Chasing Rainbows - 3
Dan entah sudah berapa hari atau minggu aku tidak melihatnya. Takdir saja tidak pernah memihak pada pilihanku ini. Aku sadar, mungkin dia memang bukan untukku.
Namun dalam beberapa hari atau minggu itu, aku sudah mengetahui siapa namanya—nama yang kurasa keren haha. Aku pun sudah mengetahui dia anak mana, jurusan apa, kelas apa dan pacarnya siapa. Stalker? Trust me I'm not. Thanks to my friends yang kebetulan satu jurusan denganyaa. Dan yah, temanku juga ngefans sama dia—dulu.
Kurasa aku dan dia bagaikan bulan dan matahari. Kita ditakdirkan untuk tidak saling bertemu, untuk tidak saling sapa, untuk tidak saling mengenal, dan untuk tidak saling menerangi.
Yah, perumpamaan yang sangat berat kurasa. Entahlah.
Sampai pada akhirnya aku memutuskan memendam perasaan ini dan melupakannya. Menganggapnya tidak pernah hadir dalam setiap senyumku. Namun ketika aku melakukan hal tersebut, aku malah sering melihatnya dan tetap, senyum kecil selalu terukir di bibirku.
Terkadang aku benar-benar ingin berhenti dan melupakan perasaanku padanya, tapi setiap kali aku bertemu dengannya, dia selalu membuatku tersenyum tanpa dia melontarkan sebuah kata. Dia selalu membuatku bahagia, tanpa dia harus menyapa. Bahkan aku cukup senang meskipun aku tahu bahwa aku tidak pernah ada baginya.
Bagaimana aku bia berhenti menyukainya jika dia begitu membuatku bahagia?
Dan di saat itulah, aku memutuskan untuk menyukainya tanpa pernah berharap dia menyadari keberadaanku. Menyukainya secara diam-diam tanpa pernah berniat maju selangkah untuk menyamakan langkah kami.
Dia bahagia bersama orang yang dia cintai. Sedangkan aku sudah bahagia hanya dengan melihatnya saja. Apakah itu tidak cukup?
======++++=====
ngetik ini cerita kok geli sendiri wkwkwkwk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top