Position [ NejiSaku ]
Suara dentingan pemanggang roti, suara air yang mengucur dan diaduk menguar aroma menggoda penciuman. Dan senandung suara dari belahan bibir merah muda membuat pagi hari indah mengalahkan sapaan kicauan burung setiap hari yang menyapa.
Netra mutiara menatap intens sosok yang sejak tadi menjadi objeknya. Tubuh semampainya yang hanya terbungkus kemeja putih kebesaran --miliknya--, memperlihatkan kaki jenjangnya yang memutar membuat gerakan menari. Rambut merah muda yang tergelung memperlihatkan leher indahnya. Membuat pagi ini begitu sempurna menyambut kehidupannya.
Dan Hyuga Neji tidak tahan untuk melangkah mendekat dan melingkarkan kedua lengannya pada tubuh yang ia rindukan.
"Aku merindukanmu." Embusan napas berat keluar disela dekapannya pada tubuh dalam kekuasaannya. Menempelkan bibirnya pada leher, menghirup dalam aroma yang menjadi candunya dan mengecupnya.
"Ugh, O-ohayō Neji-kun." Gadis dalam dekapannya berujar dengan suara tertahan karena tindakan yang dilakukan pria itu saat ini.
Gadis itu berusaha melepaskan tangan yang mengurungnya namun sepertinya sia-sia, karena detik berikutnya kedua tangan itu memutarnya dan kembali memeluknya.
Pearl dan zamrud bertemu pandang, menatap dalam tatapan yang membuncah. Perasaan berdebar dan tergoda saat saling menyelami pada tatapan masing-masing.
Pemandangan pagi yang kini menjadi bagian kehidupannya nyatanya bukan khayalan, ini nyata.
Bagaimana sosok wanita yang sudah menguasai hatinya kini hidup bersama dengannya, untuk selamanya.
"Ohayō."Suara berat Neji membalas sapaannya. Satu tangannya naik, menyentuh sisi wajah cantik yang tidak henti-hentinya ingin selalu dipandanginya. Ia menyentuh dari alis, sudut mata, pipi dan berakhir pada sudut bibir yang hanya dengan menyentuhnya saja membuat darahnya terasa berdesir.
Netra zamrud itu terpejam merasakan sentuhan-sentuhan intens pada wajahnya. Ia menyukainya.
Bagaimana tubuhnya seakan bergejolak saat jemari-jemari itu menjelajahi kulitnya. Napasnya memberat saat napas panas menerpa wajahnya dan sentuhan memabukkan itu menyentuh sisi wajahnya, menciumnya. Tidak menjauh, bibir itu perlahan turun dan menyentuh bibirnya membuatnya membuka matanya perlahan.
Pandangan mereka kembali bertemu.
Tatapan itu membuatnya melemah, sentuhan memabukkan itu membuatnya tidak berdaya.
"je t'aime." Bisikan pengakuan disela kecupan membuat gadis itu merasa melayang. Bagaimana semua ia rasakan dan dapatkan dari sosok yang sudah menguasai hatinya ini.
Gadis itu tersenyum dan menariknya kembali pada ciuman panjang.
Ini sudah benar.
Seharusnya ia tidak ragu, karena Neji pun mempunyai perasaan untuknya begitupun sebaliknya.
Neji...
Hyuga Neji.
Nama yang terus ia ulang dalam setiap embusan napasnya.
Merasa ini benar, sejak awal. Neji semakin menarik gadis itu untuk terus dalam ciuman.
Ini gila dan sangat memabukkan.
Tubuh mereka berputar dengan bibir yang masih saling bertaut, seolah sumber kehidupan akan berakhir jika terlepas. Neji mengangkat tubuh gadis itu dan meletakkannya pada meja pantry dan menekannya tanpa melepaskan tautannya. Jari jemarinya turun menyentuh pundak dan melepaskan kancing-kancingnya.
Tautan mereka terlepas, ah Neji yang melepas dan ganti menyusuri leher indah yang menjadi candunya. Putih, harum membuatnya gila jika sehari saja tidak menghirupnya. Ciuman-ciuman ia berikan setiap bibirnya menjelajah, dan kini semakin turun pada collarbone.
Gadis itu hanya mengerang saat bibir yang selalu dirindukannya itu menari disetiap kulitnya. Memberikan rangsangan-rangsangan yang membuatnya ingin meledak dan menggila.
Dan lagi, napasnya memburu saat kemeja yang dipakainya kini perlahan turun memperlihatkan pundaknya yang putih bersih. Napasnya tercekat saat bibir itu pun menelusuri, mengecupinya seirama dengan kain itu yang perlahan terlepas dari tubuhnya.
Ini gila.
Ia sangat mencintainya dan....
"Neji-kun." Satu nama yang terus ia sebut dalam setiap embusan napasnya.
....ia menginginkannya.
"Sakura."
"Sakura...."
"SAKURA!!!"
.
.
Sakura mengerjakan matanya saat suara melengking itu langsung menembus telinganya dan menyeretnya kembali pada dunia nyata. Ia menoleh dan melihat sekeliling yang ternyata sedang berada di ruangan meeting, bersama Ino.
"Kenapa aku disini?" Satu pertanyaan yang ia berikan setelah sadar dimana ia berada dan satu dorongan di jidatnya ia dapat dari Ino.
"Sejam kita meeting tapi nyawamu kemana... Astaga!" Ino memekik kesal namun juga ingin mentertawainya.
Kesal karena Sakura tidak sama sekali memperhatikan rapat mingguan setelah ia mempersentasikan bagiannya. Dan ia ingin tertawa jika ingat betapa idiotnya sahabatnya ini yang terus tersenyum menatap memuja pada atasannya itu.
"Aku?" Sakura menunjuk dirinya tidak mengerti. Seingatnya ia tadi sedang bersama Neji, menikmati pagi yang panas dan...
"Kau sempat-sempatnya mengkhayal mesum saat rapat astaga!" Ino menggeleng tak percaya namun ia tertawa melihat wajah sakura yang memerah padam. Sudah bukan rahasia lagi untuknya jika sahabatnya ini tergila-gila pada atasannya. Tapi bisa-bisanya Sakura berkhayal itu saat keadaan seperti saat ini, meeting yang pastinya bukan hanya ada dia dan atasannya saja.
"B-bukan begitu..." Sakura berusaha menyangkal walau ia tau sia-sia karena Ino sangat tau tentang dirinya dan tau tentang perasaannya pada atasannya itu. Tapi mau bagaimana lagi, setiap melihatnya membuatnya menggila pun tak peduli tempat.
"Sudahlah aku tau diri kok Ino." Sakura menekukkan wajahnya, menunjukan kesedihan saat tau posisi nya yang bukan siapa-siapa. Ia membereskan berkas dan bangkit.
"Kau menyerah?" Ino melihat kesedihan di mata itu. Sudah dua tahun lebih Sakura memuja Hyuga Neji dalam diam dan hari ini, untuk pertama kalinya suara putus asa keluar dari Sakura.
Sakura mengangkat bahu namun mengangguk membuat Ino kebingungan.
"Apa kau menyerah karena gosip itu?"
Pertanyaan Ino membuat gerakan Sakura yang akan berbalik pergi terhenti dan berbalik menatap Ino dengan senyuman pahit. Tidak memungkiri jika gosip tentang Neji yang memiliki tunangan membuatnya sakit tapi kenyataan juga membuatnya harus segera sadar diri dan merelakan, melepaskan perasaanya ini.
"Entah dan aku tau diri karena... untukku mendapatkannya itu tidak mungkin." Sakura tertawa namun setitik liquid bening turun dari pelupuk matanya membuat Ino tidak tega. Ia pun bangkit dan memeluk Sakura, menenangkan.
"Semua akan baik-baik saja." Ino berusaha menenangkan sahabatnya itu. Cinta memang membuat buta kan? Banyak pria yang mengajak atau menyatakan perasaannya pada Sakura tapi hati sahabatnya ini sangat kuat akan cintanya untuk sang atasan.
"Aku mencintainya, Ino... sangat."
.
.
Sakura berjalan gontai dengan pandangan yang menunduk. Ino sudah pulang sejak berjam-jam yang lalu dan ia kini sendiri --karena pikirannya yang terus terganggu-- membuatnya harus lembur. Ya lembur karena berkas-berkas yang harus diserahkan besok dan ia tidak kunjung selesai hingga jam kerja usai dan berakibat ia yang menambah jam kerjanya.
'Terkutuk kau patah hati sialan!'batin Sakura merutuki keadaannya sendiri.
Ia berjalan menuju lift masih dengan jiwa raganya yang lelah tidak bersemangat seperti biasanya. Hingga ia masuk pada lift yang terbuka, tanpa tau jika itu bukan lift untuk karyawan.
Helaan nafas berat terus keluar dari bibirnya. Tubuhnya terasa lelah, ah perasaannya juga. Mencintai dalam diam memang menyiksa tanpa bisa berbuat banyak apalagi untuk berjuang saja sepertinya ia sudah tau jika patah hati akan dirasakannya.
"Aku ingin melupakannya," ia bergumam dan meraih ponselnya, membuka satu galeri penuh dengan foto pria itu yang ia ambil secara diam-diam.
"Tapi aku mencintainya." Lirih dan tertawa pelan. Ia tertawa namun terdengar menyedihkan membuat seseorang yang sejak tadi berada di belakangnya menghembuskan napas berat.
"Aku juga mencintaimu."
Sakura termangu karena suara seseorang seolah menyahuti ucapannya. Ia mengangkat wajahnya perlahan. Kedua netra zamrud-nya membulat saat pada pantulan di depannya memperlihatkan siapa yang kini berada di belakangnya.
Mati aku!
Kenapa dia bisa berada di lift karyawan?
Pertanyaan-pertanyaan terus tercecar dalam hatinya saat Sakura melihat sosok itu yang berada satu lift bersamanya.
"H-Hyuga-sama... Kenapa anda berada di sini?" Suara Sakura tercekat karena betapa ia gugup saat ini. Biasanya ia akan bahagia dan melompat saat melihat atau menatap pria ini, tapi tidak pernah terbayangkan sedikitpun jika ia akan terjebak dalam situasi seperti ini.
Hyuga Neji menatapnya datar dan melangkah maju, mendekat.
Sakura merasa situasi berbahaya dan alarm Dewi cintanya berbunyi nyaring. Ia sudah berjanji akan melupakan pria ini tapi jika ia di pecat, ia belum siap karena masih ingin menabung untuk berlibur menyenangkan hatinya yang patah hati.
Sakura mundur hingga tubuhnya kini menyetuh dinding lift. Napasnya seakan terhenti saat pria pujaannya ini semakin dekat dan kini tubuh nya hanya berjarak satu jengkal dari tubuhnya.
"H-Hyuga-sama..." Nyawa Sakura seperti terlepas saat ini. Bagaimana tidak? Jari pria yang terus memenuhi pikirannya ini kini menyentuh rambutnya, bergerak menelusuri dan menyelipkannya pada telinganya.
"Neji-kun." Suara berat pria itu membuat Sakura mengangkat wajahnya hingga tatapan mereka bertemu.
Ia tidak mengerti, apa ini hanya khayalannya lagi?
"Panggil aku seperti itu... lagi." Ujarnya dengan suara berat dan kini wajahnya mendekat membuat Sakura kembali menahan napasnya.
Hidung pria ah Hyuga Neji menyentuh sisi wajahnya, perlahan turun dengan gerakan lambat namun berakibat dengan efek yang sangat besar untuk Sakura.
Sakura memejamkan matanya saat hidung itu semakin turun dan kini menyusuri lehernya, seperti yang selalu ia khayalkan.
Apa ini nyata?!
Bunyi dentingan lift menandakan jika ia sudah sampai pada loby membuat Neji menjauh dan Sakura kembali tersadar.
Pandangan mereka kembali bertemu.
Napas mereka sama-sama terengah dengan wajah yang memerah.
Sakura mengerjapkan matanya saat sadar jika ia masih terdiam dalam lift.
"Maaf Hyuga--"
"Neji."
"Eh..."
Neji tersenyum. Untuk pertama kalinya Sakura melihat senyuman itu, untuknya.
"Ayo pulang."
Dan Sakura hampir saja pingsan jika saja Neji tidak menariknya dan memeluknya.
Ia masih berpikir ini hanya khayalannya dan apa yang dilakukan Neji saat ini membuatnya menyadari jika ini adalah nyata, bukan imajinasinya saja.
Apa ia bisa kembali maju untuk perasaanya?
Hyuga Neji menenggelamkan wajahnya pada leher gadis yang sudah lama menguasai hatinya secara diam-diam. Bagaimana ia bahagia saat mendengar jika Sakura pun memiliki perasaan yang sama dengannya.
"Sakura," Neji mencium leher gadis dalam dekapan nya dengan lembut. "Aku mencintaimu."
Dan kepalanya sudah pusing karena masih tidak percaya dimana ia terjebak sekarang. Dunia khayalannya atau dunia nyata yang kemungkinannya saja sangatlah mustahil.
Tapi....
"Aku benar-benar bisa gila jika melepasmu."
Ini nyata.
Sakura tersenyum dan membalas pelukan pujaan hatinya itu dengan kedua tangannya yang mengerat.
"Apa ini nyata... Aku sangat mencintaimu Neji-kun."
"Hn."
Omake
"Sudahlah aku tau diri kok Ino."
Suara dari ruangan yang akan di tujunya membuat langkahnya terhenti di balik pintu. Ia yang ingin mengambil sesuatu yang tertinggal tidak menyangka jika masih ada orang di sana.
Tapi suara itu ia sangat mengenalinya.
"Kau menyerah?"
Mendengar pertanyaan itu membuatnya semakin ingin mendengar pembicaraan itu.
Ia ingin mengetahuinya.
Dari gadis yang ia tahu memiliki perasaan untuknya, sejak lama.
"Apa kau menyerah karena gosip itu?"
Gosip?
Apa itu yang membuat gadis yang selalu menatapnya dengan mata berbinar dan membuatnya jatuh cinta itu percaya dengan hal bodoh yang tidak benar?
"Entah dan aku tau diri karena... untukku mendapatkannya itu tidak mungkin."
Apa itu suara putus asa dari gadis yang diam-diam selalu ia pandangi? Kenapa dia berkata seolah-olah jika ia tidak berhak atas perasaanya?
"Semua akan baik-baik saja."
Tidak.
Ia tidak bisa melepaskannya dan sekarang adalah untuknya yang maju untuk membuktikan dan meyakinkannya.
"Aku mencintainya, Ino... sangat."
"Baka!" Bibirnya tertarik keatas membentuk lengkungan tipis memperlihatkan senyumannya. Ia berbalik pergi meninggalkan ruangannya yang tadi menjadi tujuannya.
"Jangan mundur karena aku juga mencintaimu Haruno Sakura."
E N D
Hari ini, melintas gtu aja NejiSaku dan sejam jadi 😂 astaga aku 👉👈
Maaf Saskey jgn marah2 ya. Pinjem bentar.
Haiii.. haiii buat semuanya.. terimakasih yang sudah mampir cerita gaje ini.
Ckrg, 12 nov 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top