Gripping dinner

Happy reading
.
.
.
.

Baru kali ini dia pulang dengan malasnya. Rasanya dia ingin berselonjor kaki sejenak di ruang keluarga, dan menonton acara memasak chef Aiden.

Pupus sudah harapan Andara. Si biangnya kerok ada di sini. Berdiri menjulang di sisi mobilnya sendiri, menatap tanpa minat kearah rumah orangtua Andara.

Rendy berdiri di sana, memandang Andara yang baru saja turun dari motor matic kesayangannya itu. Melihat style berpakaian ala Andara adalah kaos putih dengan dilapisi kemeja flanel berwarna kuning dan celana jeans sobek di lututnya. Rambut yang di cepol asal-asalan dengan bulir keringat di sekitar wajahnya. Sangat tidak anggun sekali.

"Ka ... " Andara sudah mengacungkan jari telunjuknya agar Rendy diam.

"Kita udah putus kalau lo lupa. Jadi, lo gak ada hak buat urusin style gue, betewe!" Jawaban santai dari Andara, membuat Rendy kicep.

Berjalan dengan santainya masuk ke dalam rumah, mengabaikan Rendy yang ikut berjalan di belakangnya. Di sana ada Rina ... Ibunya Rendy.

"Eh calon mantu Tante" rasanya Andara saat ini malu luar biasa dengan sebutan calon mantu, mereka saja udah putus.

Andara hanya tersenyum sekilas, lalu berpamitan menuju kamarnya. Dia merebahkam dirinya di kasur kesayangannya. Melupakan sejenak rasa pusing yang melanda kepala cantiknya itu, karena terlalu banyak menghafal berbagai resep masakan.

"Asem, mabok teori nih gue" Andara mengacak-acak rambut panjangnya.

Dia mengambil hapenya dan memilih icon YouTube, mengetikkan sesuatu di sana. Dan muncullah beberapa video masakan sampai ke bawah. Memilih salah satu video yang dia inginkan.

Terlalu khusyuk mengamati video itu, sampai-sampai pintu kamarnya terbuka pun, dia tidak sadar.

"Dek"

Andara menjeda video itu dan bangkit menghampiri Mamanya yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Ya Ma?"

"Mandi gih, yuk makan malam sama Tante Rina dan Rendy"

"Ma, Dara tuh males banget, nggak ikutan ya!" Bujuk rayu Andara ke Mamanya.

"Sama aja kamu nggak menghargai tamu Mama, Dek! Lupakan masalah kamu sama Rendy, yang penting ikut makan malam bareng ya?" Andara mengalah, dia mengangguk dan berjalan kearah kamar mandi untuk memulai ritualnya.

***

Duduk bersebelahan dengan Rendy, rasanya Andara ingin menusuk itu mata Rendy pakai garpu yang tajam. Rendy masih menatapnya tajam, tentunya baju yang di kenakan Andara.

Andara kan udah masa bodoh banget sama si Rendy, jadi dia pakai baju senyamannya dia aja. Kaos lengan panjang hitam dan celana jeans panjang. Tak lupa cepolan khas Andara. Di mata Rendy, itu nggak terlihat anggun sama sekali.

"Kamu kok nggak pernah main ke rumah si Dara? Tante kangen lho masak bareng kamu di rumah" Andara hanya tersenyum tipis. Nggak tahu apa kalau dia dan Rendy udah putus tus tus.

"Ren, besok jemput Andara di kampusnya, terus ajakin main ke rumah ya!"

"Itu ... " belum sempat Andara mengatakannya, sudah di potong duluan oleh Rendy.

"Iya Ma, besok Rendy akan ... " mungkin Rendy lupa siapa Andara, jadi nggak mungkin dong Andara diam saja saat seperti ini.

"Dara nggak bisa Tante, Dara lagi sibuk banget di kampus, ada ujian" Andara memandang sengit kearah Rendy, seakan mengatakan, bacotan-lo-gak-mempan.

Rendy memilih diam, dan memandang kearah Ibunya. Rendy menunggu reaksi yang di berikan oleh Ibunya, atas penolakan dari Andara.

"Oh kamu sudah mulai ujian. Tante ngerti kok, semoga kamu lulus ya, biar bisa cepat nikah sama Rendy" ucapnya tanpa dosa.

Andara terbatuk-batuk saat mendengar kalimat itu, keluar begitu saja dari bibir Rina. Tidak tahukah jika Andara sudah mulai menghafalkan beberapa jampi-jampi untuk menyantet Rendy.

Chef Aiden, tolongin gue!

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top