Day 13

Quest Day 13:

Genre Utama: Teenlit

Sub Genre: Romance

Prom Night yang Tak Terduga

Ellie melangkah dengan lesu menuju pintu gerbang sekolahnya. Malam ini adalah malam prom night yang terpaksa harus ia hadiri. Gaun indah berwarna biru muda melingkupi tubuhnya, lengkap dengan renda-renda yang memberi kesan anggun. Rambutnya ditata rapi, dihiasi tiara imitasi. Semua itu adalah hasil karya ibunya yang ingin Ellie tampil maksimal, meski Ellie sendiri tak begitu mengharapkannya.

Saat Ellie hendak membuka pintu gerbang, tiba-tiba seberkas cahaya putih menyilaukan menyelimuti dirinya. Ketika cahaya itu menghilang, Ellie mendapati dirinya berada di tempat yang sama sekali berbeda. Bukannya di aula sekolahnya, ia kini berada di sebuah ruangan luas dengan dekorasi kuno. Para tamu mengenakan pakaian yang aneh, seperti yang ia lihat di film-film sejarah zaman Victoria.

Ellie panik. Ia tak tahu di mana ia berada dan bagaimana ia bisa sampai di sini. Saat ia berusaha mencari jalan keluar, seorang pemuda tampan dengan rambut cokelat ikal mendekatinya.

"Maaf, Nona," kata pemuda itu dengan sopan. "Apakah kau tersesat?"

Ellie mengangguk dengan gugup, mencoba menyesuaikan bahasanya menjadi lebih formal mengikuti gaya sang pemuda. "Ya, aku tidak tahu tengah ada di mana sekarang."

"Kau berada di pesta dansa kota," pemuda itu menjelaskan. "Malam ini adalah malam yang spesial bagi para bangsawan dan masyarakat kelas atas."

Ellie semakin was-was. Ia ingin segera kembali ke zamannya sendiri.

"Aku ingin pulang," kata Ellie dengan suara gemetar.

Pemuda itu tersenyum. "Aku bisa membantumu, Nona. Tapi, ada satu syaratnya. Kau harus menikmati pesta ini terlebih dahulu."

Ellie ragu. Ia tidak ingin menari dengan orang-orang asing di tempat yang asing pula. Tapi, ia ingin segera kembali ke rumah.

"Baiklah," kata Ellie akhirnya. "Aku akan mencobanya."

Pemuda itu tersenyum lebar. "Bagus! Namaku Vik," katanya sambil mengulurkan tangan. "Dan kau?"

"Ellie," jawab Ellie sambil membalas uluran tangan Vik.

Vik mengajak Ellie ke lantai dansa. Musik klasik mengalun dengan indah, dan para tamu menari dengan penuh semangat. Ellie awalnya merasa canggung, tapi Vik membantunya melangkahkan kakinya mengikuti irama musik. Benar-benar pemuda 'berkualitas'.

Seiring waktu, Ellie mulai menikmati pesta itu. Vik mengajaknya berkenalan dengan orang-orang, mengajarinya bersikap ramah. Bukan tanpa tujuan tentunya. Vik menjelaskan mengenai status mereka juga koneksi yang mungkin bisa didapatkan Ellie jika bisa disukai oleh mereka. Vik mengatakan, itulah gunanya pesta dansa sosial di kota.

Saat tengah menari dengan Vik, Ellie tiba-tiba merasa pusing dan seluruh tubuhnya terasa ringan. Ketika ia membuka matanya, ia kembali berada di depan pintu gerbang sekolahnya. Pesta prom night masih berlangsung, dan teman-teman sekolahnya terlihat masih asyik menari dan bercanda tawa.

Ellie lega. Ia telah kembali ke zamannya sendiri. Ia tak tahu bagaimana ia bisa berpindah ke era Victoria, tapi ia bersyukur telah bertemu Vik dan mengalami petualangan yang tak terduga itu.

Ellie memasuki aula prom night dengan perasaan yang berbeda. Ia tak lagi merasa sungkan. Kini ia tahu apa yang harus dilakukannya untuk memanfaatkan pesta tersebut.

Ellie sadar bahwa pengalaman ganjilnya di era Victoria telah mengubahnya. Ia belajar bahwa bersosialisasi lewat acara semacam itu punya manfaat berjejaring (mencari koneksi) yang sebelumnya tak ia sadari. Ia juga belajar untuk lebih terbuka dan berani mencoba hal-hal baru.

Prom night Ellie tahun ini mungkin tidak seperti yang ia bayangkan, tapi malam itu akan selalu menjadi kenangan yang tak terlupakan. Malam di mana ia bertemu pemuda mempesona bernama Vik serta belajar arti lebih sebuah pesta.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top