92

Aku lanjut lagi

.

.

.

chanyeol melangkah dengan gontai ke arah kamar nya dan putri. dia membuka pintu perlahan dan melihat istrinya masih terlelap disana. pelan pelan dia mendekat dan membaringkan tubuhnya di sisi putri. tangannya merengkuh kepala putri dan diletakkan di lengan kekar miliknya, dia merengkuh tubuh putri dalam pelukan nya dan mulai memejamkan matanya.

"aku cinta kamu sayang..."

ucap chanyeol lirih sebelum dia benar benar terlelap ke alam mimpi.

.

.

--Skiipp--

pagi itu, waktu masih subuh dan fariz sudah membawa arsya pergi dari rumah chanyeol. hal itu, diputuskan karena pagi itu juga chanyeol akan membawa putri bertemu dengan dokter park.

"papah... alca mau nginep di tempat tamton?"

"iya sayang.."

"mommy mana?"

"mommy masih tidur, mommy masih sakit jadi mommy gak bisa antar arsya. gak apa kan?"

"mommy tatit apa pah?"

"cuma pusing sayang"

"alca mau tium mommy"

chanyeol menggendong arsya menuju kamarnya, dia mendekatkan arsya ke putri membiarkan malaikat kecilnya itu memeluk putri dengan erat. gerakan arsya tentu saja membangunkan putri saat itu juga

"mommy..."

"arsya udah bangun nak?"

"alca mau ke tempat tamton"

"samchon?"

chanyeol memberi isyarat melalui matanya pada putri hingga putri mengerti dan bangkit lalu membawa arsya dalam pangkuannya.

"iya paa tamton mommy..."

"oh.. iya, arsya mau di ajak liburan sama samchon nanti"

"mommy cakit?"

"iya.. mommy gak enak badan sedikit"

"cudah minum obat?"

"sudah sayang.."

"mommy halus bobok ya.."

putri mengangguk kecil, dia memeluk erat arsya dan air matanya kembali mengalir saat merasakan tangan kecil arsya memeluk dirinya. 

"alca mau cama mommy"

"arsya.. sama samchon dulu ya.. mommy mau berobat dulu"

"lama?"

"enggak sayang, sebentar aja..."

"don't cry mom... i love you"

arsya mengusap air mata putri dengan jari kecilnya yang justru membuat putri semakin berderai dan terisak mendapat perlakuan manis dari putra kecilnya itu. hatinya menghangat tapi juga terasa sakit di saat yang sama.

"i love you too sayang.. jangan nakal di tempat samchon ya"

"oke mommy..."

cupp

arsya tersenyum setelah memberikan ciuman untuk putri. chanyeol sendiri menahan tangisnya melihat interaksi antara arsya dan putri, dia mendekat dan kembali menggendong arsya untuk di antar ke tempat fariz berada meninggalkan putri yang masih menahan tangis nya.

.

.

--Skipp--

cklek

"kenapa kamu harus pisahin aku sama arsya?"

pertanyaan itu sudah di antisipasi sebelumnya oleh chanyeol, putri yang bisa tersenyum di hadapan arsya kini berubah dingin dan datar begitu chanyeol masuk ke dalam kamar.

"aku mau kita selesaikan masalah kita sayang, kondisi kamu gak memungkinkan untuk merawat arsya"

"apa aku seburuk itu di mata kamu? sampai kamu anggap aku sudah gak bisa jadi ibu yang baik untuk arsya dan membiarkan aku terpisah dari anakku sendiri? apa belum cukup kamu meminta aku menggugurkan anak kita sampai harus memisahkan aku dari arsya?"

"ya Tuhan sayang, bukan itu maksud aku"

"terus apa? apa chan????"

"emosi kamu gak stabil sayang, kamu berubah dengan sangat cepat dan menurutku itu nantinya akan mempengaruhi arsya"

"aku ibunya chan..."

"aku tahu sayang, aku tahu.. ini hanya sebentar.. aku mau kamu konsentrasi sama kesehatan kamu dulu sayang"

"tapi enggak dengan cara memisahkan aku dari anakku!!!"

chanyeol diam, dia tahu membantah putri disaat seperti sekarang tak akan berguna. putri sedang kalap dan mudah terbawa emosi. kehamilannya dan kondisi yang melingkupi dirinya saat ini membuat emosi putri benar benar tidak stabil sekarang.

"aku.. keluar dulu, tenangin diri kamu baru kita bicara lagi"

chanyeol keluar kamar dan berjalan ke arah ruang tengah untuk menenangkan dirinya. belum ada beberapa langkah sebelum dia menuruni tangga, hatinya tersentak mendengar sebuah suara keras dari kamar nya.

PRAAAANGGG!!!!

chanyeol segera berlari kencang dan berusaha membuka pintu kamar yang entah sejak kapan sudah terkunci dari dalam. dia menggedor pintu kamarnya sambil berteriak memanggil putri.

"sayang buka pintunya!!!!"

"..."

"sayang!!! aku mohon, jangan lakukan apapun. buka pintunya!!!!"

BRAAKKK!!! BRAAKKK!!!

chanyeol berusaha membuka pintu kamarnya secara paksa, pikirannya benar benar kalut sekarang, dia merutuki dirinya sendiri yang tadi dengan mudah pergi begitu saja di saat putri sedang kacau.

"PUTRIII!!! buka pintunya!!!!"

"pergi!!!!"

"sayang, aku mohon.. kita bicara baik baik... jangan begini, buka pintunya sayang..."

BRAAKKK!!! BRAKKK!!!!

DUUUAAKKK

pintu akhirnya bisa terbuka dan mata chanyeol membelalak seketika begitu melihat apa yang sedang berada di tangan istrinya saat itu.

"PUTRI HENTIKAN!!!!"

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

aku pengen bikin ini jadi agak panjang ya...

maaf kalau kalian gak suka...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top