26. Singapore

Yuk vomment guys xixixi, kalo mager vote aja gapapa seriusan, yg penting ga sepi2 amat😂

Maaf ya baru update, baru selesai UTS sama mau hari raya nih xixiix

Happy reading❤️

"Astaga, mata hamba ternodai!"

Suara itu mengakibatkan Donna mendorong dada Harris, meskipun Harris masih mendambakannya. Perlahan, Harris menengok ke arah sumber suara, ternyata Arjun yang tak sengaja menyaksikan momen itu. Ia diberi tatapan tajam oleh Harris. "Kehadiranmu sangat mengganggu, Keparat."

Arjun menggaruk tengkuknya. "Maaf, saya tidak sadar kalau sedang ada bibir yang meet and greet."

"Jadi, ada alasan apa kamu datang kemari?" tanya Harris.

Arjun yang tadinya berdiri memutuskan untuk duduk di samping Donna, tetapi Harris duduk di tengah-tengah mereka, memastikan Arjun tidak duduk terlalu dekat dengan wanita itu.

Donna yang menyaksikan adegan itu hanya diam. Ia sadar betul bahwa Harris sedang cemburu pada Arjun. Pria itu benar-benar memiliki sifat posesif, bahkan ketika ada yang menyentuh miliknya sejenak saja.

"Ingin duduk saja, Ya Tuhan, jangan berlebihan," ucap Arjun.

Harris hanya menggelengkan kepala dengan malas.

"Setiap hari keluarga Mahatma terus mengintimidasi kita. Pak Solihun benar-benar berada di balik mereka."

"Memangnya begitu, saat seseorang memiliki kekuasaan dan uang yang banyak, mereka bisa melakukan apa saja," sahut Harris.

Arjun mengangguk, menunjukkan persetujuannya pada pendapat Harris.

***

"Mengapa kamu memanggil saya, Xenon?" tanya Adena sesampainya di halaman belakang. Ia melihat Xenon tengah duduk di kursi santai pinggir kolam, pandangannya terfokus ke air.

"Memangnya salah kalau saya memanggilmu?" Xenon menantang.

Adena duduk di sampingnya. "Tidak salah. Ada apa?"

Xenon menyodorkan kedua tangannya untuk menutupi wajah Adena, memberikan tatapan lembut. "Tidak peduli apa yang terjadi, kamu harus percaya pada saya."

Adena mengangguk. "Saya sudah tahu itu tanpa perlu kamu ingatkan. Kamu sudah sering mengatakannya."

Xenon tersenyum dengan penuh kasih, jemarinya mengusap lembut rambut Adena. "Good girl," ujarnya, membuat senyum tipis mengembang di wajah Adena.

"Hm, Xenon. Sebenarnya, apa alasan kamu membawa aku kemari? Ada masalah?" tanya Adena penuh rasa ingin tahu.

Xenon mengangguk perlahan. "Ternyata, Arjun dan Harris yang menciptakan kekacauan dalam kasus kemarin."

Adena terkejut. Ia langsung mengguncang bahu Xenon, penuh kepanikan. "Astaga, bagaimana ini?"

Xenon tersenyum, lalu mengelus pipi Adena dengan lembut. "Tenang saja, Adena. Saya datang ke sini untuk membantu mereka. Kita akan merancang strategi lebih lanjut bersama."

Adena mengerutkan dahi. "Strategi seperti apa? Jangan katakan kamu berencana membunuh mereka, ya?"

Xenon tertawa sinis, bibirnya terangkat di kedua ujung. "Nantikan saja, Adena."

Reaksi Xenon membuat Adena merasa cemas. Ia menggeleng cepat. "Xenon, jangan melakukan hal aneh. Saya khawatir kamu akan masuk penjara."

Xenon tersenyum, tangannya meraih tangan Adena. "Saya tidak akan masuk penjara, Adena. Siapa yang berani melawan saya?" Ia mencoba menenangkan Adena.

"Xenon, tolong jangan sampai mereka terluka parah," pinta Adena sambil menggenggam erat tangan Xenon, matanya penuh harap. "Please...."

Xenon tersenyum miring. "Kita akan lihat nanti, Adena."

"Tapi, Xenon, saya—"

Jari Xenon menempel di bibir Adena. "Shut up, Honey."

***

Breaking News

"Terdakwa Kasus Korupsi Dana Bansos, Proyek Sea Games dan Calo CPNS, Agung Mahatma Diduga Kini Berada di Singapura."

Headline mengenai kasus politikus sekaligus anggota DPR RI, Agung Mahatma terus saja beredar di berbagai media. Menurut berita di berbagai media, rekan sesama anggota DPR RI, Levi Pradinata, ia sempat berbincang di telepon dengan Agung Mahatma dan beliau berkata bahwa ia sedang berada di Singapura. Oleh karena itu, kasus ini sedang diselidiki lebih lanjut oleh pihak yang berwenang.

Hal itu membuat Xenon, Arjun dan Harris tak percaya. Mereka tak yakin bahwa Agung berada di Singapura. Tak mungkin buronan memberi tahu di mana mereka berada, ini pasti hanya tipu daya. Saat ini mereka bekerja sama dengan Ketua KPK—Suparman guna membongkar kasus ini.

"Berdasarkan hasil penyelidikan, tadi saya dan para staff sudah melacak ponsel Pak Agung, dan ternyata benar keberadaannya terakhir di Singapura. Besok kami akan ke Singapura guna menangkap Pak Agung. Kami juga sudah bekerja sama dengan pihak Singapura guna mencari keberadaan Pak Agung," jelas Suparman melalui telepon.

Arjun mengangguk paham. "Baik, Pak. Terima kasih atas infonya. Saya dan teman-teman saya akan terus membantu KPK guna menyelidiki kasus ini," ucapnya.

"Terima kasih sudah mau kooperatif dalam kasus ini. Kalau begitu saya tutup teleponnya."

"Siap, Pak Suparman." Arjun mematikan sambungan telepon.

"Jadi bagaimana?" tanya Xenon penasaran.

"Pihak KPK besok mau ke Singapura, katanya hasil lacakannya seperti itu," sahut Arjun.

Xenon berdecak. Ia mengacak frustasi rambutnya. "No, seharusnya mereka jangan ke sana, feeling saya jelek, tak mungkin dia di Singapura. Kalo pun benar, pasti ada sesuatu di sana."

Arjun mengerut dahi. "Maksudnya?"

"Keluarga Mahatma itu licik, bisa melakukan apa pun demi kekuasaan. Jadi, kita harus hati-hati sama mereka," jelas Xenon.

"Doakan saja yang terbaik, kita bantu KPK dari sini saja," timpal Harris.

***

ANAK BUAH ARJUN (3)

Steven: Yanuar, ada info terbaru tidak tentang keluarga Mahatma?

Yanuar : Mereka hanya menyuruh saya supaya jaga rumah dan pantau aktivitas Xenon dan kawan-kawan.

Surya : Ingat tujuan kita, kita harus balas dendam ke keluarga Mahatma dengan cara bantu Xenon menghancurkan mereka. Panti asuhan itu benar-benar membuat banyak orang hancur, termasuk kamu.

Dahulu, pada saat Yanuar lahir ke dunia, orang tua Yanuar menitipkan dirinya ke panti asuhan karena mereka tak mau bertanggung jawab mengingat Yanuar adalah anak di luar nikah. Keputusan itu dianggap sebagai jalan tengah dari perseteruan mereka.

Di sana Yanuar disiksa, dicambuk apabila tak mematuhi ucapan orang di panti asuhan. Namun, akhirnya ia berhasil kabur melalui sela-sela pagar. Mulai saat itu lah Yanuar mempunyai dendam kepada keluarga Mahatma.

Wajahnya tentu saja berbeda dengan yang dulu, makanya keluarga itu tak mengenali Yanuar.

Yanuar : Tenang, saya akan bermuka dua terus di depan mereka.

***

Kepulan asap rokok membumbung di ruang tamu. Kini Xenon, Harris dan Arjun tengah berkumpul guna membahas rencana mereka selanjutnya untuk menghancurkan keluarga Mahatma, sedangkan Adena dan Donna diam di kamar mereka.

"Saya perhatikan, anak buahmu tak pernah kelihatan akhir-akhir ini," ucap Xenon pada Arjun.

"Mereka diam-diam bantu kita, saya akhir-akhir ini pantau terus ponsel mereka dan ternyata Yanuar ikutan bantu. Dia pura-pura pro ke pihak Jeffrey, padahal aslinya tidak," jelas Arjun.

Xenon menghembuskan asap rokoknya, ia terkekeh sinis. "Licik juga dia."

"Bukan licik, tapi cerdas," koreksi Harris.

"Tapi, kita harus hati-hati juga sama mereka, siapa tahu dia bantu kita cuma mau ambil keuntungan dari kita," ucap Xenon.

"Simbiosis mutualisme sajalah. Mereka memanfaatkan kita, kita memanfaatkan mereka guna cari info tentang keluarga Mahatma," ujar Harris.

Xenon mengangguk setuju. "Benar juga."

***

From : Anonymous
To : xenonivander@jimail.com

Sudah berapa kali saya bilang, semakin kamu ingin menghancurkan keluarga Mahatma, semakin dekat peluang kamu menyusul orang tuamu ke neraka. Hal ini bisa membuat Adena marah dan benci sama kamu, saya jamin itu.

Xenon hanya menatap remeh email dari anonymous sialan itu. Ia duga email itu berasal dari keluarga Mahatma, buktinya anonymous itu membela keluarga Mahatma, bahkan sampai mengancam Xenon.

"Kamu yang harusnya mati, Sialan. Sedang jadi buronan sampai ketar-ketir masih sempat mengancam orang," umpat Xenon.

🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥

Wkwkwk tau makin ga jelas alurnya, tapi nanti keknya bakal jelas, moga yaa xiixi

Ini bahasanya udh aku revisi biar ga kayak anak ABG shayyy xixixix

Tbc❤️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top