Amazing Love ( AkashixSakura )

💞💞💞

Crossover Naruto : KnB

Haruno Sakura
Akashi Seijuro

✨✨

Bertemu Sakura adalah hal luar biasa bagi Akashi yang hidupnya terasa biasa-biasa saja atau lebih tepat dengan kata menjenuhkan. Mencintai dan mendapatkan Sakura hal yang kini segalanya bagi Akashi meskipun ia harus melawan hal yang tidak disukainya.

✨✨✨✨✨


Suara dari serial drama terdengar begitu menyenangkan namun sayang tidak berdampak pada gadis yang tertidur menelungkup di sofa dengan wajah menyedihkan, itulah hal yang terlihat dari Yamanaka Ino saat melihat kondisi sahabatnya itu. Drama favorit temannya itu nyatanya tidaklah menarik seperti biasanya.

"Apa yang membuatmu seperti itu?"

Ino datang dengan paper bag berisikan beberapa minuman kaleng dengan Snack untuk mereka makan sambil menonton drama favoritnya itu.

Sahabatnya itu hanya menghela napas panjang dan menggoyang-goyangkan tangannya yang menggantung.

"Reuni."

Satu kata namun dapat Ino mengerti masalah yang dihadapi sabatnya itu. Akhir pekan akan di adakan reuni sekolah dan hal paling menyebalkan selain ajang pertunjukan karir, kekayaan tidak lain adalah sudahkah mendapat pasangan "hebat" untuk dipamerkan. Dan sungguh semua sangat dibenci Sakura .

"Ajak saja kekasihmu." Ino mendudukkan dirinya di karpet dengan tubuh bersandar pada sofa dimana Sakura sedang berbaring. Ia membuka dua minuman kaleng dengan rasa jeruk dan peach dan meminumnya satu karena satu kaleng adalah untuk Sakura.

"Mustahil," Sakura menganti posisinya untuk duduk lalu mengambil minuman yang sudah dibuka oleh Ino lalu meminumnya.

"Apa dia tidak mencintaimu?" Ino mendengus kasar karena Sakura tidak pernah memperkenalkan kekasihnya itu meskipun mereka sudah menjalin hubungan satu tahun lamanya. Sakura selalu beralasan kekasihnya sangat pemalu dan suatu saat akan diperkenalkan padanya, tapi sampai kapan?

"Bukan seperti itu," Sakura meneguk minumannya dengan beberapa kali tegukan lalu meletakan kaleng itu dan beralih pada Snack kentang favoritnya.

"Alasannya tidak bisa ku terima kau tau?" Ino pun mengambil satu Snack lalu membukanya. Ia memakan dengan raut kesal hingga bunyi kunyahannya saja terdengar sangat keras.

Sakura mengangkat minuman kalengnya, mengajak Ino bersulang.

"Kau tau jika dia sangat sibuk Ino." Sakura menggeleng tidak habis pikir akan pikiran Ino meskipun ia sudah mengatakan kebenarannya.

Ino mengangkat bahu acuh,"setidaknya temani kekasihnya dan tunjukan jika kau bukan gadis menyedihkan bukan?"

Sakura terkekeh mendengar ocehan Ino yang seperti dumelan.

"Perkataan mereka tidak akan terpengaruh untukku, ingat itu."

"Tetap saja kau memiliki kekasih tapi seperti seorang yang masih sendiri di kehidupanmu yang berusia 28 tahun ini."

"Sudah sudah... Jangan biarkan hatimu buruk karena memikirkan itu oke!" Sakura berusaha menenangkan Ino dengan memijat bahu sahabatnya itu dengan pelan. "Apa perlu kita membeli gaun baru?" Tanya Sakura yang sudah jelas jika sedang mengalihkan perhatian Ino untuk tidak lagi membahas kekasihnya itu.

"Kau pikir aku bisa tertipu?" Ino mendengus sebal namun mengangguk akan perkataan Sakura yang terakhir.

"Besok kita harus membeli gaun baru." Dan Sakura tidak salah untuk mengalihkan perhatiannya karena dengan belanja Ino bisa melupakan segalanya walaupun hanya untuk sesaat.



.

.

.


Kise Ryouta dan Midorima memandang Akashi dengan raut kebingungan. Bagaimana tidak, sudah satu jam mereka berada di sini tapi Akashi masih belum mengatakan apa maksudnya memanggil mereka kemari.

"Jadi apa alasanmu memanggil kita Akashi?"

Jika orang yang melihat Akashi dan menyebutnya julukan sempurna dengan segala sikap dinginnya maka itu salah besar.

Kalian tau yang bisa membuat seorang Akashi menjadi seperti manusia pada umumnya? Ya semua karena seorang gadis yang kini menjadi kekasih Akashi Seijuro. Dengan segala yang dimiliki gadis itu bisa meluluh lantakan kepribadian Akashi.

Cantik? Pada dasarnya semua wanita cantik dan memiliki keunikan tersendiri. Dan gadis itulah yang bisa membuat Akashi jatuh cinta kepadanya.

"Hari ini Sakura mengajakku ke acara reuni dengan teman-temannya tapi," Akashi menghentikan ucapannya, ia menghela, menghembuskan napasnya pelan lalu melanjutkan ucapannya lagi,"kalian tau aku tidak suka keramaian." Katanya yang merasa bersalah selalu membiarkan Sakura datang sendirian ke acara-acara seperti itu.

Kesibukan sebenarnya bisa ia atasi tapi sungguh Akashi tidak bermaksud seperti itu, membiarkan Sakura selalu datang sendiri. Dan hal yang membuat ia merasa menyesal adalah Sakura yang selalu mengerti, tidak keberatan atas alasan yang ia ucapkan. Ia lebih lega jika melihat Sakura marah dan seperti sekarang, bagaimana ia merasa gusar karena lagi-lagi Sakura memakluminya.

Kise berbalik menuju sofa lalu mendudukkan diri disana sedangkan Midorima duduk di kursi yang berhadapan dengan Akashi.

"Apa yang kau cemaskan?" Kata Midorima yang sebenarnya ingin tahu apa yang membuat Akashi seperti ini. Biasanya dia baik-baik saja dan Sakura selalu memakluminya tapi sekarang Akashi seperti nampak gelisah setelah menolak ajakan kekasihnya itu.

"Aku hanya merasa," Akashi melirik ponselnya yang masih dengan layar hitam tidak muncul notif pesan satu pun dari kekasihnya itu.

"Jika kau merasa bersalah susul saja." Midorima memberikan jawaban, sebagai solusi untuk masalah Akashi sekarang.

"Yak lihat ini!" Kise langsung menghampiri Akashi dan Midorima dengan ponselnya yang kini memperlihatkan sebuah live video yang sepertinya dari satu tempat pesta diadakan.

"Ada apa?" Midorima menarik ponsel Kise untuk dilihatnya lebih jelas.

Midorima dan Kise melirik Akashi dengan hati-hati saat layar ponsel itu memperlihatkan Sakura yang memakai dress merah terlihat sedang berbincang dengan pria-pria tampan.

"Hey Sakura-chan coba tebak siapa yang datang?"

Dalam video memperlihatkan seorang pria pirang dengan garis-garis di kedua pipinya menunjuk satu arah. Kamera ponsel mengikuti arah yang di tunjuk hingga memperlihatkan pria dengan rambut Semerah bata datang dengan senyuman yang terpatri diwajahnya.

"Ya Gaara!"

Terdengar semua berseru atas kedatangan pria itu. Kamera mengikuti hingga kini memperlihatkan mereka berkumpul. Sakura yang mengangguk dan pria merah yang disebut Gaara itu mengulurkan tangannya kepada Sakura.

"Sudah lama tidak berjumpa, Sakura?"

Semua terdengar riuh dan beberapa terdengar suara yang mengatakan jika mereka adalah pasangan populer disekolah saat itu.

Kise melirik Akashi yang masih diam memperhatikan layar. Bulu kuduknya langsung meremang merasakan hawa suram didekatnya.

"Dia anak walikota bukan?" Midorima   menyebut tentang sosok Gaara yang ia ingat setelah pagi tadi sempat melihat majalah bisnis.

"Kau sendirian?"

"Ya Gaara kau tidak lihat Sakura-chan sendirian, kenapa tidak kau ajak ke sana?" Pria kuning itu mendorong Gaara hingga nyaris menubruk Sakura yang beruntungnya mundur saat tau Gaara di dorong.

"Jadi apa kau sanggup setelah melihat ini Akash---ya kau mau kemana?" Kise bertanya setelah melihat Akashi yang berjalan menuju pintu.

Midorima mendengus, "apa kau sengaja?" Ujarnya pada teman pirangnya setelah melihat raut menakutkan dari Akashi.

Mendengar itu Kise hanya menanggapinya dengan tawa kencang.

"Baka!"

"Percayalah jika itu adalah keinginan Akashi." Ujar Kise yang mematikan ponselnya.

"Ya. Jika tidak begitu dia masih ragu harus bersikap seperti apa."kata Midorima menyetujui ucapan Kise jika Akashi harus memilih tindakan untuk kekasihnya itu.

Tiba-tiba Kise tertawa saat membayangkan kedatangan Akashi kesana.

"Semoga Akashi tidak mengacaukan acara itu." Katanya yang terkekeh geli sedangkan Midorima yang bisa membaca pikiran Kise hanya memutar matanya.

.

.

.

Semua kini sedang duduk di meja bundar besar. Ada beberapa meja sebenernya dan Sakura berada di meja dengan Gaara, Ino, Naruto dan yang lainnya.

"Bersulang!" Naruto mengajak bersulang dan tentu saja semua mengikuti termasuk Sakura.

"Aku memiliki kabar untuk kalian." Naruto merogoh sakunya dan mengeluarkan amplop seperti sebuah undangan.

"Siapa yang akan menikah?" Ino bertanya dan merebut kartu itu dari Naruto.

"Tentu saja aku." Naruto mendengus mendengar ucapan Ino yang seolah jika ia tidak mungkin menikah.

Ino terkekeh dan meletakan kartu itu. Ia kembali mengangkat gelasnya ke udara dan kembali mengajak bersulang.

"Untuk pernikahan Naruto, bersulang!"

Mereka kembali bersulang dan sibuk  berbincang-bincang.

Sakura sejak tadi hanya diam dan sesekali menyesap minumannya. Ia sengaja tidak ingin terlibat perbincangan yang ia sesungguhnya malas saat sebuah pertanyaan kembali mengarah padanya.

"Apa kau tidak punya kekasih sekarang?" Dan benar saja jika salah satu temannya akan bertanya kembali tentang kehidupan pribadinya.

"Hm.. tidak ada urusannya denganmu Shion, dia terlalu sibuk."

Shion, salah satu gadis populer disekolah pun tertawa mendengar jawaban Sakura barusan.

"Kau selalu datang sendiri Sakura dan jangan bilang selama ini kau berbohong tentang kekasih yang bahkan tidak kau miliki?"

"Kau akan mati berdiri jika melihat kekasihnya Shion." Ino menimpali karena kesal atas ucapan Shion untuk Sakura.

"Benarkah? Oh aku terkejut sekali kalau begitu." Kata Shion dengan nada dramatis dibuat-buat namun tentu itu adalah sebuah ejekan untuk Sakura yang baginya adalah saingan paling dibencinya saat sekolah dulu.

"Bilang saja kau masih tidak terima karena Gaara lebih memilih Sakura daripada kau." Ino mencibir atas perkataan Shion untuk Sakura karena tidak terima sahabatnya diperlakukan seperti itu.

Merasa telak atas ucapan Ino barusan, Shion kini tidak lagi berkata dan memilih untuk mengambil gelas berisi minumannya.

Enggan menanggapi, Sakura memilih untuk mengambil botol wine lalu dituangkan lagi gelasnya. Sungguh ia kesal karena mereka kembali membahas masa lalu disaat Gaara kini sedang bersamanya.

"Biar aku saja." Gaara mengambil alih, menuangkan wine untuk Sakura.

"Aku tetap tidak mudah ditipu." Shion mendengus dan berdecih melihat sikap Gaara kepada Sakura. Sikap Sakura saat ini sangat memuakan disaat kata pisah sudah mereka sanding sejak dulu tapi kini Gaara masih terlihat sama seperti dahulu.

"Terserah." Ino pun enggan meladeni gadis itu dan memilih untuk sibuk pada hidangannya saat Sai berusaha menenangkannya dengan mengusap punggung tangannya.

"Kalian berisik sekali. Meskipun Sakura putus atau masih sendiri toh ada Gaara. Mereka bisa rujuk kembali, ya kan Gaara?" Naruto menepuk bahu Gaara hingga pria itu menoleh kepadanya.

"Diamlah Naruto."

"Kalian..." Sakura akhirnya bersuara. Ia tersenyum dengan wajah yang memerah karena mabuk. Pembicaraan mereka sungguh menyebalkan apalagi memikirkan kekasihnya yang tidak bisa di ajak hingga menimbulkan dugaan yang sungguh menyebalkan.

"Apa? Aku benar kan?" Shion menimpali dengan raut sebal dan sepertinya ia pun sudah terpengaruh oleh minuman permentasi itu.

Sakura menggembungkan pipinya membuat Gaara tanpa sadar tersenyum melihatnya.

"Punya kekasih tapi seperti----"

"Maaf membuatmu menunggu sayang."

Suara seseorang membuat semua menoleh dan betapa terkejutnya mereka saat pria yang memiliki rambut tidak berbeda dengan Gaara itu datang menghampiri Sakura lalu mengecup sekilas bibirnya.

Gaara membuang muka melihat kejadian itu sedangkan yang lainnya heboh melihat kedatangan milyuner dengan status bangsawan itu. Gaara memiliki peringkat tinggi juga tapi jika dibandingkan dengan Akashi yang hampir menguasai aset negara ini dan juga ratusan perusahaan yang berada di banyaknya negara' membuatnya sangat disegani.

"A-anda kekasih Sakura?" Seperti kata Ino saat melihat kekasih Sakura bisa membuatmu pasti merasa mati berdiri dan seperti itulah keadaan Shion saat ini.

Meskipun cukup terkejut Ino pun sangat menikmati raut keterkejutan semua yang ada disini.

'bagus.' dan Ino merasa bangga kepada sahabatnya karena bisa mendatangkan kekasih super kerennya saat ini.

"Kau bilang sibuk Akashi-kun?" Sakura memiringkan kepalanya untuk melihat sosok kekasihnya itu.

"Kita pulang?" Akashi menarik Sakura untuk berdiri dengan perlahan. Namun karena mabuk Sakura sulit berdiri tegak membuat Akashi langsung menggendongnya.

"Jaga dia Seijuro-san."

Akashi menoleh pada pria disampingnya yang sama persis yang ia lihat di video.

"Dia kekasihku." Dan Akashi langsung pergi meninggalkan tempat itu yang kini gaduh setelah kedatangannya.

"Aku yakin itu bohong." Shion masih tidak terima saat tau Sakura adalah kekasih Akashi.

Ino mentertawakan Shion yang sepertinya terpuruk setelah tau kenyataan.

"Terima saja kenyataannya jika kekasihmu hanya bawahan Akashi nona Shion."

Gaara menghembuskan napasnya perlahan mendengar ucapan Akashi yang sangat dimengerti. Pria itu menegaskan jika Sakura tidak bisa menjadi miliknya lagi.

"Aku tau kau masih mencintainya," Ino menepuk bahu Gaara setelah menghampirinya. Ino yang sangat tau kisah keduanya dulu pun hanya bisa memberikan semangat untuk Gaara saat ini.

"Sakura sudah menemukan pria yang sangat mencintainya sama sepertimu tapi..." Ino menghentikan perkataanya dan sekali lagi menepuk bahu Gaara untuk mengatakan hal yang selama ini disimpannya karena janjinya pada Sakura.

"Dia melepasmu karena ibumu tidak menyukainya."

"Aku tau." Gaara mengiyakan ucapan Ino yang memang adalah kebenaran jika ibunya tidak menyukai Sakura dengan alasan yang tidak masuk akal.

"Sayang kau lebih memilih ibumu daripada menahannya Gaara." Dan Ino kembali pada kurisnya setalah mengatakan itu.



.

.

.


Akashi berjalan pelan dengan senyuman yang tak lepas melihat kekasihnya yang berjalan didepannya.

"Kau lihat wajah Shion?" Sakura terkekeh membicarakan gadis yang sungguh menyebalkan sejak dulu. Sakura tidak membencinya tapi sangat kesal jika bertemu karena Shion masih menganggap saingannya hingga saat ini.

Sakura berputar dan nyaris terjatuh jika saja Akashi tidak menarik tangannya.

"Hati-hati." Kata Akashi yang khawatir.

Netra emerald Sakura mengerjap dan kedua kakinya berjinjit setelah mengalungkan kedua lengannya pada leher Akashi.

"Love you." Sakura berujar dengan senyumannya kemudian mencium Akashi.

Mendengar kata cinta dari kekasihnya tentu membuat Akashi bahagia. Jika dalam keadaan sadar Sakura jarang sekali berprilaku seperti ini dan Akashi tentu menyukai segala hal tentang gadisnya ini.

"Akashi-kun." Sakura menusuk sebelah pipi Akashi dengan telunjuknya dan terkekeh ringan.

"Aku tidak mengerti kenapa aku bisa jatuh cinta padamu." Sakura mendengus pelan yang ia sendiri pun tidak mengerti akan dirinya yang bisa-bisanya jatuh cinta kepadanya.

Akashi tidak menanggapi karena ingin Sakura mengatakan semuanya. Ia hanya menahan pinggang Sakura agar kekasihnya ini tidak terjatuh.

"Kau tau he he..." Sakura menggoyangkan kedua pipi Akashi setelah menekannya dengan kedua tangannya. "Kau sangat tampan." Sakura berbisik tepat di telinga Akashi lalu menggigitnya membuat pria keturunan Seijuro itu meringis juga melengkuh karena ulah Sakura barusan.

Sungguh hanya ada satu selama hidupnya yang memperlakukan Akashi seperti itu dan Akashi tidak keberatan apapun yang Sakura lakukan kepada dirinya.  Ya, Sakura adalah pengecualian di kehidupannya yang bebas menyentuhnya setelah kehadirannya memasuki kehidupan Akashi.

"Sakura Seijuro." Akashi berdesis dan semakin menekan tubuh Sakura pada tubuhnya.

Sakura mengerjapkan kedua matanya dan menunjuk dirinya, "aku?"

"Kau harus bertanggung jawab karena membuatku jatuh cinta kepadamu." Dan Akashi menarik Sakura lalu mencium kekasihnya dengan ciuman panjang setelah mengatakan itu.

Sakura tersenyum dan membalas apa yang diberikan Akashi. Dari sebuah ciuman Sakura bisa merasakan dan tau perasaan Akashi untuknya. Awal pertemuan yang sangat menyebalkan nyatanya baru ia sadari jika awal ia menemukan kebahagiannya kembali.


.

.

.

Sakura mengintip sekitar setelah membuka pintu kamar dimana ia berada sekarang.

Sepi.

Satu kata yang menggambarkan situasi saat ini dan Sakura perlahan keluar dengan kaki yang melangkah pelan.

Rumah Akashi bisa dibilang adalah mansion namun jika melihat dari arsitektur ini terlihat seperti istana.

Decak kagum tak hentinya keluar dari bibir Sakura setelah melihat sekeliling meskipun ini bukan yang pertama kalinya ia datang kesini.

"Sudah bangun?"

Suara Akashi menyeruak masuk setelah Sakura memasuki area belakang dimana meja makan dengan ukuran besar berada. Kekasihnya itu tersenyum dengan secangkir teh ditangannya. Ia menggunakan kaos putih dengan celana hitam sedangkan kemeja hitam semalam yang dikenakannya kini beralih pada Sakura.

"Ohayou." Sakura nampak kikuk dengan wajah yang merona karena sadar yang ia kenakan hanya kemeja hitam dengan pantie tanpa bra. Hendak kembali ke kamar ia dihentikan oleh Akashi yang menariknya hingga tubuhnya berputar.

"Sarapan." Akashi menarik Sakura dan mendudukkannya disalah satu kursi yang sudah tersaji makanan yang ia siapkan tadi.

Sakura mengangguk malu lalu mengambil cangkir teh buatan Akashi untuk diminumnya.

"Terimakasih." Cicit Sakura merasa harus mengatakannya karena perlakuan Akashi kepadanya.

"Kenapa jadi seperti anak kucing?" Kata Akashi yang tersenyum melihat tingkah Sakura yang menggemaskan saat ini.

Sakura membuang wajahnya tidak kuat melihat godaan Akashi untuknya.

"T-tidak." Ujarnya yang kembali meminum tehnya perlahan.

"Sakura."

"Hm?"

"Sayang."

"Hah?" Sakura langsung menoleh saat Akashi menyebutnya seperti itu, tidak bisanya.

Akashi sejak semalam berpikir keras dan memutuskan untuk satu hal meskipun ia harus melawan apa yang selama ini tidak disukainya. Demi Sakura ia akan melakukan apapun terlebih lagi membayangkan jika tanpanya Sakura akan direbut oleh pria lain.

Beberapa kali berdecak dan Sakura yang melihat Akashi seperti itu tentu merasa lucu. Raut kekesalan kekasihnya itu sungguh menggemaskan apalagi tau jika alasan sikap Akashi yang seperti itu.

"Jangan melakukan hal yang tidak disukai apalagi sampai membebanimu Akashi-kun, aku mengerti." Kata Sakura yang cukup mengerti apa yang dipikirkan Akashi.

"Tidak." Akashi bangun lalu menghampiri Sakura dan berjongkok di samping kursi yang Sakura duduki.

"Sakura,"Akashi menggenggam tangan Sakura dan mengelus-elus ringan dengan ibu jarinya. Tatapannya tak lepas dari paras kekasihnya yang sudah memporak porandakan seluruh dunianya dengan segala hal tentangnya.

Banyak gadis yang mungkin lebih cantik tapi Akashi hanya jatuh cinta pada Haruno Sakura. Banyak gadis yang memiliki sikap anggun, dengan talenta luar biasa tapi Akashi hanya selalu berdebar kepada Sakura yang selalu berceloteh riang dengan segala pikiran ajaibnya. Dan, Sakura lah yang bisa membuat Akashi selalu merasakan rasa khawatir saat tidak mendapati kabar darinya.

Bagi Akashi, Haruno Sakura adalah dunianya saat ini, besok dan selama sisa hidupnya .

"Terimakasih sudah hadir dalam kehidupanku." Akashi tersenyum dengan posisi masih berjongkok disamping Sakura.

Mendengar ucapan tulus dari sang kekasih tentu membuat terharu dan juga bahagia. Dulu ia kira tidak akan lagi jatuh cinta lagi, tapi dan sekarang ia merasa beruntung jatuh cinta kembali kepada pria yang benar-benar mencintainya. Mungkin dulu juga Gaara sama dengan Akashi, tapi ada satu perbedaan yang membuat Sakura merasa yakin saat ini.

"Apa kau mau menikah denganku?"

Mendengar perkataan atau ajakan dari Sakura tentu membuat Akashi cukup terkejut bukan main.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu nona." Akashi mendesah kesal karena bisa-bisanya Sakura mendahuluinya dan ia merasa rendah sekarang.

Melihat raut wajah Akashi yang merenggut membuat Sakura terkekeh geli. Kedua tangannya yang tadi digenggam Akashi berpindah ke kedua sisi wajah Akashi.

"Jadi, kau terima apa tidak tuan?" Kata Sakura yang berniat menggoda namun siapa sangka Akashi langsung bangkit dan berjalan menuju wastafel lalu menyalan kran, membasuh tangannya tanpa mengatakan sepatah apapun.

Melihat itu tentu membuat Sakura merasa bersalah.

'apa aku keterlaluan?' katanya dalam hati yang sebenarnya hanya berniat bercanda namun membuat Akashi marah.

Akashi belum berbalik dan masih mengatur napasnya setelah membasuh tangannya. Pikirannya terasa kacau apalagi dengan perkataan Sakura barusan.

"Maaf."

Akashi cukup terkejut saat mendapati kedua lengan Sakura memeluknya dari belakang dengan kata maaf yang terucap darinya.

"Untuk apa?" Tanya Akashi yang bingung atas kata maaf Sakura barusan.

Sakura mengangkat sebelah tangan Akashi lalu berpindah hingga kini berada di depan kekasihnya.

"Maaf aku hanya menggodamu."

Mendengar perkataan Sakura membuat Akashi tau, tapi sepertinya Sakura salah paham padanya.

Mengangkat tangan kiri Sakura, Akashi memperlihatkan jemari itu yang kini sudah tersemat cincin dengan batu ruby.

"Se-sejak kapan itu--" Sakura menutup mulutnya tidak percaya dan terkejut saat baru menyadari jika jari manisnya sudah tersemat cincin cantik disana.

"Kau ingat?" Akashi tersenyum dan mendaratkan dahinya pada dahi Sakura,"semalam?"

Sakura berusaha mengingat dari kata 'semalam' dan tentunya membuat wajahnya langsung memerah sempurna.

"Aku tidak tau kau memakaikan ini." Sakura berujar pelan dengan rasa gugup karena rasa panas menjalari wajahnya, apalagi kini jarak wajah Akashi yang hanya beberapa centi dengannya.

'Kami-sama aku bisa meleleh jika melihatnya terus tersenyum manis seperti itu.' ujar Sakura dalam hati karena betapa manisnya Akashi saat ini.

"Tentu saja tidak ingat karena semalam kau terus mendesah dan hmmm--" perkataan Akashi terhenti karena Sakura menutup mulut kekasihnya itu dengan tangannya.

"Cukup jangan diteruskan!" Sakura berdecak kesal namun wajahnya sudah merah padam sekarang.

Akashi menyeringai dibalik telapak tangan Sakura yang membekapnya lalu, "awww." Sakura memekik karena Akashi menggigit tangannya.

"Yak Akashi-kun sakit." Sakura cemberut dan memperhatikan tangannya yang digigit Akashi.

"Sakit?" Tanya Akashi yang sebenarnya merasa gemas dan ingin mengingat lebih.

Sakura mengangguk dan mengulurkan tangannya pada Akashi, "ini sakit." Katanya dengan nada sedikit rengekan.

"Jangan berikan sikapmu ini kepada siapapun." Akashi bergumam dan menyentuh tangan Sakura yang tadi di gigitnya.

Sakura mendengar itu dan sungguh perasaanya bahagia bukan main karena dengan begitu Akashi adalah termasuk pria posesif dan cemburu. Bagi Sakura dengan sikap seperti itu berarti Akashi benar akan perasaannya dan Sakura tidak keberatan jika masih dalam hal wajar.

"Jadi, bagaimana jawabanmu tuan?" Sakura kembali pada pembicaraan mereka tadi membuat Akashi yang sibuk meniup tangan Sakura langsung mendongak menatap wanitanya.

"Sepertinya yang kau inginkan bukan itu tapi berniat menggodaku eh?" Akashi menarik Sakura hingga tubuh kekasihnya itu membentur tubuhnya.

"Apa terlihat seperti itu?" Sakura menantang dengan jari-jarinya yang menyentuh dada bidang kekasihnya yang masih berbalut kaos putih.

Mendengar itu membuat Akashi menyeringai, "gadis nakal." Katanya dengan menyentuh hidung Sakura dengan ibu jarinya.

Sakura tersenyum menggoda, ia mengalungkan kedua lengannya pada leher Akashi lalu kepalanya menyeruak, menghirup aroma kekasihnya dipepotongan leher yang kini terlihat menegang.

"Aku gila karena jatuh cinta denganmu." Sakura berbisik sensual lalu menghisap kuat leher Akashi hingga kekasihnya itu mendesah.

"Ugghh b-babe."

"Selesai." Sakura melepaskan pelukannya dan berseru senang melihat hasil karyanya yang tercipta dileher Akashi. Ia membayangkan bagaimana Akashi yang bekerja mengenakan turtle neck dan itu membuatnya terkekeh tapa sadar.

"Sakura..." Akashi mengeluh dan hendak menarik Sakura namun kekasihnya itu langsung berlari menuju kamarnya di atas.

"Kau akan terlambat bekerja Akashi-kun!"

Akashi berdecih karena ulah Sakura yang bisa-bisa mempermainkan disaat hasratnya sudah pada level siaga.

"Aku akan cuti hari ini jadi kau harus bertanggung jawab ne?"

Dan Akashi langsung menyusul Sakura dan melakukan pembalasan yang setimpal kepada kekasihnya itu.



✨✨✨✨✨


Bagimana OS ini??? Hehehe

Sbnrnya paling bnyak itu draft yg kepala merah2 😂


Selamat menikmati buat yang mampir baca^^ 💙💙💙

Ckrg, 10-12-2022
Wyd


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top