O2.
[ name ] mengerjapkan netranya beberapa kali. Masih tidak percaya akan apa yang dilihatnya sekarang. Ia bahkan baru saja ingin menampar pipinya untuk membuktikan kalau hal ini tidak nyata.
Di depannya, lelaki bersurai brunette berjongkok seraya menatapnya sembari tersenyum manis. Di telapak tangannya terdapat kotak kecil berwarna merah beludru yang terbuka, menampilkan sebuah benda mungil berkilauan.
Gadis bersurai kelam membungkam mulut dengan kedua tangan. Netranya meneteskan setetes likuid bening. Isakan kecil meluncur dari bibir pink pucatnya.
"[ name ]?"
Senyuman pada wajah Tooru memudar, tergantikan oleh raut cemas. Ia berdiri, sedikit membungkuk untuk menyeka air mata [ name ].
Wajah gadis itu memerah. Ia menepis pelan lengan Tooru yang hendak membelai kepalanya. Namun ia tidak cukup kuat untuk mendorong Tooru yang menarik tubuhnya dan mendekapnya erat.
Tooru berbisik, "Kau tidak suka?"
[ name ] terdiam sejenak sebelum menggeleng sambil terisak.
"Aku suka Tooru."
.
.
.
.
.
.
Cinta.
Apa yang kau tahu tentang cinta?
Apakah itu sebuah perasaan? Apa definisi cinta menurutmu? Katakan padaku.
Apa jika kita menyukai seseorang pada saat pertama kali bertemu, itu disebut cinta? Apa jika kita terobsesi dan sangat ingin memiliki seseorang, itu juga disebut cinta?
Dan juga, apakah cinta itu menyakiti? Atau, apakah cinta membuat kita tersakiti?
Begitu banyak pertanyaan di dalam kepala [ name ]. Ia bukanlah gadis jenius yang memiliki segudang prestasi. Bukan juga seorang siswi yang seringkali menjadi sasaran contek teman sekelasnya. Bukan.
Ia hanyalah gadis remaja yang penuh dengan rasa penasaran. Masih banyak hal di dunia ini yang belum diketahuinya. Salah satunya cinta.
[ name ] belum pernah merasakan jatuh cinta pada laki-laki. Seringkali ia iri pada teman-temannya yang suka menggosipi para siswa tampan di sekolah mereka yang ditaksir.
Namun, Tuhan selalu adil kepada umat-Nya. Ia kini ditakdirkan untuk mengenal dan merasakan hal yang selama ini telah menjadi misteri tersendiri yang tersimpan jauh di lubuk hatinya.
Tetapi nyatanya, takdir tidak selalu berkata baik dan manis. [ name ] telah jatuh cinta pada saat dan orang yang tidak tepat.
"Mengapa?"
Satu lagi pertanyaan yang muncul di benaknya, yang entah kenapa memberinya penyesalan.
"Tapi, aku sudah mencintaimu. Apa itu salah?"
Cinta? Salah?
Dalam cinta, siapa yang harus disalahkan?
Oikawa Tooru, 18 tahun. Siswa tingkat akhir SMA Aoba Johsai, pemain voli tingkat nasional yang kini akan menghadapi ujian akhir menuju kelulusan. Telah menyatakan cinta padanya di taman belakang rumah sakit pada sore hari yang hangat.
Tooru sempurna. Ia adalah definisi lelaki yang patut dicintai. Ceria, murah senyum, berparas tampan, serta bertalenta. Apa yang kurang darinya?
Jika kau ingin tahu apa yang kurang darinya, biar kuberi tahu.
Tooru jatuh cinta pada [ name ], gadis berusia 16 tahun yang mengidap leukimia sehingga putus sekolah untuk fokus pada kemoterapinya. Yang memiliki tingkat persentase kesembuhan hanya sebesar 50 persen.
Apa yang diharapkan dari seorang gadis sekarat sepertinya?
"Kau tahu, Tooru.. Hidupku tidak lama lagi."
[ name ] menunduk. Terdengar dengusan kecil yang berasal dari Tooru. Pemuda itu kemudian menarik pelan dagunya dan membuat netra berbeda warna bersiborok.
Sunggingan miring terpatri pada wajahnya. "Biarkan aku mencintaimu selama sisa hidupmu, [ name ]."
Dapat ia rasakan elusan pada pipinya yang memanas. Angin sore menerpa dan menerbangkan helaian rambut terurainya. Anak rambut Tooru beterbangan, yang entah mengapa membuat [ name ] menahan nafas melihat sosok pemuda itu.
Tooru itu, sempurna.
Cinta? Tidak sempurna. Biarlah keduanya yang menyempurnakannya.
※
YAAMPUN BAPER SENDIRI BUATNYA HADU HSHSHSHHS
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top