Because Of You : 3 [SasuSaku]
🌼🌼🌼🌼🌼
"Hari ini libur?" Sasuke mengambil alih handuk kecil dan menggosok rambut Sakura yang basah dengan telaten. Hal-hal yang belum pernah ia lakukan nyatanya ia lakukan bersama Sakura sekarang. Menikmati hari dengan makan bersama, menonton dan hal lainnya yang tentu saja membuatnya merasakan kebahagian. Selama ia mencintai Matsuri yang ada ia hanya akan menemani gadis itu dan ia yang berusaha melakukan apapun untuk Matsuri. Tapi berbeda untuk saat ini, Sakura selalu menemaninya begitupun sebaliknya dan ia merasa jika hubungan ini saling melengkapi. Memikirkan perasaannya untuk Sakura selalu membuat Sasuke tersenyum, seperti saat ini. Pria yang awalnya bingung akan tindakan dan ucapannya nyatanya mulai merasakan jika ia membutuhkan Sakura di kehidupan nya ini.
Hari ini hari minggu dan Sasuke langsung menghampiri Sakura setelah kekasihnya ini mengabarinya jika ia mendapat jatah libur juga karena biasanya untuk akhir pekan Sakura selalu masuk dimana cafe sedang ramai-ramai nya.
Sakura tersenyum akan apa yang dilakukan Sasuke. Tindakan seperti ini saja membuatnya semakin berdebar tidak terkendali. Sudah sebulan semenjak malam dimana pada akhirnya ia menyerah dan menyetujui ajakan Sasuke. Jujur saja Sasuke sangat amat perhatian dan jika di ibaratkan pria itu seperti Pacar impian. Tapi Sakura terlalu malu untuk mengatakan apalagi bertindak lebih untuk mengapresiasikan perasaannya sekarang. Hatinya sudah terisi oleh Sasuke dan ia bersyukur takdir aneh ini membawa pria baik untuknya karena semakin hari perasaannya semakin membaik dan rasa ketakutannya akan hal itu mulai mengkikis karena kehadiran Sasuke.
"Sasuke-kun." Sakura menarik lengan Sasuke yang berada di atas kepalanya -yang sedang menggosok rambut basahnya- dan membawanya pada genggaman tangan kecilnya. Di tatapnya mata kelam yang kini juga menatapnya. Mereka duduk bersebelahan di sofa dan entah sejak kapan wajah mereka kini semakin mendekat hingga dari masing-masing diri bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.
Tangan Sakura terangkat dan mengelus kedua sisi wajah Sasuke dan memandanginya tanpa melewati celah satu incipun. Perasaan hangat, bahagia ia rasakan atas kehadiran Sasuke dan Sakura sangat bersyukur akan hal itu.
"Kau semakin menarik ku untuk masuk dalam kehidupanmu," Sakura tersenyum kecil dan kembali berujar tanpa melepaskan tatapan mereka satu sama lain. "Saat aku benar-benar mencintaimu jangan pernah tinggalkan aku, berjanjilah." lirih Sakura yang tentu saja mendapat balasan dari Sasuke yang meraih tangan Sakura dan dikecup nya kemudian.
"I'm promise."ucapnya sungguh-sungguh dan berakhir dengan menarik tengkuk Sakura kemudian menciumnya dengan lembut.
Sasuke tidak berbohong dan itu adalah janjinya kepada wanita yang kini resmi menjadi kekasihnya. Ia sendiri tahu alasan kenapa kata itu selalu diucapkan Sakura hingga kekasihnya ini benar-benar takut di tinggal sendirian. Tidak, tidak! Sasuke sudah berjanji dan tidak akan membuat Sakura sendirian apalagi meninggalkan kekasihnya begitu saja, tidak akan. Apalagi mengingat malam itu, dimana ia menemukan nya dalam keadaan seperti itu dan entah apa yang akan terjadi jika ia tidak ada pada saat itu dan Sasuke bersyukur jika hari itu ia melewati jalanan itu meskpiun ia sedang terkena sial gara-gara Naruto.
"Sasuke-kun." Napas keduanya tersenggal setelah melepas kan diri. Tatapan keduanya saling memandang penuh dengan kilatan kebahagiaan yang tercipta disana.
Sakura tersenyum dan seperti virus senyuman itu merambat pada Sasuke yang juga ikut tersenyum. Ada gejolak kebahagiaan dalam diri mereka dan perasaan yang awalnya hanya mencoba kini semakin terisi.
"Tetaplah disisiku dan percaya padaku." Sasuke tidak tau entah kenapa ia ingin sekali mengatakan hal itu. Ada satu sisi dalam dirinya merasa takut dan ingin Sakura selalu percaya kepadanya.
"Hm, aku janji." Sakura tersenyum dan bibir mereka hendak kembali bertemu namun tertahan karena suara bell terdengar.
Sasuke mendengus dan merapihkan tampilannya. Rasa kesal dirasakannya saat ini yang tentu saja karena merasa terganggu harinya dengan Sakura. Padahal setiap hari ia menghabiskan waktu bersama namun kali ini seperti berbeda karena seharian ini ingin menjadikannya hari ia dan sakura saja tanpa pengganggu.
"Sepertinya pesanan makananku." Sakura berdiri dan tersenyum pada kekasihnya yang menatapnya penuh tanya. "Sebelum kau datang aku sudah memesan dan kita sarapan bersama saja, ya?!"
"Ini hampir siang babe." Sasuke menghela napas pelan, mengingatkan waktu pada kekasihnya yang kini hanya tertawa kecil.
"Tidak apa kalau kau sudah kenyang, aku akan berikan pada orang lain saja." Sakura beranjak untuk membuka pintu mengabaikan Sasuke yang menatapnya dengan alis saling bertaut
"Dasar wanita."
.
.
"Indahnya!"
Sakura berlari menghampiri tepian ombak yang terus menderu indah dalam pandangan dan pendengaran nya. Langit biru cerah dengan lautan biru yang membentang indah membuat matanya tidak lepas dari rasa takjub. Kakinya terasa tergelitik karena sapuan ombak yang terus menyentuh kakinya dan ia merasa senang, sangat.
"Sasuke-kun, kemari!" Sakura berseru dan menyuruh Sasuke mendekat kepadanya. Sejak tiba tadi, Sasuke hanya berjalan pelan dan berdiri di atas sana. Entah apa yang sedang dipikirkan prianya, yang jelas Sakura merasa bahagia setiap hari dan waktu yang terus mereka nikmati bersama.
Sasuke? Sejak tadi hanya memperhatikan kekasihnya yang begitu senang dengan tempat ini. Melihat Sakura yang antusias dan bahagia membuat Sasuke pun ikut merasakan kebahagiaan. Sebagai kekasih tentu saja selalu ingin melihat kekasihnya bahagia bersamanya dan apa yang ia berikan untuk nya.
"Kau suka?" Sasuke menarik Sakura kedalam pelukannya dan menaruh kepalanya bersandar pada bahu sang kekasih. Ia merasa Sakura membutuhkannya begitupun dirinya yang membutuhkan Sakura. Perasaannya semakin menguat setelah apa yang mereka lewati bersama hingga sekarang.
"Ya, terimakasih banyak." Sakura tersenyum, membalas pelukan Sasuke dengan tangannya mengelus punggung dan surai kekasih yang betengger dibahunya.
"Terima kasih sudah hadir untukku." bisik Sakura yang nyata nya masih bisa di dengar Sasuke.
Bibir Sasuke yang semula akan berucap kembali merapat saat tidak jauh dari tempatnya berada ia melihat sahabat yang pernah menjadi special di hatinya terlihat sedang berada dalam pelukan tunangannya itu.
Terdiamnya Sasuke nyatanya membuat Sakura pun bertanya ada apa saat melihat raut wajah Sasuke yang terlihat khawatir. Ingin tau apa yang menjadi objek pandangan sang kekasih, Sakura memutar tubuhnya dan tubunya pun menegang saat tau apa yang menjadi perhatian Sasuke. Satu sisi ia merasa tercubit melihat pandangan Sasuke akan apa yang terjadi di depan sana dan satu hal lagi yang membuatnya memundurkan satu langkahnya namun tertahan karena cekalan pada pergelang tangannya oleh Sasuke.
"Tetaplah disisiku!" Sasuke dengan segera menghentikan pergerakan Sakura yang akan mudur dari sisinya dan ia tidak ingin karena jika Sakura mundur sama saja kekasih nya itu ragu akan janji yang telah di ucapkannya dan ia tidak ingin Sakura berpikir seperti itu.
Sakura terdiam dengan perasaannya yang tidak menentu karena sesuatu yang kembali muncul dari masa lalunya. Ucapan Sasuke seolah menegaskan atas apa yang sempat dipikirkannya tentang masa lalu Sasuke dan janji yang pernah dia ucapkan. Jika hatinya masih tersimpan sosok wanita itu maka ia akan mundur sebelum ia semakin terluka. Jujur saja saat ini pun ia sedih saat melihat tatapan Sasuke pada wanita itu tapi mengingat janji dan ucapan Sasuke akhirnya ia tidak melangkah mundur dari sisi Sasuke. Ya, ia dan Sasuke saling mencoba untuk membuka hati dan ia sudah berjanji akan mulai memberikan kepercayaan untuknya.
"Hm, aku percaya padamu." jawaban Sakura sekaligus memberikan pernyataan untuk kekasihnya itu jika ia menaruh segalanya pada janji Sasuke padanya.
Netra hijau itu menatap penuh keyakinan dan Sasuke yang merasa lega akan hal itu. Tidak, ia sudah berjanji dan apa yang membuatnya terkejut hanya sosok sahabatnya, sedang menangis. Dulu ia akan menenangkan namun kali ini, saat melihat Matsuri menangis yang ia takutkan hanya Sakura yang pergi dari sisinya, ia takut.
"Setengah jam lagi, tunggulah." Sasuke membalikan tubuh Sakura untuk menghadap lautan sana sedangkan ia berdiri tepat di belakang Sakura. Seulas senyum tercipta saat melihat pemandangan yang mulai berubah jingga. Deburan ombak menyapu kaki mereka dan suasana nyaman sangat dirasakannya apalagi saat ia memeluk kekasihnya dan kembali bersandar pada bahu mungil yang menjadi favorit nya.
"Je t'aime."ucap Sasuke nyaris seperti bisikan lembut yang menenangkan tapi tidak dengan jantung Sakura yang berdebar lebih cepat. Untuk pertama kalinya kata itu diucapkan Sasuke. Namun entah kenapa bibirnya kelu untuk menjawab saat jawaban pasti sudah untuk hal itu. Entah kenapa perasaanya takut untuk menjawabnya.
"Terimakasih." hanya itu yang Sakura ucapkan untuk ucapan Sasuke. Bibirnya seperti terkunci dengan perasaan takut. Namun Sakura membalas dengan menggenggam tangan Sasuke yang berada melingkari perutnya. Mungkin suatu saat dan seiring berjalannya waktu ia bisa mengatakan semuanya, tentangnya.
Mendapat respon seperti itu, tak lantas membuat Sasuke marah ataupun kecewa. Ya meskipun ia ingin tau bagaimana perasaan sakura setelah mereka menghabiskan waktu berasama-sama selama ini, apakah kekasihnya ini bahagia atau sebaliknya. Tapi saat tangan kecilnya menggenggamnya, seperti sesuatu meyakinkan nya untuk waktu dan menunggu. Ya, menunggu karena ia yakin jika Sakura membutuhkan waktu untuk ini semua. Maka, dengan mencium pipi Sakura ia lakukan sebagai jawaban atas ucapan Sakura.
.
.
Sakura berusaha bersikap biasa saja saat ini dimana musik romatis, makanan dan sebotol wine tersaji untuk di nikmati. Pelayan yang seharusnya berdiri dengan sebotol wine menemani mereka, menunggu kosong dan kembali menuangkan telah pergi karena Sasuke tidak nyaman saat ada orang lain dekat mereka meskipun itu nyatanya hanya pelayan. Seharusnya ia baik-baik saja, ya, tapi pada kenyataannya ia benci saat seperti ini. Dimana ia yang seharusnya HANYA dengan Sasuke kini bergabung dengan sahabat Sasuke yang tentu saja bersama tunangannya yang sejak tadi berusaha ia hindari terutama tatapan mata itu.
Sakura berdo'a semoga saat ini ia bisa menjadi aktris drama yang hebat untuk melewati malam sialan ini. Sial karena Sasuke yang terlihat asik berbincang dengan Matsuri yang membuatnya tidak nyaman dan ingin pergi saat ini juga. Namun tatapan dari sepasang mata yang sejak tadi mengawasinya membuatnya tidak nyaman dan tentu saja ia berusaha menghiraukannya.
"Sepertinya anda tidak nyaman Sakura-san?!"
Pertanyaan atau pernyataan dari tunangan Matsuri membuat perhatian Sakura teralih dan menatap pria di depannya dengan tatapan sebaik mungkin seperti pelakon drama.
"Ah, tidak aku baik-baik saja." Sakura menyanggahnya dan tersenyum tipis guna meyakinkan semuanya termasuk Sasuke yang menatapnya cemas.
"Kau yakin?" Sasuke menatap makanan yang tidak atau belum tersentuh dan kembali menatap Sakura cemas. Tangannya terangkat dan merapihkan helaian merah muda sang kekasih.
"Aku baik-baik saja sungguh."
"Sasuke tidak akan membiarkan wanita dalam kesusahan, dulu juga dia sangat perhatian kepadaku."tiba-tiba Matsuri bercerita tentang masa lalu nya dengan Sasuke saat melihat kecemasan Sasuke yang sangat terlihat dan itu pernah dia rasakan dulu.
"Wanita tidak nyaman jika di abaikan," Shisui berbicara dengan tenang dan mengambil botol wine dan dituangkan pada gelasnya dan juga milik Sakura yang sudah kosong. "Sepertinya kalian terlalu asik sampai melupakan kekasihmu, eh."
Ada nada mengejek atau hanya perasaan Sasuke saja saat Shisui berbicara barusan.
"Benarkah?" Matsuri tampak terkejut saat mendengar penuturan Shisui. Mungkin ia yang terlalu antusias baru bertemu lagi dengan Sasuke setelah sekian lama setelah pertunangannya. "Maafkan aku Shisui-kun, Sakura-san."
Mendapat tatapan bersalah Matsuri membuat Sakura merasa tidak enak dan justru ia seolah mengacaukan suasana saat ini.
"T-tidak aku tak apa, sungguh." Sakura tertawa kecil dan mengambil gelasnya dan meminumnya, mengalihkan kegugupannya.
Matsuri pun terkekeh dan mengambil gelas dan di angkatnya tinggi. "Maaf jika berbicara tentang dulu karena sejak pertunangan ku, baru bertemu lagi dengan Sasuke-kun." Matsuri meminum setelah mereka bersulang dan tersenyum kecut saat melihat bagaimana Sasuke yang terlihat perhatian kepada Sakura dan ia seperti merindukan perlakuan itu seperti dulu lagi.
"Sakura-san." Matsuri kembali memulai pembicaraan membuat semua teralih kecuali Shisui yang tenang dengan tatapannya yang terus memandang Sakura dari pantulan bayangan gelas yang dipegangnya.
"Hm?" Sakura bergumam dan entah kenapa ia semakin tidak nyaman di tempat ini. Di liriknya Sasuke yang juga terlihat santai dengan memutar-mutar gelas yang digenggamanya.
"Aku tidak ingin kau salah paham dengan ku dan Sasuke-kun,"Tersenyum,Matsuri melirik Sasuke yang kini merespon ucapan yang bahkan belum dimulainya dengan dengusan kecil. Matsuri tertawa kecil dan melanjutkan ucapannya, "kami bersahabat dan setiap orang yang melihat pasti mengira kami pacaran namun pada kenyataannya tidak seperti itu."
Matsuri terus berbicara tentangnya dan juga Sasuke seolah itu adalah dongeng terindah untuk di dengar namun tidak bagi Sakura yang terlihat jengah dengan situasi ini. Sasuke bukan tidak tahu tapi Matsuri tidak memperdulikan ucapan Sasuke yang menyuruhnya untuk tidak berbicara tentang mereka lagi. Gadis itu pun seolah tidak memperdulikan sang tunangan yang terlihat menghela napas berkali-kali karena kelakuan nya itu.
"Aku pun dulu sangat dekat dengan seseorang yang ceritanya sangat berbeda denganmu," Shisui kini angkat berbicara setelah sejak tadi terdiam menikmati apa yang ia lakukan, memandangi wajah Sakura dengan puas. Ia paham apa yang dilakukan Matsuri adalah untuk dirinya dengan terus bercerita tentang kisahnya dan Sasuke seolah tidak peduli dengan keberadaan Sakura saat ini. Matsuri sosok yang selalu ingin di perhatikan sangat berbeda dengan seseorang di masa lalu nya yang akan mengomelinya jika terlalu memperhatikan nya.
"Dia sosok yang kuat dan ceria tidak peduli dia sedang bersedih pun dia akan selalu membawakan aura positif yang akan membuatku, siapapun merasa takjub padanya."Shisui melirik Sakura sekilas dan tersenyum saat kedua orang lainnya terlihat ingin tahu akan perkataan nya selanjutnya. Dengan senyuman kecil yang ia pampang, Shisui kembali bercerita. "Yang aku tau dia benci saat hujan dan berada dalam kegelapan karena itu membuatnya takut hingga membuat tubuhnya bergetar. Sekarang dia menghilang dan menurut kalian apa aku bisa bertemu kembali dengannya?" cerita panjang lebar Shisui tak lantas membuat semuanya senang, tentu saja. Sasuke yang kesal karena bagaimana pun Matsuri pernah menjadi bagian di kehidupannya dan tak menyangka jika tunangan nya itu akan bercerita tentang masa lalu sialan itu tanpa rasa besalah. Siapa pun orang yang dia ceritakan ia benci itu karena kini di depannya, Matsuri sudah terlihat marah dan akan menangis.
"S-sepertinya aku harus pergi, aku duluan." Matsuri pamit dan berlalu pergi meninggalkan ketiga orang dalam ketegangan.
"Kau... kejar dia!"
Sasuke bersumpah tidak akan memberikan maaf kepada pria brengsek yang ternyata hanya mempermainkan sahabatnya. Persetan dengan semuanya dan sekarang ia yakin jika Matsuri belakangan ini memintanya bertemu mungkin untuk semua ini, tentang hubungan mereka.
Shisui bangkit. Sekilas ia melirik Sakura yang menundukan wajahnya kemudian tatapannya beralih kepada Sasuke yang menatapnya murka.
"Kenapa kau marah? Di sini ada kekasihmu!" Shisui tertawa hambar. Bagi Sasuke seolah sedang mentertawainya sedangkan Sakura tau jika tawa itu adalah tawa luka yang jelas ia rasakan.
"Bukan urusanmu." Sasuke mendesis dengan kedua tangannya yang mengepal siap untuk melayangkan nya kemanapun ia mau namun tertahan saat melihat Sakura yang terus menunduk dengan kedua tangan saling menggenggam erat. Menghela napas, Sasuke mensejajarkan diri dengan Sakura yang masih teruduk dengan menundukan wajahnya. Satu tangan terangkat mengelus surai kekasihnya dan berujar.
"Kau tunggu aku disini, aku akan segera kembali, hm?"
Sakura tidak menjawab, dia hanya mendongak dan menatap Sasuke dalam diam tanpa satu katapun yang terucap darinya.
"Ikut aku!" Sasuke Menyuruh Shisui keluar bersamanya untuk menyelesaikan semua ini namun Shisui masih terkekeh pelan dan menoleh menatap Sakura sebentar kemudian berganti menatap Sasuke dengan tatapan datar.
"Kau harus ingat hingga detik ini orang itu yang aku cint--"
"haiss, brengsek!" Sasuke menarik Shisui keluar sebelum amarahnya meledak di dalam. Dan Sasuke melupakan akan janjinya untuk tidak membiarkan Sakura sendirian apalagi dengan keadaan seperti ini. Meninggalkan Sakura yang kini menghela napas panjang dengan tubuh yang bergetar.
"Aku...siapa?" Ia pun tertawa, mentertawai dirinya yang menyedihkan.
"Seharusnya kau tidak berusaha mendobrak pintu hatiku jika tidak bisa memperbaikinya, Sasuke-kun."
.
.
.
Hujan turun saat ini dan sialnya Sasuke tidak menemukan Sakura di tempat yang ia minta untuk menunggunya tadi. Kesalahannya meninggalkan Sakura karena emosi semata. Tidak, ia tidak menemui Matsuri karena setelah di luar, jauh dari restoran ia hanya memukul Shisui untuk meminta kejelasannya akan semua yang terjadi. Ia kira Shisui mencintai Matsuri seperti Matsuri mencintainya hingga ia merelakannya tapi yang ada ucapan pria itu membuatnya semakin marah.
"Jika kau tidak mencintainya kenapa kau mau sialan!"Sasuke berteriak marah mencengkram kerah kemeja yang dipakai pria itu dan tatapan tajamnya sungguh mengerikan. Ada berbagai emosi di sana dan Shisui dengan jelas dapat membacanya.
"Kenapa kau marah?" Shisui berdecih kemudian mengusap sudut bibirnya yang sedikit luka. "Bukan kah kau sudah memiliki kekasih dan kau masih memikirkan perempuan lain?" Shisui semakin mentertawai Sasuke mendapati respon pria itu yang terlihat terkejut.
"Dia sahabatku."
"Sahabat yang mencintainya, eh?" Shisui mengenyahkan kedua tangan Sasuke yang masih mencengkram kerah kemejanya.
"Aku tidak mencintainya!" tegas Sasuke membuat Shisui semakin muak dengan ucapan yang berbeda dengan tindakan Sasuke ini.
"Tindakanmu mengatakan itu semua, Bung!" Shisui menegakan tubuhnya dan menghela napas pelan. "Orang yang aku maksud ada di depanku dan melihatmu seperti ini semakin yakin untukku merebutnya kembali darimu."
Terkejut? Tentu saja. Sejak memperhatikan Shisui yang terus memandangi kekasihnya tadi membuatnya ingin sekali memukul wajahnya namun beruntung ia bisa menahan emosinya mengingat jika pria ini adalah tunangan sahabatnya yang mana mungkin ia memukulnya begitu saja. Namun mendengar semua kejelasan Shisui membuatnya semakin kesal tentu saja, apalagi bersangkutan dengan Sakura.
"Kau..." kekesalannya seolah terpecah saat ingat Sakura yang sendirian di tempat tadi. Mendengus, Sasuke berujar dengan tatapan dingin. "Aku dan kau berbeda Shisui. Aku tidak akan meninggalkannya sepertimu yang membuatnya menunggu orang sepertimu entah berapa lama hingga mengalami hal berbahaya." ada nada kemenangan yang tercipta dari setiap perkataan Sasuke untuk Shisui yang kini terlihat terkejut.
"Kau tidak tau tent--"
"Aku tau dan Sakura yang menceritakannya." Sasuke menghela dan kembali menatap Shisui datar, "itu kisah mu dan Sakura sudah berakhir saat kau meninggalkannya dan kini kisahku dengannya dan aku datang untuk tinggal disisinya bukan untuk singgah lalu meninggalkannya. Aku bukan kau." jelas Sasuke kemudian berlari meninggalkan Shisui yang terdiam setelah mendengar ucapan Sasuke.
Kisahnya dan Sakura adalah masa lalu yang masih tidak bisa ia lepaskan hingga saat ini meskipun memang kenyatannya ia yang meninggalkan Sakura karena ulah orang tuanya yang menentang keras pilihannya. Apa mereka benar-benar telah berbuat yang membahayakan Sakura?
Shisui menatap punggung Sasuke yang kini berlari di bawah guyuran hujan.
Kisah dia dan Sakura dimulai. Dia datang dan bertekad untuk tinggal dan tetap disisi Sakura, menggantikannya.
"Apa kisah kita tidak bisa kembali?"
.
.
.
"Sakura!"
Sasuke menyugar rambuatnya kasar dengan napas terengah. Pandangannya terus menjelajahi setiap sudut kemudian berlari ke sisi pantai di saat hujan dan malam semakin larut. Setengah jam ia mencari setelah tidak menemukan Sakura di tempat terakhir mereka bertemu tadi, begitupun di luar restauran itu. Entah kenapa ia takut dan membuatnya merutuki diri sendiri karena meninggalkan Sakura walaupun hanya sebentar.
Semua gelap dan hanya ada lampu-lampu dari sisi jalan yang beruntungnya bisa mendapat sedikit penerang dan menunjukan apa yang ia cari kini berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Maafkan aku."
Sasuke berujar dengan napas yang masih terengah setelah berhasil menarik Sakura kedalam pelukannya.
"Maafkan aku."
Sakura yang entah sejak kapan berada dalam keheningan terkejut saat tiba-tiba tubuhnya ditarik dalam pelukan. Beruntungnya tidak ada petir sehingga ia tidak merasa ketakutan seperti biasanya. Biasanya saat seperti ini ia akan merasakan ketakutan yang berlebihan namun tidak saat ini yang mungkin teralih karena pikirannya yang juga teralihkan.
Masih ingat saat tadi, bagaimana Sasuke yang terlihat bahagia dengan sahabat yang dulu pernah mempunyai arti penting dikehidupannya itu dan wajah marah Sasuke kepada Shisui membuatnya yakin jika perasaan Sasuke tidak akan pernah berubah atau tidak akan berubah dengan begitu saja. Sejak tadi ia sudah tidak nyaman apalagi semenjak Matsuri berbicara tentang kisahnya dan Sasuke membuatnya bertanya kepada diri sendiri, apa benar dirinya mendapatkan hal bahkan lebih penting bagi Sasuke dikehidupan nya? Apa ini hanya perasaan semu Sasuke yang pada kenyataannya hanya mengasihaninya?
Cerita Shisui tentang masalalunya atau tentang dirinya membuatnya kembali merasakan luka. Tidak, tidak! Ia tidak mencintai ah entahlah. Melupakan orang yang benar-benar berarti di kehidupan memang sangat sulit tapi setelah kedatangan Sasuke membuatanya merasakan jika Shisui hanya bagian fatamorgana dalam kehidupan masa lalunya. Dari nada pria itu berbicara seolah dia sangat terluka namun kenyatannya dia telah meninggalkan dirinya dan mungkin akan menjadi hancur jika saat itu Sasuke tidak menolongnya.
Tentang masa lalunya, Sasuke sudah tau tapi ia tidak mengatakan siapa orangnya. Sasuke mendesaknya saat menemukan jaket miliknya yang dulu dipakainya untuk membalut tubuhnya yang berantakan. Saat itu ia tidak tau harus bagaimana. Suasana saat itu sangat gelap dan setelah penolongnya yang tidak lain adalah Sasuke memakaikan jaketnya untuk menutupinya tanpa kata ia berbalik pergi begitu saja.
Sejak tadi ia berpikir tentang kisahnya.
Apa semua akan berkahir sama, meninggalkan nya?
Namun saat itu juga, kini Sasuke memeluknya dan terus berujar maaf. Tidak peduli akan tubuhnya yang basah karena Sasuke yang basah karena hujan, Sakura pun membalas pelukan nya.
"Kau datang." ia pikir Sasuke akan meninggalkannya, seperti Shisui. Ia pikir kisahnya dengan Sasuke akan berakhir sama.
"Hn, aku berjanji untuk tetap bersamamu bukan untuk meninggalkanmu." Sasuke melepaskan pelukannya untuk melihat Sakura yang ternyata menangis dan ia sangat bersalah karena sudah meninggalkannya tadi.
"Aku disini."
"Kau... disini?" entah pertanyaan atau pernyataan yang ia ujar namun Sasuke sangat tau dan bisa merasakan jika Sakura mungkin sejak tadi merasa takut saat sendirian dan mengingatkan kembali pada kejadian dulu.
Menghapus air mata Sakura, Sasuke tersenyum penuh penyesalan dan berujar kembali. "Aku bersamamu dan jangan pernah ragukan aku."didudukan-nya kembali Sakura pada kursi panjang yang berada di halte pinggir jalanan itu dan ia berlutut di depannya dengan memandang Sakura. Kedua tangannya menggenggam tangan kekasihnya dan mempertemukan mata mereka untuk berbicara, "Mereka mungkin kisah masa lalu kita dan itu hanya masa lalu yang memang seharusnya ada dalam perjalanan hidup kita tapi kini adalah kisah kita, hanya kau dan aku. Aku datang berjanji untuk tetap bersamamu, disisimu bukan untuk meninggalkanmu." senyuman Sasuke terukir saat melihat Sakura yang juga akhirnya tersenyum.
"Kau benar, terimakasih sudah datang untukku."
"Dan terimakasih juga sudah datang untukku." Sasuke semakin meremat genggaman mereka dan mencium punggung tangan Sakura pada genggaman nya.
"Aishiteru." dan untuk kedua kalinya ucapan cinta Sasuke untuknya dan seharusnya juga sejak awal Sakura mengatakannya dan percaya dengan sepenuhnya jika Sasuke tidak akan meninggalkannya karena Sasuke bukan Shisui. Ya, Sasuke adalah Sasuke yang sejak pertama bertemu mungkin memang datang untuknya.
"Love you too."
Dan pada akhirnya Sakura membalas dan mengatakan perasaanya membuat Sasuke tertawa dan membawa kembali Sakura kedalam pelukannya dan menciumnya dengan lembut.
"Jangan pergi dariku." kini Sasuke yang meminta dan Sakura meresponnya dengan tawa kecil sebelum berjinjit mencium kekasihnya dengan lembut. Ini benar dan seharusnya sejak awal ia tidak memberikan keraguan untuk Sasuke.
Aku datang untukmu bukan pelarian tapi aku tertarik dwngan semua tentangmu yang awalnya ku menolak. Namun semakin bersamamu aku yakin jika aku jatuh cinta kepadamu. Semua mempunyai masalalu begitupun dirinya. Namun tidak untuk terjebak disana karena kini ia telah menemukan Sakura yang akan menjalin kisah mereka hingga akhir nanti.
Because of you, aku merasakan bagaimana aku berarti dan bahagia karenamu. Masa lalu akan ada pada setiap orang tapi kau adalah masa depanku.
"Menikahlah denganku."
.
.
Tidak peduli akan hujan, tubuhnya seakan membeku melihat pemandangan didepan sana. Penyesalan kembali datang dan membuatnya hancur mengingat masa lalu dan ucapan Sasuke tadi. Masa lalu yang tidak bisa dilupakannya hingga detik ini nyatanya sudah benar-benar menjadi masa lalu yang tidak bisa mengukir kembali kisah mereka lagi.
"Karenamu... Aku merasakan kebahagian dan berarti dalam hidup ini, Sakura."
End
Selesai 😂 mungkin nnti akan menceritakan kisah Shisui dan Sakuranya dalam judul yang berbeda hehe
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top