99
lagi ya...
.
.
.
chanyeol mendorong kursi roda dimana putri duduk dengan perlahan menuju ke sebuah ruangan yang sedikit tersembunyi di rumah sakit besar itu.
'KAMAR JENAZAH'
pintu ruangan itu dibuka oleh seorang perawat yang memakai masker, begitu pintu ruangan terbuka.. hawa dingin yang menusuk langsung terasa di tubuh putri. kamar itu begitu dingin dan sunyi. perawat itu segera menuju ke sebuah lemari besar dengan banyak pintu disana. tangannya menarik sebuah pintu dimana putri dan chanyeol tak jauh dari sana. dia membawa sesuatu yang begitu kecil di tangannya.
"ini janin anda nyonya..."
hati chanyeol sekali lagi dibuat lolos dari tempatnya, saat dia melihat kembali sang janin untuk kedua kalinya saat itu. tangannya bergetar namun dia berusaha keras untuk menahan itu semua. demi putri, dia harus bisa kuat dan menjadi penopang yang kokoh untuk istrinya.
tangan kecil putri terulur dan menerima dua janin anaknya yang diberikan oleh sang perawat yang kemudian pergi menjauh untuk memberi ruang pada putri dan chanyeol. tak ada air mata dari putri disana. dia hanya diam memandangi dua janin yang sudah hampir membeku karena suhu ruangan yang sangat dingin. tangannya menyentuh janin itu dan matanya terpejam.
benar benar tak ada air mata yang mengalir dari putri saat itu, tak ada isakan atau pun teriakan yang chanyeol khawatirkan. hingga, chanyeol perlahann mendekat. berlutut dan mensejajarkan posisi tubuhnya dengan putri, dia meraih tangan putri dan menatap lekat istrinya. sorot matanya kosong.
"sayang.."
"..."
"sayang, kamu gak apa apa kan?"
"ini anak kita ya"
"iya sayang, aku akan segera mengurus pemakaman mereka setelah ini"
"jantungnya, di sebelah mana chan"
"apa?"
"jantungnya.. ada di sebelah mana jantungnya..."
"mungkin, di.. sini?"
ucap chanyeol terbata sambil menunjuk ke satu sisi di bagian tubuh janin kecil itu. secara tiba - tiba, putri mendekatkan janin nya ke kepalanya. dia segera mengarahkan telinganya ke arah yang ditunjuk chanyeol dan menempelkan nya disana seolah sedang mendengarkan sesuatu.
"gak ada suaranya lagi ya"
"sayang, mereka sudah meninggal. jadi jantung mereka juga sudah berhenti berdetak"
putri diam, dia kemudian menatap lagi ke arah janin itu. memeluk mereka erat dan bahkan menciumnya. membuat hati chanyeol terasa begitu sakit melihat istrinya.
"sayang..."
"kenapa mereka gak dikasih baju chan? disini dingin, nanti mereka masuk angin kan"
chanyeol meremas tangan putri dan mulai memeluk putri, dia tahu mental putri sedang sangat terguncang sekarang. tingkah dan perilaku nya yang membuatnya yakin 100% akan hal itu. dia mengusap lembut rambut putri.
"mereka.. sudah gak ada sayang, sama kayak baby channie.. mereka, sudah meninggal. jadi, mereka gak butuh baju apapun lagi ya... kamu ngerti kan?"
putri sama sekali tak merespon ucapan chanyeol, pandangan matanya kosong dan terlihat hampa. dia terus menerus menatap ke arah si kembar. tapi, tak ada satupun air mata disana.
"udah ya.. kita keluar sekarang, badan kamu udah dingin semua. besok kita kesini lagi, sebelum mereka di kuburkan ya..."
sekali lagi putri sama sekali tidak merespon ucapan chanyeol atau memandang ke arah suaminya itu. pandangan matanya, sorot matanya... semua nya terasa sangat kosong dan sangat hampa. hati chanyeol seperti tertusuk ribuan pisau melihat kondisi putri. ini yang dia takutkan selama ini, kondisi mental putri yang harus kembali kehilangan anak yang dikandungnya. itu akan benar benar membuat dirinya hancur dan terpuruk.
.
.
--Skiipp--
"kesedihan yang sangat dalam dan begitu besar, hingga air mata atau pun reaksi apapun sudah tak bisa lagi di keluarkan oleh putri sekarang. dia merasa kehilangan yang besar tapi dia berusaha kuat, hingga dia sulit mengekspresikan situasi hatinya yang terguncang hebat sekarang ini"
"apa.. yang harus aku lakukan sekarang?"
dokter park menghela nafas, dia melihat ke arah putri yang terus diam sambil menatap ke arah jendela di luar. jari jari kecilnya memainkan ujung bajunya terus menerus, seperti berusaha menenangkan dirinya sendiri.
"dampingi dia, kuatkan dia... aku akan segera menyiapkan terapi untuk kondisi mentalnya sekarang. tapi, kehadiran mu di sisinya walaupun mungkin dia akan menolak kehadiranmu tapi tetaplah berada di sisinya. kamu sendiri harus bisa menahan segalanya untuk putri."
"akan aku lakukan dokter, apapun untuk istriku. aku akan menahan segalanya sekarang"
ucap chanyeol, dia mendekat ke arah putri dan meraih tangan istrinya. memandang lekat pada putri yang hanya memberi tatapan kosong padanya. tak ada senyum atau reaksi apapun dari istrinya. chanyeol tersenyum getir, mengusap rambut putri perlahan.
"pakai jaket ya, udaranya mulai dingin"
ucap chanyeol, putri hanya meletakkan kepalanya di dada bidang chanyeol tanpa menjawab apapun. dia memainkan jari jari chanyeol dengan jari kecilnya. membuat hati chanyeol terasa semakin sakit sekarang. chanyeol menghembuskan nafasnya perlahan dan meraih jaket miliknya lalu menutup tubuh putri dengan jaket nya dan kembali meletakkan kepala putri di dada nya.
"aku cinta kamu.. arsya juga sangat mencintai kamu, kamu harus kuat ya sayang..."
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
nah lho, putri kok jadi rada sinting ya?
chaaaannn... istrimu kenapa? kamu mau gimana sekarang????
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top