Plan U: Unforgettable Night
"Namanya juga malam pertama, pastinya penuh kesan pertama." - Salsa
***
Malam pertama adalah malam yang paling mendebarkan bagi tiap pengantin baru. Ini adalah malam di mana sepasang suami-istri mengeksplorasi hubungan mereka secara lebih intim.
Tapi eksplorasi itu harus dirusak Kak Ari ketika dia menatap Salsa dalam sambil berkata, "Ya ampun... Kak Ari jadi inget Safira."
Salsa terbelalak. Kak Ari yang baru menyadari ucapannya pun terlihat panik. Wajah Salsa yang masih terlihat manglingi karena masih dilapisi make-up itu langsung masam.
"Kak Ari ngeselin!! Udah romantis berduaan begini malah inget mantan. Dasar rese'!!" Keluh Salsa sambil memukul-mukul pria yang baru menjadi suaminya beberapa jam lalu.
"Aduh! Iya! Maaf! Maksudnya Kak Ari mau romantis tap-"
"NGOMONGIN MANTAN ROMANTIS SEBELAH MANANYA?!?!"
Setelah Salsa marah-marah tak keruan, Kak Ari malah tertawa terbahak-bahak. Ia menertawakan kebodohannya sekaligus kesalahpahaman yang ada antara dirinya dan Salsa saat ini.
Tawa Kak Ari baru berhenti setelah Salsa berdiri dan menuju ke kamar mandi yang berada dalam kamar mereka.
Mereka sudah bekerja sangat keras agar setelah menikah mereka dapat menikmati malam pertama di rumah sendiri. Berhubung Kak Ari sedang susah cuti untuk bulan madu dan mereka tidak punya cukup biaya untuk itu, mereka pun memutuskan untuk berbulan madu di rumah baru.
Itu sebelum Salsa tahu bahwa Kak Ari akan membahas mantan di malam pertama mereka. Kalau saja Salsa sudah tahu akan begini, Salsa pasti minta agar mereka ke rumah orang tua Kak Ari saja. Jadi saat ini Salsa bisa kabur ke kamar Ranti.
Tidak ada kamar Ranti, kamar mandi pun jadi. Salsa membuka perlahan hiasan rambutnya. Lalu ia mengambil kapas dengan kasar dan membasahinya dengan toner pembersih wajah.
"Sa... marah?" Tanya Kak Ari saat Salsa memajukan mulutnya saat melirik Kak Ari yang mengikutinya.
"Marah lah!" Jawab Salsa sambil terus membersihkan make-up yang menempel di wajahnya.
"Jangan kenceng-kenceng gosoknya, kasian..." kata Kak Ari. Salsa semakin sebal dan terlihat makin menekankan kapas basah itu ke wajahnya.
"Suka-suka Salsa! Muka juga muka Salsa!" Jawab Salsa.
Kak Ari mendekati Salsa yang tengah mencuci wajahnya dengan sabun tepat setelah membersihkannya dengan toner pembersih. Kak Ari menikmati wajah kaget Salsa saat melihat dirinya sudah berada di belakang perempuan itu.
Si bocah kecil yang hobinya pacaran, dulu seperti tidak jelas apa tujuan hidupnya... kini menjadi istrinya.
"Ka- ap... apaan sih??" Salsa bersikeras mempertahankan rajukannya. Dia masih kesal dengan Kak Ari.
Tapi dipeluk Kak Ari dari belakang sambil dikecup pundaknya itu kenapa enaknya sampai bikin lemas yaa??
Kak Ari sendiri tahu betul strateginya berhasil. Salsa melunak. Ia memarkir dagunya di pundak Salsa. Ia menarik nafas dan mengembuskannya. Salsa merasa gugup saat ia merasakan nafas itu di lehernya.
"Sebelum kamu dateng dan ngerecokin hidup Kak Ari, sama sekali Kak Ari ngga pernah bisa ngebayangin apa jadinya kalau Kak Ari menikah nanti. Tapi setelah ada kamu, tiba-tiba Kak Ari paham kenapa orang-orang mau menikah. Kenapa laki-laki bisa siap melamar perempuannya," kata Kak Ari sambil menikmati aroma segar wajah Salsa. Saking nikmatnya, mata Kak Ari sampai terpejam.
"Emang kenapa, Kak?" tanya Salsa. Emosinya sudah menguap, berganti rasa penasaran.
Kak Ari membuka mata. Dilihatnya wajah Salsa dari kaca. Sudah bersih dan polos, tapi tetap membuat jantung Kak Ari berdesir.
"Sejak kita pacaran, tiap malem Kak Ari selalu ngebayangin kamu, ngebayangin kita berada dalam satu rumah. Kadang adu mulut, kadang bercanda bareng..."
Salsa tertawa mendengar Kak Ari yang tengah mengurai keadaan mereka saat ini. Ia menyentuh lembut pipi Kak Ari dengan tangannya dan mengusap pipi itu dengan penuh rasa sayang.
"Terus muncul anggota baru buat kita dan hidup kita nggak lagi sama. Kita ngerasain capek yang berkali-kali lipat, tapi bersamaan dengan itu kita juga ngerasain bahagia yang lebih besar lagi. Kak Ari sama kamu berumah tangga. Sama-sama sampai tua..."
Salsa dapat membayangkan ucapan Kak Ari dan hatinya merasa sangat hangat.
"Terus Kak Ari kembali ke kenyataan dan ngerasa hati Kak Ari kosong karena Kak Ari udah nyaman banget dengan bayangan tentang kita itu."
Salsa tak berkomentar selama Kak Ari bicara. Ucapan Kak Ari membuat semua kenyataan terasa lebih indah. Laki-laki yang sedang memeluknya erat itu adalah suaminya. Salsa sudah menjadi istri.
Salsa pun tersenyum dan menatap Kak Ari. Suaminya itu tak membuang waktu lagi untuk merengkuh Salsa dan mengecup mesra bibir sang istri.
Perlahan tapi pasti, Kak Ari menggiring Salsa ke atas ranjang. Setelah itu ia lepaskan kecupannya dengan lembut. Mereka duduk dengan wajah saling berhadapan. Kak Ari pun mendekati Salsa.
"Kak ..." kata Salsa nyaris berbisik.
"Ya?" Tanya Kak Ari sambil mengusap rambut Salsa.
"Sebelum tidur tuh baca doa, biar bisa cepet tidur dan ngga kebanyakan berkhayal," ledek Salsa. Kak Ari yang tadinya sedang manis tersenyum langsung mengernyit.
"Ini bocah satu ngeselin amat sih, orang lagi romantis juga!" Keluh Kak Ari.
Salsa tiba-tiba memeluk Kak Ari dan membuat sang suami baru terpaku.
"Gimana? Udah mulai nyaman nggak sama kenyataan? Udah mirip kan sama bayangan Kak Ari?"
Kak Ari tersenyum lagi, lalu dengan sigap menidurkan Salsa sambil menahan kedua lengannya. Salsa terpekik kaget, tapi ada senyum yang terbit di wajahnya.
"Kurang anggota barunya nih ..." goda Kak Ari. Ia pikir perempuan yang sedang berada di bawahnya itu akan salah tingkah.
"Yuk," Salsa malah menjawab mantap.
"Yuk?" Kak Ari mengerutkan alis, tapi senyumnya mengembang. Ia mendekatkan wajahnya kembali dengan wajah Salsa.
"Buruan dibikin. Biar Kak Ari ngga usah ngayal lagi dan bisa nemenin Salsa di dunia nyata," jawab Salsa.
Kak Ari menarik nafas, desiran yang tadi terasa di jantungnya sudah berubah menjadi desakan yang menggebu.
Malam itu Kak Ari dan Salsa tidak tertidur. Mereka menikmati kemesraan dengan cara yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
Salsa memegang komitmen bahwa sesulit apapun masa depan mereka nantinya, ia tidak akan melupakan malam itu.
Ucapan Kak Ari, sentuhan laki-laki itu, dan bagaimana dia memperlakukan Salsa... Salsa ingin terus mengingatnya.
Itu adalah malam dimana Salsa mengucap syukur berulang-ulang karena setelah banyak hal yang terjadi, laki-laki yang dikejarnya habis-habisan kini telah menjadi miliknya. Terbukti dengan ucapan yang selalu diserukan Kak Ari malam itu,
"I love you, Sa!"
I love you too, my lovely crush...
THE END
***
Haloooo...
Akhirnya, setelah rehat tiga bulanan, ceritanya Salsa dan Kak Ari sudah sampai di penghujung!!
Terima kasih banyak buat kalian yang sudah mengikuti cerita ini dan selalu kasih bintang di setiap bab. Aku terharuuu...
Ceritanya Salsa ini adalah cerita dengan komentar terbanyak dari semua cerita yang pernah kubuat. Karena kalian, aku jadi punya kepercayaan diri dan semangat untuk terus nulis.
Boleh dong tambahin komentarnya lagi di sini, kesan dan pesan apa yang mau disampaikan ke Kak Ari dan Salsa?
Apa bagian favorit kamu di Chasing Crush?
Jangan lupa tinggalin jejak kembali yaa.. aku bakalan muncul lagi dengan cerita yang lain. Pastinya akan seru dan penuh dengan kegemasan!
See you guys soon...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top