Chase Me #1
Chase Me #1
Sheena mengusap peluh yang mengalir di keningnya. Dilepasnya topi pandan yang semula menutupi kepalanya, menggunakannya sebagai kipas. Kacamata hitamnya tetap dipakai untuk melindungi kedua matanya dari silaunya matahari.
Entah pengaruh pemanasan global, atau dirinya yang tidak terbiasa berada di luar ruangan, ia merasakan suhu panas yang menyengat di kulitnya terasa semakin menggigit. Padahal ia telah berencana sun bathing setelah tur di tempat budidaya kerang mutiara bersama teman-teman sesama karyawan PT Mutiara Persada. Nampaknya ia harus segera mengurungkan niatnya itu jika tidak ingin kulitnya berakhir gosong, alih-alih menjadi tanned yang seksi dan eksotis.
Acore Pearl Farm yang menjadi tujuan pertama mereka ketika menginjakkan kaki di Lombok telah nampak di depan mata. Perjalanan wisata kali ini tidak bisa dibilang murni berwisata. Karena gathering tahunan kali ini diadakan di Lombok, maka tur ke tempat budidaya tiram dimasukkan ke dalam susunan acara.
Acore pearl farm merupakan tempat pemasok utama mutiara budidaya PT Mutiara Persada. Nantinya mutiara hasil budidaya di pearl farm akan diolah menjadi perhiasan di pabrik yang terletak di Bekasi. Sedangkan kantor pusat yang juga merupakan butik PT Mutiara Persada di mana Sheena bekerja berlokasi di Jakarta Utara.
"Eh, beneran ya nanti akan ada rolling karyawan?" tanya Arni kepada Wati.
"Maksudnya?"
"Beberapa karyawan di Jakarta mau dipindahkan ke sini. Sementara aja. Semacam magang, gitu."
"Masa sih?"
"Kebijakan baru, Mbak. Soalnya kan ada pergantian direksi, jadi dengar-dengar akan ada penyegaran dalam perusahaan. Termasuk pertukaran karyawan."
"Tapi nggak masalah sih kalau dipindahin ke sini, kan saya masih single. Sepertinya memang yang dipindahkan ke sini hanya yang masih lajang gitu, Mbak."
Sheena mencuri dengar percakapan antara kedua karyawan di divisi Purchasing, divisi tempatnya bertugas. Entah percakapan mereka fakta atau gosip, ia belum bisa menyimpulkan. Perusahaan tempatnya bekerja itu memang bukan perusahaan besar. Tetapi pemiliknya, memiliki bisnis utama di bidang resor dan hotel. Jadi, bisa dikatakan bisnis tersebut merupakan bisnis sampingan.
Kalau karyawan yang akan dipindahkan masih lajang, berarti ia masuk hitungan dong. Kalau sistemnya magang, hal itu bukan masalah sih. Ia juga butuh suasana baru. Lagipula kalau hanya magang, paling lama setahun di Lombok, juga bakal balik lagi ke Jakarta.
Apapun kebijakan perusahaan, ia hanya bisa mengikuti alurnya sambil berharap bahwa keputusan yang diambil tidak akan merugikan siapapun.
"Selamat datang di Acore Pearl Farm. Mari, Bapak dan Ibu, silahkan masuk."
Kedatangan mereka disambut oleh Pak Ian Susanto selaku manajer Acore Pearl Farm. Mereka lalu diperlihatkan proses budidaya mutiara sambil dijelaskan oleh Pak Ian.
"Pertama, proses pembenihan. Bayi kerang yang ini masih berusia dua bulan. Baru saja dikeluarkan dari laboratorium."
Sebetulnya, Shenaa sudah cukup paham mengenai proses budidaya tiram dimulai dari pembenihan hingga proses terbentuknya mutiara yang siap diolah menjadi perhiasan. Pada saat ia melamar pekerjaan di perusahaan itu, para pelamar diminta mempersiapkan diri untuk tes pengetahuan tentang proses budidaya kerang mutiara.
Sheena masih manggut-manggut mendengarkan penjelasan Pak Ian, ketika ponselnya berdering. Suara Raya, sahabatnya terdengar.
Sheena menyingkir sejenak untuk menerima telepon.
"Lo di mana sekarang?"
"Gue baru aja mendarat di bandara. Lo di mana?"
"Gue lagi di tempat budidaya kerang mutiara."
"Eh, lo tau nggak, gue ketemu siapa?"
"Siapa? Gebetan baru lo?"
"Ihh bukanlah."
"Gue ketemu seseorang." Tidak lama terdengar suara cekikikan. "Lo masih ingat kan sama Kak Radit?"
"Radit siapa sih?"
"Kak Raditya Bhagawanta."
Apa?
***
Radit melongok Vacheron Constantin Overseas Ultra Thin di pergelangan tangan kiri.
Harus berapa lama lagi ia menghabiskan waktu dalam perjalanan menuju ke Lombok? Ia kini duduk di bussiness class lounge Soekarno-Hatta Terminal 3 dalam keadaan setengah mengantuk, menunggu giliran masuk ke dalam pesawat.
Perjalanan dari Jakarta ke Lombok tidak seberapa jauh.
Perjalanan dari Edinburgh ke Jakarta yang luar biasa lama.
Ia bahkan belum genap setengah hari berada di Jakarta, ketika papa memintanya bertolak ke Lombok untuk berlibur bersama mereka di Senggigi. Papa sempat membahas rencana investasi tanpa menjelaskan lebih rinci karena papa hanya ingin membahasnya setelah bertemu Radit secara langsung.
Sebelumnya, kakaknya, Ravindra sempat menanyakan jika Radit tertarik untuk membantu papa berinvestasi di bidang pariwisata di Lombok. Radit belum mengiyakan karena ia masih nyaman bekerja di Edinburgh. Ia bekerja sebagai manajer hotel di daerah St. Andrews Square selama dua tiga tahun terakhir setelah sebelumnya menetap di Hongkong.
Kepulangannya ke Indonesia kali ini adalah sebuah panggilan mendadak. Ia belum tahu pasti, apa yang papa rencanakan. Tetapi, jika bertemu papa nanti di Senggigi, Radit akan mencoba bernegosiasi. Ia belum ingin menetap di Indonesia mengingat ia masih cukup betah tinggal di Scotland. Tetapi, ia juga tidak bisa membantah perintah papa, mengingat ia sudah tidak pernah pulang selama tiga tahun terakhir ini.
Kepulangannya yang selalu ia undurkan waktunya, bermula ketika papa dan mama berencana mengatur perjodohan dengan beberapa calon yang telah mereka siapkan. Radit tidak pernah suka dengan perjodohan. Jaman sudah modern, sekarang. Jika mau, ia bisa saja mengajak Claire pulang ke tanah air, memperkenalkannya kepada papa.
Sebelum mereka putus.
Radit mendengar panggilan masuk pesawat di departure gate. Jumlah seat yang sedikit mempercepat proses pengecekan boarding pass.
Sampai di kursinya, Radit memilih untuk langsung tidur. Waktu penerbangan sekitar dua jam bisa ia manfaatkan untuk tidur, jadi ketika sampai di Lombok, badannya akan terasa lebih sehat dan bugar.
***
"Aku baru tiba di bandara Lombok, Mi. Iya, pasti dong. Mami tenang aja, aku bakal baik-baik aja kok."
Seorang perempuan yang melintas di hadapan Radit yang terdengar tengah mengobrol, refleks menjatuhkan paper bag yang di tangannya.
"Astagaa. Kok bisa bocor sih?" keluhnya.
Radit menghentikan langkah untuk membantu memunguti barang-barang seperti sandal jepit dan botol minum yang keluar dari paper bag.
"Makasih, Mas." Perempuan berambut panjang berkacamata itu memandanginya sejenak sebelum melepaskan kacamatanya. Wajahnya menunjukkan ekspresi tidak terbaca. Seolah menyelidiki wajah Radit.
"Ini mau ditaruh di mana?" Radit menyodorkan satu sandal jepit yang satunya lagi telah dipegang perempuan itu.
"Kak Raditya?"
Radit memandangi wajah perempuan yang samar mulai ia ingat.
"Rani?"
Ia menggeleng. "Raya, Kak. Ya ampuun, udah puluhan tahun nggak ketemu. Tadinya aku ragu ini Kak Radit. Tapi ternyata benar. Apa kabar, Kak?" Raya langsung berbicara lancar tanpa jeda. "By the way, makasih sebelumnya. Eh, aku udah bilang sebelumnya ya?"
"Maaf, saya salah sebut tadi." Radit akhirnya mengingat nama adik kelasnya itu. Raya mungkin mengingat sosoknya yang bandel dan tukang rusuh. Bukan seorang senior teladan.
"Mau ke Lombok juga, Kak?" tanya Raya. "Ya, aku iseng nanya aja. Karena nggak mungkin juga kan Kak Radit turun di sini trus mau ke Raja Ampat."
Radit tersenyum. "Nanti, abis dari sini baru saya ke Raja Ampat. Nah, kamu sendiri mau ke mana?"
"Mau ke resor di sekitar Pemenang. Ada teman lagi di Acore. Tempat budidaya kerang mutiara. Hmm, Kak Radit masih inget kan teman saya yang namanya Sheena?"
Radit mengerutkan kening. "Saya udah nggak ingat."
Raya tersenyum. "Padahal dulu sempat dibikin keki sama Kak Radit. Itu lho, Sheena yang Kak Radit cium waktu MOS. Masih ingat nggak?"
Jantung Radit mencelos seketika.
Kalau yang satu itu, tentu saja ia tidak lupa.
"Iya, Na. Gue udah mau naik taksi kok. Nanti lo hubungin aja kalo udah sampe di resor."
Radit melihat lagi jam tangannya. Dengan tangan lainnya, ia mengambil XS Max dan mengetikkan lokasi yang ingin dicarinya di Google Maps.
"Jauhan Acore berarti daripada Senggigi," simpul Radit setelah mengecek lokasi. "Jadi, tadi kamu bilang kalian mau nginap di resor mana?"
***
Tes dulu yaa...
Off The Cuff ep 7, tayang besok pagi :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top