2.

"Aku tahu ini terdengar berlebihan, aku baru mengenal Peter selama 10 menit lamanya," Tony tampak menatap tajam kearah semua anggota Avengers di depannya dengan tatapan tajam dan serius, "tetapi jika terjadi sesuatu padanya, aku akan membunuh semua orang sebelum aku membunuh diriku sendiri."

Perkataan yang extreme dari Tony membuat semua orang menatapnya heran. Mereka hanya ingin bertemu dengan Peter Parker--anak yang diadopsi oleh Tony dan selalu diceritakan oleh Rhodey yang sekilas terlihat sama protektifnya dengan Tony.

Mereka penasaran anak bagaimana yang bisa meluluhkan hati dari seorang Tony Stark.

"Jangan berlebihan Tony, kami juga tidak akan melukainya," Steve tampak menatap dengan tatapan aneh pada Tony yang membalas dengan tatapan tajamnya.

"Baiklah, Peter--kau bisa keluar sekarang," Tony menoleh pada satu kamar yang berada didekat sana. Yang terbuka perlahan untuk menemukan anak berambut cokelat berusia 7 tahun itu tampak malu-malu menoleh pada semua orang di ruangan itu.

"W-Whoaaa Kapten Amerika! Hawkeye, Black Widow!" Anak itu menatap kearah semua orang lagi, suaranya melengking dan tampak kaki kecilnya berlari kencang hingga berada di dekat mereka, "a--aku tidak percaya bisa melihat kalian semua. Ba--bagaimana ini, aku sangat gugup! Mr. St--dad, apa yang harus kulakukan?! Cap, boleh aku melihat perisaimu? Boleh aku menyentuhnya?"

Dan sikap dari Peter cukup membuat semua orang tampak sedikit sweatdrop sebelum suasana menjadi cair karena Peter memang sangat mudah berbaur dengan orang yang ia anggap idolanya ataupun yang tidak berbahaya.

Saat mereka tampak berbincang dengan santai, Peter melihat kearah satu orang lagi yang tampak tidak begitu membaur dengan yang lainnya. Dan matanya membulat sempurna.

"Ka-kau--"

"Aku tidak menyangka kau akan mengenal Hu--"

"OMG! Ka--kau dr. Bruce Banner! Aku membaca beberapa buku anda dan aku tidak bisa berhenti membacanya! Kau dan juga Mr. Sta--maksudku dad adalah idolaku selain Avengers!" Tidak akan ada yang mengira jika anak itu akan mengidolakan seorang Bruce Banner dan bukan Hulk. Dan Bruce yang awalnya sedikit waspada karena takut akan melukai anak itu tampak tersenyum.

Dan hari itu, mereka menghabiskan waktu bersama-sama hingga Peter tampak menguap dan Tony memutuskan untuk membawanya ke kamarnya untuk tidur.

"Untuk kali ini," Steve yang berbicara, "aku setuju dengan Tony."

.
.

"Tenanglah Peter, semua akan baik-baik saja. Tidak akan ada yang tahu tentang Spiderman dan semua hal yang berkaitan dengan itu."

Ned tampak menenangkan sahabatnya itu, hari kedu setelah pengumuman wisata dadakan itu dan ia sudah panik setiap hari saat memikirkan hal itu. Ned memang salah satu dari dua orang yang mengetahui identitasnya sebagai Spiderman. Salah satu lainnya adalah MJ yang secara kebetulan mendengar mereka berbincang.

Namun, keduanya sama sekali tidak tahu tentang kenyataan Tony Stark bukan hanya tutornya namun ayah angkat dari Peter.

"Tetapi aku tahu bagaimana sifat da--Mr. Stark, aku harap ia tidak berlebihan," Peter menghela napas sebelum ia bisa bergerak, sebuah tangan tampak menarik bahunya dan mendorongnya di loker yang ada di samping sana. Peter menyerengit, tampak menoleh pada pelaku.

Tentu saja itu Flash.

Dan Peter menahan diri untuk tidak memutar bola matanya. Ia tidak pernah mencoba berpikir kenapa selalu ia yang dibully oleh pemuda ini. Tetapi tentu ia tidak ingin memancing Flash untuk menggantikan dirinya dengan Ned.

"Oi Penis Parker. Sebaiknya kau segera mengaku kalau kau berbohong tentang Intern di perusahaan Stark. Jadi kau tidak akan mempermalukan dirimu nanti," Flash tampak masih mengeratkan genggaman di bahu Peter. Tentu pemuda itu tidak merasa sakit namun ia sedikit kaget karena ditekan seperti itu, "atau kau akan kabur dan tidak akan muncul saat kita akan pergi ke markas Avengers?"

"A--aku tidak mungkin tidak datang..."

"Hei Flash, berhentilah mengganggunya!" MJ datang seperti kesatria berkuda putih. Saat Thor mendengar penjelasan Peter soal MJ yang selalu membantunya, ia selalu membandingkan MJ dengan para Valkirie. Sebutan untuk para ksatria terhebat yang menjaga Asgard. Dan semua anggotanya adalah wanita.

Peter setuju dengan hal itu mengingat MJ selalu mengingatkannya pada ksatria berkuda putih.

...

"Tch, kau akan menyesalinya," Flash mendorong keras Peter hingga punggungnya membentur loker di belakangnya. Ned segera menghampiri Peter begitu juga dengan MJ.

"Kau tidak apa Peter? Seharusnya kau membela dirimu. Kau bahkan punya kartu VVIP level Z untuk mengakses semua ruangan di menara Avengers," Ned tampak menatap Peter yang menggeleng dan tampak memegangi bahunya.

"Mereka tidak perlu tahu. Bagaimanapun aku tidak suka menunjukkan hal itu pada orang lain," ia menghela napas dan tampak tertawa pelan menatap kedua temannya.

"Sudahlah, yang terpenting aku baik-baik saja. Dan kalian pasti tidak sabar untuk mengunjungi dua tempat itu kan?"

"Tidak juga, aku hanya tidak sabar untuk bertemu dengan Black Widow. Kuharap ia ada dan aku bisa menemuinya," MJ tampak mengatakannya dengan semangat dan menatap Peter dan Ned.

"Kurasa mereka sedang tidak ada misi. Ia akan datang," Peter tahu jika para Avengers tidak akan meninggalkan menara jika tidak ada keperluan khusus, membeli makanan, atau rencana yang sudah mereka rencanakan beberapa bulan sebelum ini. Dan yang Peter tahu, mereka tidak memiliki rencana apapun bulan ini.

.
.

"Ayahku adalah salah satu petinggi di perusahaan Stark. Ia sering berhubungan dengan Pepper Potts," Flash membanggakan dirinya saat berada di bus yang akan mengantarkan mereka ke wisata sabtu itu. Peter tampak hanya duduk diam sambil membaca buku di tangannya dan di sampingnya Ned dan juga MJ sama-sama tidak tertarik menyombongkan diri seperti yang dilakukan Flash.

Peter sendiri berpikir jika memang ia pernah mendengar nama Thompson di kantor ayahnya. Bagaimanapun ia masih lama untuk menjadi penerus perusahaan itu, namun ia sudah banyak mempelajari apapun yang bisa membantu kelak saat ia meneruskan perusahaan itu dari Tony. Lagipula, yang ia ingat Mr. Thompson berbeda dengan Flash. Pria itu sangat baik dan berbakat, Pepper juga cukup bisa mengandalkannya.

"Ada apa Penis Parker? Kau gugup karena mungkin saja ayahku membocorkan kebohonganmu," Flash menoleh pada Peter yang tampak baru sadar dari lamunannya dan hanya menunduk. Kalau sampai ia bertemu dengan Mr. Thompson, pria itu juga akan mengenalinya sebagai Peter Stark.

Dan ia hanya bisa menunduk dan mencoba untuk tidak mencari masalah. Ia juga harus menghindar dari Flash sebelum Avengers tahu jika ia dibully oleh Flash.

.
.

"Baiklah, aku ingin kalian bersikap sopan pada mereka. Dan jangan membuat keributan," guru yang mendampingi tampak menoleh pada semua murid yang ada di dalam bus itu. Peter menghela napas, ia tidak yakin siap dengan apa yang akan terjadi.

"Kau tinggal disini setiap hari Peter?" MJ tampak berbisik dan menoleh pada menara Avengers di depannya.

"Tidak, ayahku membelikanku sebuah apartment di Queens agar aku tidak terlambat sekolah. Ned sering mengunjunginya," Peter menggeleng dan tampak berjalan sebelum Flash mendorongnya dan membuatnya terjatuh karena kaget.

"Minggir Penis Parker! Aku yang jalan duluan," Flash tampak berjalan dengan semua temannya dan tampak menertawai Peter yang dibantu berdiri oleh Ned dan juga MJ.

"Flash, jangan mulai," guru itu tampak menatap Flash dan memperingatinya, namun hanya sebatas itu. Ia berdiri di depan pintu dan tampak bingung bagaimana cara untuk membukanya atau masuk ke dalamnya.

"Uh," Peter berbisik sambil melihat sekeliling, "Fri, bisa bukakan pintu?"

"Tentu Young Master Stark," Peter tampak menunduk saat mendengar suara dari Friday yang menggema memanggil namanya membuat semua orang menoleh sekeliling dengan tatapan bingung. Lagipula bagaimana mungkin Tony Stark ada disini, dan kenapa suara misterius itu memanggil dengan sebutan tuan muda? Siapa yang diajak berbicara? Dan semua pertanyaan yang tidak terucap.

Sementara Peter hanya menepuk dahinya. Ia tidak mengerti kenapa Friday yang sudah biasa memanggilnya Peter sekarang memanggil dengan nama 'Tuan Muda'.

'Dad,' ia menghela napas dan Ned serta MJ tampak menatap dengan tatapan simpatik.

"Aku punya firasat buruk akan hal ini," Peter bergumam dan tampak menghela napas, berjalan di barisan belakang bersama dengan Ned dan MJ yang berjalan sambil membaca buku.

.
.

Semua orang menuju ke depan Lift, dan tampak mengantri karena banyaknya orang yang datang hingga harus terbagi menjadi beberapa kelompok. Dan kelompok yang belum naik hanyalah Peter, Ned, MJ, dan Flash serta teman-temannya yang entah kenapa tidak naik terlebih dahulu.

"Oke, saatnya naik," saat Flash dan yang lainnya sudah masuk ke Lift dan Peter akan masuk juga, Flash segera mendorongnya kuat hingga ia terjatuh ke belakang tepat saat pintu lift tertutup.

"Sampai jumpa loser!" Dan meninggalkan Peter disana bersama Ned dan juga MJ. Ia hanya menghela napas, tentu saja ia tidak akan kewalahan untuk menuju kearah atas. Lagipula ada lift khusus lainnya yang bisa ia gunakan.

"Kau tidak apa Peter?"

"Ya, kita gunakan saja lift khusus disana Ned," Peter tampak berdiri dan berjalan menuju ke lift lainnya yang ada disana. Ia menekan tombol untuk menunggu lift turun dan saat terbuka, ia menemukan dua wanita yang berdiri dan sedang berbincang disana.

Natasha Rmanoff.

"Aunt Nat? Kau mau kemana?" Peter tampak memiringkan kepalanya, dan keduanya tampak hanya tersenyum.

"Aku baru saja akan menemuimu, tetapi kau sudah akan naik. Ayo, kalian berdua juga," Natasha menatap kearah kedua sahabat Peter yang mematung. Tentu saja karena seorang superhero perempuan ada di depan mereka. Terutama MJ yang tampak menghentikan membaca bukunya karena melihat Black Widow didepannya.

"Kau tahu aunt Nat, MJ sangat kagum padamu dan tidak sabar untuk bertemu denganmu," Peter tampak berjalan ke dalam lift, dan terkena sikutan kearah pinggangnya dan MJ. Dan saat ia masuk dan pintu akan tertutup, Peter bersumpah mendengar suara teriakan entah darimana asalnya.

.
.

"Hahaha, kau lihat Penis Parker itu?! What a loser!" Flash tampak menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Dan menyenderkan badannya di dinding lift. Semua teman-temannya juga tampak menertawai apa yang terjadi pada Peter, "hei robot, apakah kau tidak bisa lebih cepat lagi?"

...

"Hei, kau mendengarkanku?!"

"Mengaktifkan mode darurat."

"Mode ap--" dan lift tampak jatuh bebas sebelum Flash bisa menyelesaikan kata-katanya. Dan tentu saja untuk menghindari kecelakaan fatal, lift segera berhenti mendadak satu lantai sebelum ia jatuh di lantai dasar. Dan itulah sumber dari teriakan yang didengar oleh Peter tadi.

.
.

"Nice work Brucey," Tony dan Bruce memperhatikan dari CCTV yang terpasang hampir semua sisi dari menara Avengers selain kamar para Avengers termasuk Peter dan beberapa ruangan pribadi. Tentu saja yang mengaktifkannya sendiri adalah... Bruce.

Ya, bukan Tony yang mengaktifkan mode darurat itu namun Bruce Banner yang menurut Peter adalah pamannya yang paling waras dan merupakan idolanya selain Tony yang bukan seorang superhero. Terlepas dari Hulk tentu saja.

"Aku hanya tidak sengaja menekannya," jawabnya dengan nada tidak bersalah dan tertawa. Padahal, mode darurat yang dimaksud memiliki tombol yang besar dengan warna merah dan juga gambar tengkorak. Jaraknya saja sangat jauh dari jangkauan tangan Bruce jika ia mengatakan jika itu adalah ketidaksengajaan.

"Entah kenapa aku mendengar nada sarkasis dari suara anda Mr. Banner," Vision yang juga berada disana tampak memperhatikan bagaimana anak-anak itu berteriak dan hampir saja mengompol saat lift berhenti.

"Siapa yang ingin memulai rencana duluan?" Tony bertanya pada orang-orang yang ada disana.

"Clint/Mr. Barton," jawab Vision dan juga Bruce bebarengan.

To be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top