95
Hai
Lanjutkan
.
.
.
Chanyeol menarik tangan Putri dan melajukan mobilnya ke rumah sakit Seoul untuk menemui dokter Kim dan juga dokter Park. Chanyeol sama sekali tak menghiraukan putri yang terlihat masih marah dan terpukul saat ini.
Dia melajukan mobilnya secepat kilat untuk sampai di rumah sakit, selama perjalanan mereka sama sekali tak saling bicara sedikitpun. Hanya ada keheningan dan ketegangan yang terasa disana.
"Kamu boleh membenci aku, tapi apapun yang kamu lakukan padaku tak akan mengubah keputusan yang aku ambil"
Chanyeol segera menemui dokter Kim yang memang sudah menunggu mereka hari itu. Begitu bertemu dokter Kim, chanyeol dengan keyakinan penuh langsung meminta dokter Kim untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Dokter Kim sempat melihat ke arah putri yang masih menunduk lesu
"Apa putri sudah setuju dengan tindakan ini?"
"..."
"Nyonya park?"
"Ya dokter, aku setuju"
Ucap putri lemah sambil menunduk.
.
.
--skiipp--
"Sayang.."
"Biarin aku sendiri Chan"
"Oke.. aku ada di depan, aku selalu mengawasi kamu. Jangan mencoba bertindak yang membahayakan. Aku akan pastikan kamu baik baik saja"
Ucapan chanyeol sangat tegas, putri sampai merinding mendengar ucapan tegas suaminya itu.
"Aku tahu"
.
.
Sejujurnya, chanyeol tak ingin meninggalkan putri sendirian. Dia ingin ada di sisi putri saat ini, tapi dia juga tahu dan sadar penuh jika istrinya memang butuh waktu untuk sendiri. Dia tak mau membuat putri semakin tertekan saat ini dan lebih memaksakan kehendaknya lagi.
'tok tok tok'
Cklek
"Mommy..."
"Arsya? Kok kau bisa kesini sayang?"
"Tamton ajak alca kecini liat mommy"
"Hmm.. samchon mana?"
"Cama papa diluan mommy, mommy tatit ya?"
Ucap arsya sambil melihat infus yang menancap di tangan putri.
"Sedikit sayang, gak apa apa kok"
"Mommy..."
"Ya sayang, Arsya udah makan nak?"
"Udah tadi tamton belikan alca ayam goreng"
Tangan putri menyentuh wajah arsya dan menciumi wajah putra kecilnya yang sekarang berada dipangkuannya
"Mommy jangan tatit.. nanti alca cama ciapa kalau mommy tatit telus?"
"Iya sayang, mommy bentar lagi sembuh kok"
Cupp
"Arsya mau gak bobok disini sama mommy? Peluk mommy disini?"
"Mau mommy.."
Putri membawa arsya ke dalam pelukannya dan menidurkan Arsya di sampingnya lalu mulai menepuk nepuk punggung Arsya sambil mengecup puncak kepala Arsya dan menina bobokan Arsya agar tertidur.
.
.
Chanyeol yang mengintip dari balik pintu kamar putri tersenyum kecil, permintaan nya pada Fariz untuk membawa arsya pada Putri adalah keputusan tepat. Dia bisa melihat senyum terukir lagi di wajah istrinya meskipun hanya sesaat dan sekilas, dengan perlahan chanyeol menutup pintu kamar itu dan kembali duduk di depan kamar inap putri.
"Kamu harus kuat, ke depannya akan lebih sulit untuk menghadapi Putri dan segala emosi yang ada dalam dirinya."
"Aku tahu Hyung.."
"Maaf tuan chanyeol? Dokter Kim meminta untuk bertemu dengan anda sekarang"
Chanyeol langsung mengernyitkan keningnya dan menatap Fariz yang juga terlihat bertanya tanya. Tapi, dia akhirnya tetap melangkahkan kakinya ke ruangan dokter Kim tentunya dengan hati yang berdebar.
'tok tok tok'
"Dokter mencari saya?"
"Chanyeol duduklah dulu sebentar"
"Ada apa dokter?"
"Chanyeol.. tadi aku sempat melakukan USG terakhir pada Putri kan?"
"Benar, lalu ada apa dokter? Apa ada masalah lagi?"
"Hmm.. chanyeol, putri ternyata hamil anak kembar chanyeol.. dari hasil USG terakhir terlihat jika janinnya membelah menjadi dua yang artinya janin nya adalah anak kembar"
"Anak saya kembar?"
"Benar, jika kita menggugurkan kandungan putri.. artinya, kita tak hanya membuang satu nyawa saja, tapi dua nyawa sekaligus. Ini akan memperburuk kondisi mental putri saat ini jika dia mengetahuinya. Dia akan jauh lebih berat menerima kenyataan yang ada"
Degg
Jantung chanyeol terasa tertusuk ribuan pisau sekarang, anak kembar? Dia memutuskan untuk membunuh anak kembarnya? Ya Tuhan, apalagi ini? Kenapa begitu sulit dan menyakitkan semua yang harus dijalani dan dialami oleh dirinya dan putri?
"Apa.."
"Jangan beritahukan putri tentang ini dokter, rahasiakan hal ini dari istriku"
Ucap Chanyeol mengakhiri pembicaraan nya dengan dokter Kim, dan dia meraup kasar wajahnya seraya menghembuskan nafas dengan cukup kasar hingga membuat dokter Kim khawatir
"Maafkan aku sayang... Maafkan aku.."
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top