina belum cerita ya,
sama kamu?
Gayatri bisa menebak ke mana arah pembicaraan ini. Tetapi, jika ingin mengenalkannya pada teman pria, seperti yang pernah Karina tawarkan beberapa waktu lalu saat mereka membicarakan Niko untuk pertama kali, bukankah seharusnya Gayatri orang pertama yang diberitahu tentang ini? Gayatri lekas menutup aplikasi dan mengontak Karina lewat pesan obrolan.
21:47 Gayatri Narayana |
Bestie
Siapa Fabian?
Tampaknya saat ini Karina sedang daring karena muncul tanda hijau di samping namanya, dan tidak lama kemudian, balasan darinya diterima ponsel Gayatri.
| Karina Adisty 21:48
Ah, si ganteng favoritku.
[heart_eyes emoji]
Dia udah kontak kamu?
Maaf ya bestie, aku lupa ngabarin.
Aku dulu janji mau kenalin cowok, 'kan?
Itu orangnya.
Gayatri memejamkan mata, rasa pening tiba-tiba menyerangnya saat mengetahui kabar ini. Apakah dia terlihat seputus asa itu dalam mencari pasangan? Dan mengapa Karina mengambil keputusan itu tanpa menanyakan pendapatnya?
Karina Adisty sedang mengetik…
Aya, aku minta maaf.
Waktu itu aku disodorin Fabian juga mendadak
sama Mas Roy. Terus, aku tiba-tiba kepikiran kamu
jadi langsung aja aku tunjukin akun kamu.
Kupikir dia nggak serius, eh ternyata dia kontak beneran.
Maaf, sekali lagi.
Kalau kamu keberatan, aku bisa batalkan.
Harusnya aku minta consent ke kamu dulu
Gayatri menghela napas. Nasi sudah menjadi bubur, apa bisa buat. Jemari Gayatri mengambang di atas papan ketik, sedang menyusun balasan untuk Karina, ketika muncul sembulan lagi di pusat pemberitahuan. Gayatri memutar bola matanya. Fabian ini nggak sabaran banget, deh, gerutu Gayatri dalam hati. Namun, alangkah terkejutnya dia ketika mengetahui pengirim pesan tersebut bukanlah Fabian.
| R. Niko Prasoedjo 22:01
Hai juga Gayatri.
Tentu, saya masih ingat kamu.
Ada yang ingin saya bicarakan juga
denganmu, jika memang benar kamu pemilik
belahan cincin bermata zamrud ini yang lain.
Kamu bisa temui saya di Eventide Coffee Shop
Jl. Kaliurang seberang Taman Wisata Sato Loka
Saya ada di sana setiap hari
pukul 11 pagi sampai 9 malam.
Kabari saya kalau kamu sudah di jalan.
Sampai bertemu lagi.
Niko
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top