. 1

Salju turun lebih awal pada tahun ini. Memang hal ini sudah diprediksi di acara TV dan koran pagi, tapi kau menolak mempercayainya, dan sialnya, hal tersebut malah menjadi kenyataan.

Butiran putih salju mulai turun dari langit menuju puncak rambut [H/C]mu. Sembari mendengkus kesal, kau cepat-cepat berjalan pulang. Suhu ini toh sudah cukup untuk membuatmu ingin bermalas-malasan di kamar yang penuh penghangat seharian.

Anehnya, meski kau tahu keadaan sedang ramai-ramainya, kau merasa ada sesuatu yang menguntitmu dari belakang. Kau tentu tidak tahu tentang apa yang mengikutimu, lagipula begitu kau berbalik, walau merasa sedikit tenang, rasa seperti diperhatikan oleh orang lain itu tidak menghilang.

Kau hanya bisa berharap bahwa itu hanya prasangka belaka, dan kalaupun semisalnya benar ada yang menguntit, kau berharap bahwa itu bukan orang aneh-aneh atau berniat jahat.

Selagi melewati toko roti yang mengepulkan uap dan wangi harum dari dapurnya, perlahan ujung matamu menangkap sebuah sosok yang muncul secara tiba-tiba dari dinding gang yang menghimpit toko roti itu.

Sosok itu langsung berjalan cepat menuju ke arahmu yang membuatmu sontak langsung berlari.

Lagipula orang waras mana yang tidak takut dengan sosok yang tiba-tiba saja muncul dari dalam tembok?!

Ah, tapi walau kakimu terus berlari secepat mungkin, kelihatannya sosok itu tidak kalah cepatnya. Sejenak kau memalingkan wajah untuk fokus berlari, tahu-tahu saja sosok itu sudah ada tepat di belakang gang yang baru saja kau lewati.

Rasa-rasanya, orang ini seperti bisa menembus dinding.

Walaupun begitu, menembus dinding itu kan tidak mungkin, kecuali kalau dia itu penyihir atau semacamnya. Entahlah, mungkin saja sosok itu beneran penyihir, siapa yang tahu.

Kau yang sekali-kali menengok ke belakang akhirnya dapat mengenali beberapa ciri fisik sosok yang mengejarmu. Rambutnya lumayan panjang dan berwarna merah, bajunya putih seperti baju polisi yang suka muncul di acara TV-eh sebentar, apa dia benar-benar polisi ya? Tapi apa yang kau lakukan sampai-sampai bisa dikejar polisi?

Kau menggelengkan kepalamu, yang pentin sekarang, kau harus melarikan diri dari kejaran sosok berkepala merah itu.

Kau terus berlari sampai kehabisan nafas dan tersengal-sengal, saat melihat ke belakang, kau tidak lagi melihat sosoknya yang selalu muncul di dalam gelapnya bayangan, kau tersenyum.

"Syukurlah..."

Dan tepat pada saat itu pula, tanganmu serasa ditarik ke belakang oleh seseorang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top